21 April 2011

Surat Bunda untuk Rizky


Nak,
Perjuangan ini bukanlah tanpa arti. Perjuangan ini hanya agar kau mengerti, bahwa hidup ini tak semudah yang kau bayangkan.

Nak,
Bunda tahu kau selalu ingin dekat denganku. Bunda pun mengerti bahwa kau membutuhkanku di tiap waktumu. Bunda pun demikian nak. Namun maafkan bunda....
Mungkin aku belum bisa menjadi bunda yang seutuhnya buatmu. Seringkali kutinggalkan kau dirumah dengan anggota keluarga yang lain, bukan karena apa, melainkan karena bunda pergi untuk memenuhi sebagian kebutuhanmu dan menunaikan kewajibanku demi masa depan kita bersama. Kuharap kau mengerti nak. Baik-baiklah kau dirumah saat bunda jauh darimu. Izinkanlah bunda mengorbankan sedikit kebersamaan kita, untuk suatu hal yang mungkin akan kau pahami suatu saat nanti.

Tak jarang pula, yang seharusnya aku bisa pulang lebih awal, namun lagi-lagi, karena aku masih harus memenuhi sebagian kebutuhanmu, maka terpaksa aku menerima tawaran kerja lain. Yang pada akhirnya membuat waktuku terus mengulur panjang diluar sana, dan hanya menyisakan waktu malamku yang tak banyak, hanya untuk sekedar menemanimu tertawa bersenda gurau, sampai akhirnya kau tertidur lelap.

Nak,
Asal kau tahu, tak jarang aku harus melawan rasa kantukku yang tak tertahankan hingga membuatku sering terlewat saat harus turun di depan kampus. Itu semua tak menjadi masalah buatku, asal aku bisa selalu ada untukmu disaat kau membutuhkanku, itu sudah menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri dihatiku.

Nak,
Apa kau tahu? Kau adalah titipan terindah dari-Nya. Amanah ibumu, yang telah lebih dulu pulang keharibaan-Nya. Sehat-sehat ya sayang? Bunda selalu doakan agar kau senantiasa dalam lindungan Yang Kuasa. Sebab saat melihatmu tengah tak sehat, sebenarnya andai kubisa, ingin sekali rasanya aku menggadaikan kesehatanku demi kesembuhanmu. Apapun akan aku lakukan demi dirimu. Demi kebahagiaanmu, dan demi kehidupan yang layak buatmu.

Kau mungkin sudah tak bisa lagi merasakan kasih sayang ibumu, tapi aku janji nak, aku akan selalu berusaha untuk bisa menjadi seorang bunda yang baik untukmu. Aku akan berusaha untuk mencurahkan seluruh kasih sayangku buatmu, agar kau merasa tak pernah kehilangan kasih sayang seorang ibu.

Nak,
Kaulah yang kini menjadi alasan terkuat mengapa sampai saat ini aku harus tetap bekerja keras. Karena kaulah yang menjadi prioritasku saat ini. Suatu saat nanti kau pun akan mengerti, bahwa hidup ini akan berakhir pada suatu keadaan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya, jika kau mau berusaha dengan ikhlas, sabar, dan selalu bersyukur. Jadilah anak yang shalih, cepat besar ya sayang? Bunda akan selalu menyayangimu Rizky :)

23:04, Rabu 20/04/2011
(saat menemani Rizky bobo)

Cerita ini diikutsertakan dalam kontes Bahasa Cinta di Atap Biru

1 April 2011

Surat Kecil ke Barzah

Tante, apa kabar?
Aku harap tante selalu baik-baik saja disana, karna kuyakin Allah selalu menjaga tante beserta kakek dan dede Zainab. Tan, kalau boleh aku bercerita, banyak sekali hal yang terjadi dalam kehidupan keluarga kita selepas tante pergi dari dunia ini. Khususnya Rizky. Asal tante tahu, tepat di hari keempat tante dirawat di ICU, Rizky juga sempat dirawat dirumah sakit. Penyakitnya memang tidak terlalu parah, namun rewelnya itu ampun-ampun tan, mungkin karena saking rindunya ia terhadap tante. Alhamdulillah hanya tiga hari saja ia dirawat disana.

Namun takdir berkata lain tan. Tiap malam selepas tante pergi meinggalkan kami, Rizky semakin rewel. Tiap malam jika ia terbangun dari tidurnya, acap kali ia selalu memanggil-manggil tante dengan sebutan ”mama...mama...”. betapa mirisnya hati ini tan, kala mendengar jerit tangisnya yang semakin memilukan hati. Tak pernah ada kata lelah ataupun letih yang menyambangi bibir ini tan karna tiap malam harus terus terjaga karna Rizky yang jarang lelap dalam tidurnya. Meski walau boleh jujur, memang sangat lelah dan ngantuk pastinya, hehehe.

Tan, andai tante bisa melihat dari atas sana, saat ini Rizky tengah sakit lagi. Ia terkena campak sekarang. Keadaannya sangat lemah sekarang tan. Ia enggan makan. Suhu tubuhnya terkadang panas, namun kadang turun. Sudah sepekan berlalu sejak suhu badannya mulai tinggi. Awalnya hanya diminumkan obat penurun panas. Alhamdulillah keadaannya membaik. Namun hari-hari berlalu, suhu tubuhnya kembali meningkat. Hari senin yang lalu ia kubawa ke dokter Suhantoro tan. Obatnya cuma dapat puyer. Setelah diminumkan dua hari, panasnya blum juga mau turun.

Akhirnya hari Rabu sekitar jam dua belas malam, aku dan A Asbi langsung meluncur ke UGD RS. Pasar Rebo tan. Disana Rizky hanya diperiksa dan cek darah. Hasil darahnya negatif tan, ia tak terkena DBD. Namun dokter mengatakan, kemungkinan ia akan campak atau cacar, karena memang di tubuhnya sudah ada bercak-bercak merah disertai bintik-bintik pada awalnya.

Hari kamis kemarin bahkan aku tak masuk kerja tan, lantaran Rizky hanya mau digendong olehku. Tak apalah, yang penting sekarang kesembuhan Rizky yang menjadi prioritasku saat ini.

Tan, andai kau tahu dan bisa mendengar hal ini, sungguh, anak-anakmu sangat merindukanmu. Tak terkecuali aku dan keluarga yang lain. Kalau boleh jujur, sebenarnya kami belum siap untuk kehilanganmu. Namun Allah lebih menyayangimu tan. Sekarang kau tak ada beban lagi di dunia. Tenanglah kau disana, dan doakan kami agar bisa merawat kelima amanahmu itu dengan sabar dan ikhlas.

Sekali-sekali, tengoklah anak-anakmu tan. Seringlah datang dalam mimpi tidur mereka, khususnya Rizky. Sesungguhnya ia amat sangat merindukanmu. Mungkin sakitnya kali ini, pun karna ia juga memendam kerinduan yang mendalam terhadapmu.

Aku janji, aku akan membantu merawat anak-anakmu dengan baik. Aku pun akan menyayangi Rizky layaknya anakku sendiri. Aku tak kuasa bila melihat ia sedih dan terluka tan.

Tan, baik-baiklah kau diatas sana. Doa kami kan selalu mengiringi kepergianmu. Salam ya untuk kakek dan si kecil dede Zainab yang tak sempat menatap dunia, yg tak sempat menatap keluarga besarnya. Tan, kami akan selalu merindukanmu. Mesin jahitmu itu akan selalu menjadi kenangan tersendiri bagi kami. Dapur yang selalu menjadi tempat kau mercaik sayur-sayuran menjadi makanan yang enak, akan menjadi saksi bisu betapa ia kini akan sepi karna kau sudah tak bisa lagi memasak makanan enak untuk keluargamu.

Tan, sebenarnya banyak yang ingin kuceritakan padamu, namun waktu dan tempat ini pasti tak akan mampu menguraikan apa yang kurasakan saat ini. Galau tan. Galau perasaanku. Hanya kau tempatku mengadu rasa. Hanya kau tempatku bercerita dan mencurahkan segala isi hatiku. Kini aku sudah tak bisa lagi berbincang denganmu. Kini kau sudah tak bisa lagi mendengar suaraku. Ingin sekali rasanya kau hadir dalam mimpiku. Kirimilah Rizky malaikatmu agar ia bisa selalu merasa bahwa kau tak pernah pergi darinya.

Begitu banyak kenangan yang kau tinggalkan untuk kami disini. Rasanya masih belum percaya bahwa kau telah tiada. Kau orang baik, insya Allah, Allah akan menyediakan tempat yang baik disisi-Nya. Tunggu aku ya tan disana, tunggu kami. Kelak kita akan berkumpul kembali di tempat yang paling indah.

Tan, aku merindukanmu........