Sebenarnya jatuh cinta dengan lawan jenis itu hukumnya apa sih? Islam tidak mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri manusia. Akan tetapi, cinta itu harus dijaga dan dilindungi dari kehinaan dan kekotoran. Cinta pada lawan jenis bukan sesuatu yang kotor. Bahkan ia sesuatu yang suci. Dan pernikahan adalah “bingkai” yang dapat menjaga kesucian itu. Cinta tidak haram dan tetap terjaga kesuciannya selama tidak menimbulkan kemaksiatan pada Allah. Inilah yang harus digarisbawahi karena seringkali dengan dalih cinta, namun menghalalkan apa-apa yang Allah haramkan.
Pernikahan adalah solusi mutlak bagi dua insan yang tengah jatuh cinta. Tapi hal itu tidak terlepas dari kesiapan fisik, mental, dan materi dalam menuju gerbang pernikahan. Jika kedua belah pihak masing-masing sudah mapan dan siap, sebaiknya jangan pakai ditunda-tunda lagi sebab kebaikan haruslah disegerakan.
Seorang antropolog asal AS, Helen Fischer, menemukan kesimpulan yang amat “berani”. Setelah melakukan penelitian selama beberapa tahun, ia menyatakan bahwa cinta itu tak abadi. Daya tahan cinta hanya 4 tahun saja. Ia menemukan betapa kasus perceraian mencapai puncaknya ketika usia pernikahan mencapai usia 4 tahun. Kalaupun masa 4 tahun itu terlewati, kemungkinan itu berkat hadirnya anak kedua. Kalau mau main hitung2 an, rasanya seru juga. Misal, masa pacaran telah dilalui 3 tahun, berarti kesempatan untuk bisa mempertahankan gelora cinta hanya ada di tahun pertama pernikahan. Lalu apa yang terjadi ketika masa pernikahan menginjak tahun kedua, ketiga, dan seterusnya? Cuma ada sisa-sisa / bahkan punah sama sekali. Lalu bagaimana dengan mereka yang mengalami masa pacaran lebih dari 6 tahun?
Maka dari itu saya tekankan bagi mereka yang sudah mapan dan siap, bersegeralah untuk menikah dan jangan ditunda-tunda lagi. Hal ini untuk menghindari hilangnya gelora cinta bila yang dilakukan hanya pacaran bertahun-tahun tanpa ada realisasinya dalam wujud pernikahan. Makanya tak jarang orang-orang yang sudah melakukan pacaran selama bertahun-tahun, hubungan mereka kandas ditengah jalan karena mungkin dari masing2 mereka sudah jenuh dengan pasangannya (gelora cintanya sudah hilang) dan memutuskan untuk mencari pasangan yang lain.
Jadi, sebuah hubungan yang kebanyakan orang bilang adalah pacaran, jelas membutuhkan sekali sebuah komitmen. Dalam hal apa? Dalam hal menjaga hubungan itu agar tetap pada jalur yang benar. Hubungan itu sudah harus memiliki tujuan yang jelas dari awal. Bukan hanya untuk menikmati rasa manisnya saja saat bersama, tapi juga lebih memiliki tanggung jawab yang besar diantara kedua belah pihak agar kedua-duanya tidak merasa saling dirugikan.
Ayo, beranilah membangun cinta!!
Jangan hanya berani jatuh cinta!!
Tidaklah perlu kita menguji kedalaman cinta dengan pacaran bertahun-tahun, karena mengenal seseorang bisa dilakukan dalam jangka waktu yang lebih singkat dari itu, yaitu dengan cara ta’aruf (berkenalan secara syar’i). Kita juga tidak perlu menilai kecocokan dengan merelakan diri berpacaran bertahun-tahun karena saat ngobrol dalam sesi ta’aruf itu pun sudah bisa dikenali apakah kita cocok dengan si dia / tidak.
Hati yang kotor akan menyebabkan pemiliknya senantiasa berfikir kotor, bertindak kotor, berucap kotor, dan sebagainya yang serba kotor. Karena segala sesuatunya bersumber dari hati, maka apa-apa yang kita lakukan merupakan cerminan dari hati. Begitupun rasa cinta yang tumbuh dari hati. Jika diumbar dan diperturutkan, terlebih lagi bila ditujukan pada seseorang yang belum halal bagi kita, akan menimbulkan titik noda dan benih-benih kekotoran. Wajar jika Allah memerintahkan kita untuk menundukkan pandangan. Dan menjaganya sangatlah dianjurkan agar hati kita tetap terjaga.
Pembahasan ini menemukan kesimpulan yang mungkin sudah ditangkap oleh kita. Bahwa mencintai lawan jenis adalah hal yang wajar. Senang, suka, naksir, jatuh hati, jatuh cinta, atau apalah namanya adalah sebuah kewajaran. Ia akan menjadi ladang pahala bila ditindaklanjuti dan disemai dalam bingkai pernikahan. Namun, ia akan menjadi penghasil dosa yang luar biasa, manakala hanya dibingkai pacaran dan senang-senang saja. Bagi mereka yang sudah siap menikah, maka carilah cinta anda dan menangkan. Namun, bagi anda yang hanya ingin mencicipi rasanya di awal usia, sebaiknya pertimbangkan kembali niat anda. Karena sudah banyak yang capek dan kelelahan karenanya. Llelah, yang tak pernah disadarinya.....