12 Juni 2013

Pelabuhan Rindu

Sampai saat ini Bhirawa tidak mengerti dengan hati kecilnya. Bagaimana mungkin seorang kapten sepertinya bisa memendam sebuah perasaan sampai sebegitu dalamnya? Ia sungguh-sungguh tak menyangka. Waktu sembilan tahun ternyata tak mampu mengusir kenangan masa lalunya saat SMA. Surat cinta yang terbingkai rapi dan terpajang di dinding kamarnya - setelah dulu pernah dikembalikan oleh seseorang yang namanya tertulis di sana – ternyata tak pernah mampu untuk merontokkan sisa-sisa cintanya.

Dan hari ini, ia harus bertemu dengan sosok yang namanya selalu ia tanam di taman hatinya, dalam sebuah acara reuni sekolahnya - SMA 1 Surabaya - yang tak pernah ia datangi sejak sembilan tahun silam. Mulutnya kelu dan jantungnya berdegup kencang seperti tabuhan genderang. Sementara di hadapannya kini ada Kinanthi, seorang wanita yang namanya pernah terukir dalam surat cinta yang dulu dikembalikan olehnya, mungkin – menurut Bhirawa – karena ia lebih memilih laki-laki lain yang kini telah beruntung menjadi suaminya. Bagi Bhirawa, Kinanthi adalah wanita yang sederhana. Tak peduli waktu telah memangkas usianya, namun kesederhanaan itu yang membuat Bhirawa masih setia hidup melajang sampai sekarang. Kesederhanaan yang tak dimiliki oleh wanita manapun selain Kinanthi.

7 Juni 2013

Depok, I'm (lost) In Love

Siang yang sangat menyengat. Sengaja kupercepat langkahku secepat kilat agar terik mentari tidak terlalu banyak menyengat kulitku. Angin yang berlari di atas kepala pun sengaja mengajak kerudungku menari-nari di tengah ayunan langkahku. Aku agak telat untuk pertemuan kali ini. Pasalnya, aku harus mencari di mana novel kesayanganku berada. Aku lupa menaruhnya setelah semalam aku membacanya untuk yang kesekian kalinya. Aku harus membawa novel itu. Sebab tanpanya, aku akan kehilangan semangat untuk hari ini.

Kota Depok masih tampak indah di pandanganku. Setidaknya, masih ada satu bagian kecil yang membuatku tidak bisa lupa dengan kota belimbing ini. Di sanalah aku pernah memiliki sebuah kenangan indah dengan masa lalu. Berbagai peristiwa yang kualami, sebagian besar terjadi di sana.

Langkahku semakin cepat. Aku tak mau teman-temanku lama menunggu. Berbagai macam mobil berlalu lalang di bawah jembatan yang kulalui sekarang. Jembatan penyebrangan ini, dulu sering kulalui bersama teman-teman kampus saat kami hendak berkumpul bersama meski hanya sekedar bersenda gurau sambil ngafe. Namun setelah lulus, jarang sekali rasanya aku ke mall tempat kami kumpul bersama dulu. Dan kini, untuk pertama kalinya sejak terakhir aku menginjakkan kaki ke tempat itu beberapa tahun lalu, aku kembali menyeberangi jembatan penyebrangan itu. Rasanya tidak percaya jika aku harus bertemu dengan mereka, teman-teman masa kuliahku dulu, dengan penampilan yang pasti sudah sangat berbeda dengan dulu. Sepuluh tahun yang lalu.