tag:blogger.com,1999:blog-76660963538186330302024-03-20T16:19:51.368+07:00..:: Cahaya Bunga Malam ::..Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.comBlogger253125tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-15321579023107360082018-05-25T10:41:00.001+07:002018-05-25T10:41:28.063+07:00JANGAN JADIKAN IDUL FITRI SEBAGAI AJANG MENYAKITI ATAU MEMBANGGAKAN DIRI<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Hari Raya Idul
Fitri adalah hari yang mungkin sangat ditunggu-tunggu oleh semua umat muslim di
seluruh dunia. Pasalnya, hari besar Islam tersebut adalah momen yang dapat
dijadikan sebagai ajang bersilaturahim bagi sanak saudara, keluarga, dan
kerabat dekat. Di hari itu tak ada satu orang pun yang tak merayakannya dengan suka
cita. Hampir semua umat muslim tumpah ruah saling berkunjung satu sama lain
untuk saling memaafkan, membawakan makanan, dan berbagi rejeki. Tak jarang juga
mereka saling berbagi cerita satu sama lain. Yang pasti hari raya Idul Fitri
adalah momen yang tepat untuk mempererat tali silaturahim.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Yang namanya
bersilaturahim sudah pasti akan banyak cerita yang dibagi satu sama lain. Ada yang
bercerita tentang urusan keluarga, anak, tempat kerja, dan banyak lagi kisah
yang terurai di sana. Namun tak jarang juga kita dapati, ajang bersilaturahim
tersebut justru membawa ketidak nyamanan saat satu dua orang menyinggung atau
membahas hal-hal pribadi yang seharusnya tidak ditanyakan atau dibicarakan pada
momen itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"></span></div>
<a name='more'></a><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Misalnya saja
dalam perkumpulan keluarga tersebut ada satu orang yang menanyakan pada
saudaranya, “Kapan nikah?” pada saudaranya yang belum juga menikah padahal
usianya sudah jauh dari kata cukup. Atau hal lainnya saat saudara yang lain
sudah lama menikah namun juga belum dikarunia keturunan, spontan mulut kita
bertanya, “Kok belum juga punya anak sih? Padahal nikahnya sudah lama.” Atau
ada juga yang suka membanding-bandingkan keadaan keluarga, anak, atau
pasangannya sendiri dengan keadaan saudaranya. Entah itu membanggakan diri dan
keluarganya sendiri, atau malah justru mengeluhkan keadaannya dan iri dengan
keadaan saudaranya yang lain yang mungkin hidupnya terlihat lebih baik dari
dirinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Apapun keadaan
dan kondisinya, ajang bersilaturahim seperti dalam perayaan hari Raya Idul
Fitri seharusnya bukan menjadi ajang menyakiti perasaan orang lain tanpa kita
sadari, atau sebagai ajang pamer apapun yang kita miliki pada orang lain yang
keadaannya mungkin jauh di bawah kita. Idul Fitri seharusnya dapat dimaknai
sebagai ajang saling meminta maaf, memaafkan kesalahan orang lain, dan memberi
kebahagiaan apapun bentuknya, termasuk dengan tidak menanyakan hal-hal yang
bersifat sensitif ataupun yang menyinggung perasaan orang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Jika ada saudara
kita yang belum menikah, hal yang paling tepat dilakukan saat bertemu mereka
adalah mendoakan agar Allah segera mempertemukannya dengan jodoh terbaik, dan
bukan menanyakan sesuatu yang dia sendiri tidak tahu jawabannya. Atau jika ada
saudara kita yang belum juga memiliki keturunan, hal yang paling bijak
dilakukan adalah mendoakannya supaya Allah segera memberi mereka amanah anak
yang shalih dan shalihah, sambil terus bersabar dan berdoa dengan penuh
kesungguhan. Dan kalaupun kita merasa kehidupan kita jauh lebih baik dibanding
kehidupan orang lain, tak perlulah kita membanggakan seberapa besar penghasilan
pasangan kita, seberapa tinggi jabatan suami kita, seberapa pintar anak kita di
sekolah, seberapa banyak perhiasan yang kita miliki, atau seberapa sering kita
pergi berlibur bersama keluarga, sebab hal itu hanya akan menimbulkan
kesenjangan antara sesama keluarga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Pada akhirnya
silaturahim yang tadinya diniatkan sebagai ajang berbagi kebahagiaan, akan
berubah suasananya menjadi hambar dan tanpa makna sebab yang ada hanyalah rasa
sakit yang tak terlihat, atau rasa iri yang dirasakan orang lain tanpa
sepengetahuan kita. Ucapan maaf memaafkan yang awalnya terlontar indah, menjadi
semu kembali lantaran lisan kita yang tak terjaga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Mari kita
jadikan momen Idul Fitri sebagai ajang untuk saling berkata baik, mendoakan hal
yang baik-baik, dan berbagi kebahagiaan dalam sebaik-baiknya bentuk.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;"><b>“Barang siapa yang
beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau
hendaklah ia diam.”</b> (</span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 13pt;">Muttafaq ‘alaih</i><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;">: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim,
no.47) (Sarah)</span></div>
<div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-2649394322498878242017-06-16T12:22:00.001+07:002017-06-16T12:31:27.108+07:00Setiap Anak itu Unik<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kemarin saya memenuhi undangan dari sekolah Riski untuk mengambil rapot. <u>Biasalah</u> ya namanya emak² pasti berbagi tanya, "gimana nilai A, B, C, dst?" mungkin untuk sekedar membandingkan nilai anak sendiri dengan nilai anak lain. Saya sendiri pun sebagai 'orang tua', jelas ada sedikit rasa 'gimanaa gitu' saat tahu nilai 'anak' sendiri lebih rendah dari nilai temannya. Beberapa orang tua ada yang mengeluhkan nilai anaknya yang turun, namun ada pula yang bersyukur karena nilai anaknya meningkat drastis. Sementara saya, masih gamang dengan sebuah map berwarna orange yang barusan saya terima dari bu guru cantik berjilbab abu-abu itu. </span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saya gamang bukan karena nilai Fariski yang gimana-gimana, tapi saya bingung menanggapi mama-mama yang begitu antusias membicarakan nilai anak-anak mereka. Karena jujur saja, setiap kali pengalaman saya mengambil rapot (baik Fariski maupun abangnya), saya selalu merasa bahwa prestasi mereka bukan untuk dibanding-bandingkan dengan anak lainnya. Kalaupun saat ini Fariski mendapat nilai yang tertera di dalam rapotnya, meski memang ada peningkatan dari segi jumlah keseluruhan, namun nyatanya banyak pelajaran yang nilainya justru turun beberapa poin dari semester lalu, dan meningkat tajam di pelajaran tahfidz dan Al Qur'an, namun saya menganggapnya bahwa itu sudah merupakan sebuah prestasi yang luar biasa bagi saya. </span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ya meski dalam hati kecil saya pribadi, ada sedikit rasa iri dengan teman-temannya yang bernilai lebih tinggi darinya hingga mereka mendapatkan semacam reward dari sekolah berupa voucher belanja, namun saya sadar, bahwa kemampuan setiap anak itu tidak bisa disamakan atau disama ratakan dengan kemampuan teman-temannya. Setiap anak itu unik, dan keunikan itulah yang membuat mereka bisa unggul di bidangnya masing-masing. </span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saya bersyukur karena Fariski bisa menjadi salah satu anak yang (kata bu gurunya) bisa diterima oleh semua teman-temannya. Dia bisa menjadi anak yang berani dalam kurun waktu 1 tahun terakhir ini. Berani maju ke depan untuk azan dan berasmaul husna, juga rajin beribadah. Dia menjadi anak yang baik, penurut, dan periang di mana pun ia berada.</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dan ternyata, ada begitu banyak hal yang dapat saya syukuri dari Fariski, meskipun nilai akademiknya masih masuk dalam kategori cukup, namun dia telah membuat saya bangga menjadi 'ibu' baginya selama 6 tahun terakhir ini. </span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Semoga ke depannya saya bisa lebih baik lagi dalam membimbing dan membinanya. Aamiin</span></div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-39492420787155206182017-06-15T11:12:00.002+07:002017-06-15T11:12:30.505+07:00Arti Kehilangan<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Sejak kecil, hidup telah mengajarkan tentang
kehilangan pada Riski. Kehilangan seorang ibu yang amat ia butuhkan, dan
kehilangan kasih sayang seorang ayah yang juga tak kalah ia perlukan. Hidup
memang sudah mengajarkan padanya tentang pedihnya sebuah kehilangan, bahkan
sejak ia masih belum mengerti mengapa Tuhan mengambil malaikat hatinya saat ia
masih teramat membutuhkannya. Sampai saat ini, aku yakin ia masih bisa
merasakan bagaimana rasanya saat ia melihat wajah pucat ibunya yang dikelilingi
oleh keluarga dan orang-orang yang mencintainya, bagaimana rasanya ia menangis
tatkala aku memaksanya untuk mencium wajah ibunya untuk terakhir kalinya,
bagaimana rasanya saat ia menangis dan meronta memanggil ibu yang paling
dikasihinya namun wanita berhati mulia itu tak kunjung datang memeluk dirinya,
bagaimana rasanya saat aku mengajarinya untuk berkata “Selamat tinggal, Mama”
saat sebuah keranda hijau membawa tubuh ibunya pergi menjauh dari dirinya, dari
hidupnya. Dan bagaimana rasanya bertahun-tahun memendam kerinduan yang mendalam
pada sosok yang tak bisa ia jumpai lagi, sampai akhirnya ia menyadari secara
tidak langsung bahwa hidup ternyata telah mengajarinya tentang arti kehilangan.
Begitu sakit, begitu perih, begitu menyesakkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<a name='more'></a> Dan kini, saat aku merasa hidup begitu berat untuk
kulalui, ingin rasanya aku pergi menjauh, pergi meninggalkan rumah dan semua
hal yang membuatku merasa rapuh. Dan suatu kali, di satu kesempatan aku pernah
mengatakan keinginanku ini pada Riski.<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">“Bunda mau pergi dari rumah, dek.” Biskikku kala itu,
sambil memeluk dan menemaninya menjelang tidur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Tapi tiba-tiba ia menangis, membalas pelukanku dengan
erat dan memintaku untuk jangan pergi meninggalkannya. Ia tak ingin aku pergi.
Ia selalu ingin aku berada di dekatnya, di sisinya. Menemaninya, menjaganya,
melindunginya, bahkan sampai ia besar nanti. Ia juga berharap bahwa kelak jika
ia dewasa nanti, ia ingin memiliki uang yang banyak. Ia ingin kami menjadi
orang yang kaya raya namun tetap shalih dan rendah hati. Kemudian ia kembali memelukku.
Pelukan yang sangat erat diiringi dengan beberapa butir air mata dan isakan
kecil sebagai tanda kalau ia tetap ingin selalu bersamaku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Rupanya kehilangan yang ia alami beberapa tahun silam
mampu memberikan bekas yang teramat dalam di hatinya. Meski ia belum bisa
menyampaikan apa yang ia rasakan, tapi aku yakin kalau saja seandainya ia sudah
pandai berdoa kepada Tuhan, jelas ia akan meminta agar Tuhan tidak
memberikannya ujian kehilangan lagi, paling tidak sampai ia benar-benar
mengerti mengapa Tuhan mengambil orang-orang yang ia sayangi dalam hidupnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Dan untuk saat ini, tak banyak yang kupinta pada Tuhan
selain tetap berkenan menjaga kesehatanku, agar aku tetap bisa menjaga
orang-orang yang kusayangi, terutama Riski…<o:p></o:p></span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Itu saja.</span></div>
</span><div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-17953734736678574212017-06-12T22:19:00.001+07:002017-06-12T22:55:10.304+07:00Rasa Takut<p dir="ltr">Setiap orang, pasti memiliki rasa takut dalam hal apapun. Takut pada Allah, takut pada kegelapan, takut pada orang tua, takut dimarahi, takut menyakiti, dan lain sebagainya. Kecemasan dalam menghadapi sesuatu yang belum terjadi pun juga bisa disebut sebagai rasa takut. Kita sepakat, bahwa semua orang pasti memiliki rasa takut dalam dirinya terkait hal apapun. </p>
<p dir="ltr">Namun nyatanya, tidak semua orang mampu untuk mengendalikan dan mengelola rasa takutnya, sebagai bagian dari pengalaman dan proses yang pada akhirnya akan berlalu dan menjadi sebuah kenangan. Tidak semua orang mampu menghadapi rasa takut, sekalipun itu hanya sekedar pergi ke kamar mandi sendirian. Banyak bayangan-bayangan aneh yang menghantui diri kita hingga membuat kita kalah dengan rasa takut yang kita ciptakan sendiri.</p>
<p dir="ltr">Sebagai manusia, sebagai makhluk yang berakal, sebagai makhluk yang paling sempurna yang Allah ciptakan dibanding makhluk Allah lainnya, kita sudah sepatutnya mampu mengendalikan dan mengelola rasa takut yang kita miliki. Misalnya saja saat kita takut untuk tidur sendirian dalam keadaan lampu yang padam, karena berbagai bayang kemungkinan sudah berkelebat memenuhi pikiran kita, maka dengan akal yang sudah Allah karuniakan, kelolalah rasa takut itu dengan bijak. Kita bisa berdialog dengan diri kita sendiri, bahwa kegelapan bukanlah tempat di mana setan bersemayam untuk mengganggu istirahat malam kita. Kegelapan justru bagus untuk kesehatan kita, demikian yang saya pahami dari ajaran Rasulullah. Jika tidak percaya, bisa digoogling hadits terkait hal ini.</p>
<p dir="ltr">Dalam hal lainnya lagi, contoh kecilnya saja saat saya masih kuliah dan harus menyelesaikan tugas akhir. Di beberapa kesempatan saya harus bertemu dengan dosen pada waktu yang sebenarnya tidak saya inginkan: ya, pada saat dosen mengajar di kelas! Oh, jujur hal itu membuat saya takut. Saya tak pernah berani untuk masuk ke kelas menemui dosen di mana beliau sedang mengajar puluhan mahasiswa/i. Saya tidak percaya diri! Dan rasa itulah yang membuat saya menciptakan rasa takut dalam hati saya. Namun saya berpikir, kalau saya tidak bertemu dengan dosen ini, maka saya yang akan rugi karena tujuan saya bertemu beliau adalah untuk membantu saya menyelesaikan tugas akhir. Kalau saya terus-terusan sibuk dengan rasa takut saya, maka saya akan selamanya menjadi orang yang pengecut dan tak pernah berani mengambil keputusan di luar apa yang saya takuti. Saya terus menciptakan pikiran-pikiran positif untuk membunuh rasa takut saya. Hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk memberanikan diri bertemu dosen saat beliau mengajar. Meski dengan hati berdebar, meski timbul rasa tidak percaya diri yang memuncak, namun saya tetap melangkah maju. Dalam hati saya hanya satu: bertemu dosen hanya beberapa menit namun akan mampu mengubah hidup saya menjadi lebih baik. Daripada saya mengikuti rasa takut saya dan memilih untuk tidak bertemu dengan dosen, maka saya pun harus siap menanggung perihnya kehilangan ilmu yang harusnya bisa saya dapatkan dalam waktu beberapa menit saja.</p>
<p dir="ltr">Dan, well done! I'm do it!<br>
Saya mengalahkan rasa takut saya hanya dalam waktu beberapa menit saja! Setelah itu saya keluar kelas dengan penuh rasa bangga. Bukan hanya Karena ilmu yang saya dapatkan, tapi juga karena saya telah mampu mengelola rasa takut saya menjadi sebuah keberanian yang melahirkan sesuatu yang lebih baik untuk saya.</p>
<p dir="ltr">Dan lagi-lagi, saat saya memiliki masalah kesehatan di fase kehidupan saya, saya tidak mau memberitahukan hal ini pada siapapun. Kecuali dengan orang atau teman-teman yang berkompeten di bidangnya. Meski saya takut, meski saya tak pernah berani bagaimana menghadapi hari esok jika saya benar-benar <u>sakit</u>, tapi saya tidak mau kalah dulu dengan rasa takut yang saya ciptakan sendiri. Saya paling muak memanjakan rasa takut! Saya paling enggan berlama-lama bercengkrama dengannya! Maka dari itu, meski harus sendiri saya melewatinya, tidak ada yang menemani saat harus check up ke dokter, saya tetap teguh dengan pendirian saya. Saya harus berani! Saya ke dokter sendiri, periksa darah sendiri, rontgen sendiri, semuanya sendiri! Saya kalahkan rasa takut saya, di saat orang lain masih sibuk dengan ketakutannya dan harus ditemani oleh sahabat atau kerabatnya meski hanya sekedar periksa kandungan. Saya mengalahkan rasa takut saya, dan keberanian saya itu membuat saya lega karena dokter menyatakan bahwa saya baik-baik saja.</p>
<p dir="ltr">Ya, pada akhirnya, kita semua pasti memiliki rasa takut dalam hal apapun. Namun ternyata tidak semua orang mampu mengendalikan dan mengelola rasa takutnya secara bijak. Hanya orang-orang yang beranilah yang akan mampu mendapatkan sesuatu yang lebih baik saat mereka mau selangkah saja mengalahkan rasa takutnya. Tentunya ketakutan dalam hal yang bersifat personal demi mencari kebaikanlah, dan bukan memilih berani pada Allah, orang tua, dan suami hingga merasa betul saat harus menghilangkan rasa takut pada mereka.</p>
<p dir="ltr">Wallahu'alam.</p>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-58153845008912861412017-06-12T08:59:00.001+07:002017-06-12T08:59:45.612+07:00DEWASA, ADALAH SEBUAH PILIHAN DAN KEBERANIAN<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 21.25pt;"> Bagiku,
berani dewasa bukanlah urusan usia – meski usia memang memiliki kontribusinya –
tapi ini soal sikap. Soal keberanian memilih mana sesuatu yang terbaik dari
berbagai pilihan yang ditawarkan hidup. Berani menjadi dewasa adalah pilihan
hidup yang tidak sederhana. Sebab menjadi dewasa bukan semata karena usia yang
semakin bertambah, ia lebih kepada berani mengambil keputusan sikap, sudut
pandang, pola pikir, dan tindakan nyata yang didasarkan oleh kesadaran penuh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dan
saat ini, aku tengah belajar untuk memahami semua itu...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"></span></div>
<a name='more'></a> Saat
Tuhan tengah menggunakan hak prerogatif-Nya dalam hidupku, saat itulah aku
mencoba mengambil sikap, keputusan, untuk berani menjadi dewasa. Meski saat itu
usiaku masih terbilang cukup belia, <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">dua
puluh satu</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> tahun, namun dengan penuh keyakinan dan
kesadaran aku mengambil keputusan itu. Jalan yang mungkin tidak mudah untuk </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">ku</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">lalui, penuh onak dan
duri, namun aku sudah terlanjur berada dalam keputusan hidup yang tidak mudah.
Aku memilih untuk menjadi seorang </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">‘</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Ibu</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">’</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> bagi seorang piatu
bernama Riski, adik</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"> sepupuku
sendiri.<o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Hidup
sebagai seorang ‘<i>single parent’</i>, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">terlebih saat Tuhan belum mengirimkan seorang pendamping</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">,
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">jelas </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">merupakan sebuah beban
tersendiri </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">untuk</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">ku.
Di satu sisi aku harus memikirkan tentang tumbuh kembang Riski dengan segala
macam keperluannya termasuk pendidikan, gizi, dan kesehatannya, namun di sisi
yang berbeda, dalam waktu yang bersamaan aku juga harus tetap memikirkan
tentang hidupku. Hidup yang harus terus berjalan, tak peduli apakah aku masih
terengah-engah mengatur nafas, atau sedang beristirahat karena kelelahan, hidup
akan terus menuntutku untuk terus bergerak. Ya, bergerak. Berpindah dari satu
takdir ke takdir berikutnya. Begitu seterusnya, sampai mungkin kelelahan ini
akan merasa lelah mengejarku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Aku
bukanlah wanita perkasa. Bukan juga wanita hebat yang bisa menyelesaikan segala
macam </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">permasalahan hidup</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
dengan cepat. Aku hanya wanita biasa yang – </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">a</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">lhamdulillah
– </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">masih </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">diberi kesempatan untuk
bisa lebih mendekatkan diri padaNya dengan cara merawat seorang anak piatu</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"> yang tak lain</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> adalah adik
sepupuku sendiri, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">Riski namanya</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">.
Lengkapnya, Muhammad Fariski. Ia menjadi piatu sejak usianya satu setengah
tahun. Ibunya, yang juga Tanteku, meninggal saat hendak melahirkan anak
keenamnya. Riski adalah anaknya yang kelima.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kala
itu aku masih ingat betul. Saat di mana Tante meninggal, tepat saat aku hendak
membacakan surat Yasin di hadapannya. Aku sengaja pulang kantor lebih awal
karena Ibuku sudah mengabarkan sesuatu yang membuat dadaku sesak. Keadaan Tante,
yang sebelumnya sudah menunjukkan perkembangan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"> yang bagus</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> di ruang ICU, nyatanya saat itu
kondisinya </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">semakin menurun. Kritis</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sepanjang
perjalanan menuju rumah sakit aku menangis tiada henti. Bayangan dan kenangan
tentangnya terus berputar di memoriku. Jujur </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">saja </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">saat itu aku merasa tidak akan pernah
siap bila Tante harus pergi secepat itu meninggalkan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">a</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">ku, keluarga besar
kami, dan kelima anaknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Aku
sedih, sampai aku harus beberapa kali menghapus air mata yang berlinang
membasahi pipiku. Sesekali angin sepoi </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">membasuh</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">nya
hingga ia berhasil mengeringkan sebagian wajahku yang basah akibat air mata. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Bagiku,
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">i</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">a lebih dari seorang Tante
buatku. Kami sudah bertahun-tahun tinggal bersama dalam satu atap yang sama.
Bersama Nenek, Kakek,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"> Ibu,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">dan
beberapa keluarga kam</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">i lainnya</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">,
termasuk anak-anak Tante yang lima orang itu. Maka dari itu</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> rasanya wajar bila aku
sudah menganggapnya sebagai ibu kedua buatku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">Dibanding Ibuku sendiri, Tante adalah seseorang yang </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">sering
menjadi tempatku mencurahkan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">segala </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">perasaan.
Meski terkadang ada riak-riak kecil dalam hubungan kekeluargaan kami, namun</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">di</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
lubuk hatiku yang terdalam,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">
</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Tante
adalah sosok yang begitu kusayangi sepanjang hidupku. Ia </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">adalah </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">wanita yang kuat</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">. W</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">anita tegar </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">nan perkasa yang</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> tak pernah
mengenal</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"> kata menyerah dan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
putus asa</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"> untuk memenuhi segala
kebutuhan keluarganya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Ia</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"> terlahir dari keluarga yang sederhana. Kakekku hanya
seorang pensiunan PNS sementara Nenekku hanya seorang ibu rumah tangga. Tante</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
menikah dengan seorang laki-laki yang usianya jauh lebih tua darinya</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"> pada saat usianya belum genap dua puluh tahun</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">Sepanjang
perjalanan rumah tangganya, ia hidup dalam himpitan ekonomi yang tak
berkesudahan. Suami yang semakin hari semakin tua dan sakit-sakitan, sementara
anak-anak semakin besar dan membutuhkan banyak biaya, membuat Tante hanya bisa
menjerit dalam batinnya. Ia yang mengurus keluarga, ia juga yang harus mencari
nafkah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">Belasan tahun ia berjuang melewati getirnya hidup demi
mencari ridho Ilahi atas kesabarannya menanggung semua beban. Ia yang tak
pernah mengeluh meski lelah selalu menyambangi raga, ia yang tak pernah
bercerita apapun pada kami meski beras di rumahnya telah habis, ia yang tak
pernah terlihat bermuram durja meski ia sendiri bingung akan diberi makan apa
anak-anaknya esok hari. Yang ia lakukan hanya diam. Menahan segala beban
hidupnya sendiri dalam hati, sambil terus berusaha melakukan apapaun yang ia
mampu agar kebutuhan keluarganya terpenuhi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dari
hasil jerih payahnya, ia bisa menyekolahkan anak-anaknya. Meski untuk makan
sehari-hari saja ia harus menyelesaikan jahitan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"> demi jahitan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> dulu – karena </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">ia</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> adalah seorang
penjahit – tapi Tante menjalani hidupnya seolah tanpa beban. Lebih dari delapan
belas tahun </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">ia</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
mengabdikan dirinya sebagai seorang istri yang penyabar. Selama itu pula ia
banting tulang menghidupi keluarganya, sampai ia mempunyai lima </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">orang </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">anak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Namun
di penghujung hidupnya, Allah kembali menitipkan seorang buah hati</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;"> lagi</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> dalam rahimnya.
Seorang bayi mungil, yang sebenarnya sempat tak diharapkan oleh keluargaku. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">Bukan karena kami tidak menyayanginya, namun mungkin
karena kepicikan kamilah yang membuat kami merasa kasihan pada Tante jika harus
kembali menanggung beban hidup yang semakin berat. Ia yang sudah kepayahan
mengurus kelima anaknya seorang diri karena kenyataannya suami yang begitu ia
cintai tidak mampu memberikan mereka nafkah, mungkinkah harus terus berjuang
seorang sendiri membesarkan anak yang saat itu ada dalam kandungannya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">Dan aku tahu, bahkan sangat paham, bahwa selama
sembilan bulan mengandung buah hatinya itu, bukan hal yang mudah baginya saat
harus melewati ujian demi ujian yang menghampiri hidupnya. Keadaan ekonomi yang
semakin melemah, suami yang semakin tua dan sakit-sakitan, anak-anak yang
semakin besar dan membutuhkan banyak biaya, sementara kandungannya semakin
besar hingga membuat ia semakin kepayahan mengurus semua hal sendirian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">Hingga pada akhirnya Allah tahu betul, bahwa segala
ujian hidupnya selama ini, nyatanya telah melebihi kapasitas kemampuan yang ia
miliki. Ia menghembuskan nafas terakhirnya, tepat saat aku hendak membacakan
surat Yasin di hadapannya. Di sebuah ruangan yang sangat dingin, ditemani oleh
sanak keluarga, dokter, dan beberapa perawat. Bersama sejuta kenangan yang
tiba-tiba beterbangan di kepalaku, aku sadar bahwa mulai detik itu, aku sudah
tidak bisa lagi melihatnya tersenyum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">Ia… pergi untuk selama-lamanya. Meninggalkan kami,
anak-anaknya, dan sejuta impian yang belum sempat ia raih. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-US;">Dan sejak saat itulah perjuanganku dimulai….<o:p></o:p></span></div>
<div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-57537251584359294952017-06-11T22:20:00.001+07:002017-06-11T22:20:50.924+07:00Do'a Malam<p dir="ltr">Ya Allah...<br>
Sehatkanlah tubuhku. Ampunilah segala dosa dosaku. Ampunilah segala khilaf yang pernah diperbuat oleh mata, mulut, telinga, tangan, dan kakiku. Tunjukilah aku ke jalanMu yang lurus, jalan orang-orang yang Kau beri nikmat dan Kau ridhoi. </p>
<p dir="ltr">Ya Allah...<br>
Duhai penentu segala urusan, aku serahkan semua urusan hidup dan matiku hanya kepadaMu. Berilah jalan yang terbaik dari setiap ujian hidup yang kualami. Karena Engkau adalah sebaik baik pemberi keputusan.</p>
<p dir="ltr">Ya Allah...<br>
Duhai Dzat Yang Maha Membolak Balikkan hati, dengarlah do'a malam dan pengharapanku ini.</p>
<p dir="ltr">Aamiin.. </p>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-82029133840088022682016-08-01T10:24:00.000+07:002016-08-01T10:24:17.175+07:00MENUAI "BIBIT UNGGUL" ANAK-ANAK KITA<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px; text-align: justify;">
Mulai pekan kemarin sudah mulai memberlakukan rule 'no gadget' selama hari sekolah. Gadget hanya boleh dimainkan saat hari Jum'at sepulang sekolah sampai Ahad siang. selebihnya, NO. Alhamdulillah Riski mulai bisa memaklumi peraturan ini dan bisa menerimanya walau kadang masih suka sedikit ngambek, tapi its ok, semua masalah bisa teratasi dengan baik. Asal alasan yang kita berikan bisa diterima oleh akal sehatnya, juga disampaikan dengan ca<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: inherit;">ra yang santun dan bijak, in sya Allah perlahan tapi pasti anak-anak akan mulai terbiasa dengan sedikit peraturan yang dibuat orang tua demi kebaikan mereka.</span></div>
<div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.32px;">
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; text-align: justify;">
Jadi teringat kata-kata Kepala Sekolah Riski pekan lalu saat kami para orang tua diundang rapat di sana, bahwa para orang tua seharusnya tidak melulu 'mengalah' pada anak. Misal, guru bertanya pada orang tua, "Bu, kenapa anaknya terlambat melulu?" Lalu kemudian sang orang tua menjawab tanpa rasa bersalah sedikit pun, "Iya, anak saya kalo udah tidur susah banget dibanguninnya, Pak" atau "Iya, kalo abis sholat Subuh suka tidur lagi, Pak" atau.. ah masih begitu banyak alasan lainnya yang membuat para orang tua seolah ingin terus membenarkan segala tindakannya itu.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px; text-align: justify;">
Seharusnya, masih kata KepSek Riski, kita para orang tua jangan mau 'diatur' oleh pola hidup anak-anak kita. Sebaliknya, kita lah yang seharusnya mengatur pola hidup mereka dengan baik. Jika anak sulit dibangunkan, maka kita para orang tualah yang seharusnya bertindak tegas membangunkan mereka, pastinya dengan cara yang baik tanpa harus menyakiti mereka. Kitalah para orang tua yang lebih tahu bagaimana cara menghadapi anak-anak kita, sebab kitalah yang sejak kecil merawat mereka, membersamai hari-hari mereka, yang tanpa sadar telah membentuk pola pikir dan pola hidup mereka, sehingga anak yang kita hadapi saat ini adalah hasil 'karbitan' pola asuh kita di masa terdahulu.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px; text-align: justify;">
Untuk itu, menjadi orang tua memang tidak ada sekolahnya. Tapi seiring berjalannya waktu, seharusnya kita mampu untuk menjadi orang tua yang lebih bijak dalam mengasuh anak-anak kita. Tugas orang tua bukan hanya merawat dan memberi makan mereka dengan asupan yang bergizi, tapi juga memberikan segala input-input positif ke dalam diri mereka. Laksana kita menanam benih di dalam tanah, di mana jika kita ingin mendapatkan tanaman yang bagus, maka kita senantiasa menyiram dan memberinya pupuk, maka seorang anak juga ibarat sebuah bibit unggul yang sedang kita tanam sejak kecil. Kelak mereka akan tumbuh, tergantung bagaimana kita membentuk kepribadian mereka sedari kecil.</div>
</div>
<div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-52982447426861193842016-07-19T13:19:00.000+07:002016-07-19T13:19:22.538+07:00Hari Pertama Sekolah Dasar<div style="text-align: justify;">
<i><span style="color: red;">#1stday</span></i><br />
<br />
Pagi itu, adalah pagi yang sibuk untuk Bunda, Riski. Pagi itu, untuk yang pertama kalinya Bunda menyiapkan segala keperluan sekolahmu di hari pertama sekolah dasarmu. Sebenarnya, malam sebelumnya Bunda juga sudah mempersiapkan beberapa keperluanmu seperti pakaian, snack, dan peralatan sekolahmu, hanya saja pagi itu, seperti lain dari biasanya. Bunda bangun lebih awal, bahkan cenderung tidak bisa tidur dengan nyenyak karena sering terbangun dan mengingat tentang hari pertamamu sekolah nanti. Tak ada lain yang kuharapkan semoga Allah selalu memudahkanmu, memudahkan Bunda, memudahkan kita berdua dalam menjalankan serangkaian kegiatan di sana nantinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pagi itu rencananya Bunda akan mengantarmu menggunakan kendaraan umum, dengan diantar oleh A Iing menggunakan motor kita menuju pangkalan kopaja berwarna hijau itu. Namun sayang, yang kita cari tidak kunjung terlihat, akhirnya A Iing berinisiatif mengantarkan kita langsung menuju sekolahmu. Alhamdulillah jalanan lancar, hingga kita pun sampai lebih awal dibanding teman-teman barumu yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena masih ada banyak waktu sebelum kau memulai kegiatan, kita memutuskan untuk jalan-jalan dulu di taman depan sekolahmu. Taman yang cukup luas. Di mana kita bisa temukan banyak tanaman hijau tumbuh subur dan merayap di sana. Kita lihat danau yang cukup besar, namun sayang banyak sekali sampah menggenang di sana. Juga kita lihat tempat sampah berbentuk katak, dan dolphin. Aneka bunga berwarna warni, dan juga ada ayunan di arena bermain anak, yang menarikmu untuk segera menghampirinya, namun sayang waktu kita semakin sempit, Nak. Kita harus segera kembali ke sekolah. Di sana sudah banyak teman-temanmu yang datang, juga beberapa gurumu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat waktunya tiba, kau dan teman-temanmu disambut dengan meriah oleh guru-guru di sana. Mereka menggunakan berbagai asesoris lucu yang membuatmu tertawa riang. Ya, mereka adalah guru-guru yang kelak akan mendidik, membimbing, dan membinamu selama 6 tahun ke depan, sayang. Kenalilah mereka. Akrabilah mereka seperti kau mengakrabiku, juga sayangilah mereka sebagaimana kau menyayangiku. Mereka adalah orang tua ketigamu di sekolah, selain aku dan juga almh. ibumu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayang, ini adalah hari pertamamu sekolah di sekolah dasar. Sabarlah, Nak. Perjalananmu masih panjang. Bunda yakin, seiring bertambahnya usia, akan bertambah pula kedewasaanmu sebagai seorang anak yang tangguh dan cerdas. Baik-baik di sana ya, sayang. Semoga Allah berikan sahabat-sahabat terbaik, guru-guru terbaik, pelajaran terbaik, pemahaman terbaik, dan tempat terbaik dalam menjaga fitrahmu sebagai hamba Allah. Doa Bunda tak pernah putus untukmu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Love u, Riski sayang :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
BUNDA<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglPGGAk0pk8TzbXyOVvrkLRJhZaxq3hsAOYob7T6L0cYxcd6e97xihyphenhyphenMVXD8Bjqd3rjDkOEkcpRB5AeEdks59WVn02HyhnW2XgtJC0Sc_Fthi1tBwg00bdhyphenhyphenbRmb52qaTDPCC29cd9R6v7/s1600/P_20160719_062452_1_p.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglPGGAk0pk8TzbXyOVvrkLRJhZaxq3hsAOYob7T6L0cYxcd6e97xihyphenhyphenMVXD8Bjqd3rjDkOEkcpRB5AeEdks59WVn02HyhnW2XgtJC0Sc_Fthi1tBwg00bdhyphenhyphenbRmb52qaTDPCC29cd9R6v7/s640/P_20160719_062452_1_p.jpg" width="360" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivP2xC1rnP36pq34fDIdeil939tawmtEr_unHUyIJ_T3_Us1kfZMNjU_AzhyMtrW5sKW_Lrbc0gUJ3ftD6YyqAUnWrM-nN6MMnVSQT7upJbpy-7XZRZLOp7xZ8yXGb1dHgxYLIg4rwA7YB/s1600/P_20160719_074424.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivP2xC1rnP36pq34fDIdeil939tawmtEr_unHUyIJ_T3_Us1kfZMNjU_AzhyMtrW5sKW_Lrbc0gUJ3ftD6YyqAUnWrM-nN6MMnVSQT7upJbpy-7XZRZLOp7xZ8yXGb1dHgxYLIg4rwA7YB/s640/P_20160719_074424.jpg" width="640" /></a></div>
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-424149808564048682015-07-27T14:07:00.000+07:002015-07-27T14:07:53.918+07:00Sudah Benarkah Kita Menjalankan Perintah-Nya Dan Menjauhi Larangan-Nya?<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">Hampir
semua dari kita mengaku muslim, mengaku-ngaku menjalankan perintahNya dan
menjauhi laranganNya, namun nyatanya hanya sholat dan puasa wajib saja yang kita
lakukan, itu pun kalau ingat. "Yang penting agama saya Islam, dan saya
seorang muslim..." demikian hati kita bergumam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">Memang
ada sebuah hadits yang mengatakan demikian, Dari Abu Dzar, dia telah berkata bahwa sesungguhnya Nabi saw telah
bersabda, "Telah datang kepadaku malaikat Jibril dan memberi kabar gembira
kepadaku, bahwa barangsiapa yang meninggal di antara umatmu dalam keadaan tanpa
mempersekutukan Allah, maka pasti akan masuk surga, walaupun dia berbuat zina
dan mencuri." Nabi saw mengulangi sampai dua kali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">Hadits
tersebut memang menyampaikan bahwa setiap muslim pasti akan merasakan surga
nantinya. Tapi bukan berarti hanya dengan berstatus muslim, lantas Allah
membiarkan segala dosa yang telah kita perbuat selama ini di dunia, tanpa
adanya perhitungan di akhirat kelak. Status ‘muslim’ itu hanyalah sebuah kunci bahwa
pada akhirnya setiap hamba yang muslim pasti akan masuk surga, namun akan tetap
mengalami perhitungan dosa di akhirat sebelum pada akhirnya kita bisa mencicipi
manisnya surga. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">Padahal
‘menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya' banyak sekali maknanya.
BANYAK! bukan hanya sekedar berstatus muslim dan mengaku beriman, lantas seolah
wajar bila seorang muslimah tidak memakai hijab, jangan mentang-mentang sudah
merasa muslim sejak kecil, lan<span class="textexposedshow">tas seolah wajar bila
seorang muslim membuang sampah sembarangan, </span>jangan mentang-mentang sudah
merasa beriman,<span class="textexposedshow"> lantas seorang muslimah wajar
memakai rok mini membentuk tubuh, lantas wajar seorang muslim merokok, lantas
wajar seorang muslim tidak membaca Al Qur'an, lantas wajar bila seorang muslim
tidak tergugah hatinya saat mendengar azan berkumandang, atau saat melihat
saudara seimannya tengah kesusahan. Lantas....<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">Ah
... terlalu banyak hal yang pada akhirnya kita wajar dan lumrahkan hanya karena
berdalih, "Yang penting saya kan Islam, saya sholat, puasa, zakat, saya
tidak berzina, tidak mencuri, dan bla bla bla...." Banyak hal yang menjadi
toleransi untuk diri kita sendiri, sampai pada akhirnya larangan dariNya
menjadi tak berarti apa-apa di hadapan kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">Padahal...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">Sholat haruslah diutamakan. Tak boleh diundur-undurkan, apalagi
ditinggalkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-stretch: normal;"> </span></span><span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">Puasa wajib pun juga harus disertai dengan ibadah-ibadah lainnya
agar puasanya bernilai lebih di mata Allah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-stretch: normal;"> </span></span><span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">Tidak berzina? Lalu apa artinya pegang-pegangan tangan,
berpelukan, cium kening, dan lain sebagainya dengan yang bukan mahrom? Yang
disebut zina bukan hanya melakukan hubungan suami istri dengan yang bukan
mahrom, tapi hal-hal yang disebutkan di atas juga termasuk ZINA!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-stretch: normal;"> </span></span><span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">Tidak mencuri secara harfiah, mungkin iya. Tapi apakah kita
sudah bersikap jujur dengan sebenar-benarnya? Mungkin banyak dari kita yang
tanpa sadar mengambil hak orang lain, meskipun hanya sebesar biji zarah. Hal itu
tetap saja dikatakan mencuri, meski jumlahnya sedikit namun sayangnya kita
tidak menyadari hal itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-stretch: normal;"> </span></span><span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">Al Qur’an di rumah sebaiknya tidak hanya dijadikan hiasan bufet
belaka, namun harus dibaca dan dipahami artinya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-stretch: normal;"> </span></span><span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;">Menutup aurat bukan hanya sekedar berpakaian, namun tetap ada
adabnya. Bagi wanita adalah menutup seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak
tangan dengan pakaian yang longgar. Sesuai dengan QS. An Nur: 31, <i>“Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kerudung ke dadanya.”</i> Sementara untuk laki-laki adalah menutup aurat dari
pusat ke lutut, longgar dan tidak tipis, serta tidak menyerupai perempuan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="color: #141823; font-family: 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<span style="color: #141823; font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 150%;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 150%;">Dan masih banyak lagi hal-hal yang</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"> kita
sepelekan</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 150%;"> hanya karena kita merasa aman dengan status muslim yang kita miliki</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;">.
Sebab perintahNya bukan hanya sekedar Rukun Islam belaka, tapi lebih dari
itu...</span></div>
</span><div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-35422298860543124772015-04-30T15:00:00.000+07:002015-04-30T15:00:25.090+07:00Berani Lebih Dewasa Dalam Hidup<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 11.5pt;">Ada seorang sahabat yang pernah berkata kepada saya: “Menjadi anak-anak
adalah sebuah fase kehidupan, itu benar. Tapi kalau menjadi tua adalah sebuah
kepastian, itu salah. Bagaimana dengan mereka yang belum mengalami masa tuanya,
tapi sudah keburu meninggal? Bukankah tua itu artinya belum pasti?” Saya hanya
tersenyum dan membalas kata-katanya dengan jawaban yang intinya begini: Yang
disebut tua bukanlah dari lamanya seseorang hidup atau bayaknya angka yang
mewakili usianya. Tapi menurut saya, yang disebut tua adalah bertambahnya usia
seseorang dari hari ke hari. Sebab tidak ada batasan usia antara yang tua dan
yang muda. Seseorang dengan usianya yang 30 tahun akan merasa muda bila
dibandingkan dengan mereka yang usianya 50 tahun. Tapi seseorang yang usianya
20 tahun, akan mengatakan bahwa mereka yang berusia 30 tahun sudah terbilang
tua. Jadi, yang menjadi masalahnya di sini adalah faktor bertambahnya usia,
bukan banyaknya usia.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 11.5pt;">Para orang tua yang seharusnya sudah bisa menjadi dewasa, malah justru
terlambat menjadi dewasa. Banyak laki-laki pengecut yang maunya enak sendiri
memainkan perasaan perempuan tanpa berani bersikap dewasa untuk mengambil
keputusan tanggung jawab pernikahan. Atau pelaku-pelaku kemungkaran yang tak
pernah berani bersikap dewasa untuk jujur terhadap hati nuraninya yang dalam,
bahwa kemungkaran akan tetap menjadi sebuah tindakan tercela walau ditutupi
dengan kebaikan-kebaikan yang semu. Juga pemimpin-pemimpin yang tidak pernah
bersikap dewasa menerima takdirnya sebagai pelayan rakyat. Banyak anak-anak
yang menghabiskan masa mudanya hanya untuk bersenang-senang tanpa mau bersikap
dewasa mengubah paradigma mereka menjadi pemuda/pemudi yang lebih aktif dan
produktif. Atau pedagang-pedagang culas yang hanya memikirkan keuntungan
pribadi mereka semata tanpa pernah berani dewasa bahwa menerima hukum usaha
yang adil adalah lebih baik untuknya. Dan juga orang-orang yang tidak berani
dewasa, bila miskin ia mengeluh, angkuh, dan kufur, bila kaya ia tak bersyukur,
bila bodoh ia menipu, dan bila pintar ia membodohi orang.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 11.5pt;">Berani dewasa adalah keputusan jiwa yang tidak sederhana. Sebab seringkali
ia berada pada posisi yang sangat kontras dengan fitrah lahiriyah seseorang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 11.5pt;">Berani hidup harus berani dewasa. Berani dewasa harus berani mengambil
sikap dan keputusan untuk kehidupan yang lebih baik. Berani dewasa juga perlu
perngorbanan yang tidak mudah. Harus berani mengalah untuk menang. Harus berani
mengambil resiko, menerima tantangan, mencari ilmu yang bermanfaat, memberikan
contoh yang baik, berani berbuat tidak hanya bicara, memberikan kebaikan di manapun
ia berada dan berani menatap kehidupan di masa mendatang. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="background-color: transparent; font-family: Georgia, serif; font-size: 11.5pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="background-color: transparent; font-family: Georgia, serif; font-size: 11.5pt; line-height: 150%;">Berani hidup harus #BeraniLebih dewasa. Hidup ini memang tidak mudah.
Namun lebih tidak mudah lagi jika hidup tanpa berani menjadi dewasa. Bahwa fase
demi fase adalah kepastian. Setiap usia punya jenjangnya, ada situasinya, sulit
dan mudahnya. Tapi keberanian menjadi dewasa adalah sebuah keniscayaan yang
dengannya kita lalui segala fase itu, kita kejar cita-cita akhir kita, di
puncak keridhoan Allah swt.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="background-color: transparent; font-family: Georgia, serif; font-size: 11.5pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, 'Liberation Sans', FreeSans, sans-serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Jumlah kata: 436</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, 'Liberation Sans', FreeSans, sans-serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Facebook: Nurlaila Zahra</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, 'Liberation Sans', FreeSans, sans-serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Twitter:@sarah_kecee</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, 'Liberation Sans', FreeSans, sans-serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, 'Liberation Sans', FreeSans, sans-serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<a href="https://www.facebook.com/notes/lightofwomen-id/kompetisi-tulisan-pendek-beranilebih-di-blog/1569187196695384" target="_blank">Artikel ini diikutsertakan dalam Kompetisi Tulisan Pendek #BeraniLebih</a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGFAAIZGxfil4pqmgaUazxq60BR_si5uKvEOYgaWE52W0lRokz1eMWxSjpj4oVz8u9vvmLSWthZQCRSGOoa8MCpD4LkfxZ-bxD1DmLKJgYYsXFz_FEWSmqlvFSwQCbJrfCiyxvRzNLjqX9/s1600/Banner-Berani-Lebih-300x235.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGFAAIZGxfil4pqmgaUazxq60BR_si5uKvEOYgaWE52W0lRokz1eMWxSjpj4oVz8u9vvmLSWthZQCRSGOoa8MCpD4LkfxZ-bxD1DmLKJgYYsXFz_FEWSmqlvFSwQCbJrfCiyxvRzNLjqX9/s1600/Banner-Berani-Lebih-300x235.jpg" /></a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, 'Liberation Sans', FreeSans, sans-serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, 'Liberation Sans', FreeSans, sans-serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-4465630001849107842015-03-31T14:18:00.000+07:002015-03-31T14:18:14.593+07:00Memetik Pelajaran dari Kepergian Sang Idola<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sahabat saya yang selalu dirahmati Allah
SWT,<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Beberapa hari terakhir ini kita mungkin
telah dikejutkan dengan sebuah kabar duka yang melanda dunia hiburan tanah air.
Ya, kabar meninggalnya salah satu artis dan komedian Indonesia, Olga Syahputra,
jelas melahirkan sebuah kedukaan yang cukup mendalam, baik bagi keluarga,
sahabat, para penggemar, dan juga mungkin hampir seluruh masyarakat
Indonesia ikut berduka karenanya. Termasuk saya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saya memang bukan penggemar berat Alm.
Olga, namun saya salah satu yang termasuk merasa terhibur dengan canda dan
humor yang diciptakan olehnya, dan sedikit mengikuti perkembangan beliau semasa
hidupnya. Jadi saya rasa wajar apabila untuk saat ini saya cukup merasa
kehilangan sosok yang begitu dicintai oleh masyarakat Indonesia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kepergian Olga, sudah pasti meninggalkan
duka yang mendalam bagi semua orang yang menyayanginya. Baik yang mengenalnya
secara langsung, maupun tidak, seperti saya. Namun dalam hal ini,
setidaknya ada tiga pelajaran yang bisa saya petik, baik dari sosok Olga maupun kepergiannya yang terkesan begitu cepat. Yang tentunya sangat
mengingatkan saya akan janji-janji yang sudah Allah katakan dalam firman-Nya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Yang pertama, sosok Olga nampaknya mampu
memberikan sebuah pelajaran berharga pada kita yang masih hidup, bahwa semasa
hidupnya, Olga selalu berbuat baik pada siapa pun, khususnya pada keluarganya.
Kita bisa lihat dalam firman Allah SWT QS. 2 : 83, <span style="color: red;">“<i>…..Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah
kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta
ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah
zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil
daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.”</i></span><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dalam ayat tersebut dijelaskan, bahwa
Allah SWT sudah mewajibkan kita untuk selalu menyembahNya, berbuat baik tidak
hanya kepada orang tua, tapi juga pada keluarga, anak-anak yatim, dan
orang-orang miskin, serta diperintahkan untuk berkata yang baik pada sesama
manusia, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Tapi di akhir kalimat Allah
kembali mengingatkan, bahwa hanya sebagian dari kitalah yang mau mengikuti
semua perintah itu, dan sebagian yang lain lebih memilih untuk berpaling
mencari kesenangan dunia yang lain. Di sini kita bisa lihat, bahwa semasa
hidupnya, -in sya Allah- Olga sudah melaksanakan hampir semua hal yang Allah
perintahkan di atas. Dan sudah sepatutnya hal ini menjadi sebuah pembelajaran
untuk kita semua agar tidak menjadikan nikmat duniawi sebagai alat untuk
menjerumuskan diri kita sendiri ke lembah dosa, melainkan bersyukurlah dengan
hal-hal yang baik.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Yang kedua adalah, bahwa kebaikan
seseorang, apabila dilakukan secara kontinyu meski kapasitasnya sedikit, akan
berdampak sangat luar biasa ketika seseorang itu telah tiada. Seperti apa yang
Allah firmankan dalam QS. 2 : 110, <i><span style="color: red;">“Dan
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”</span></i><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sekali lagi kita tahu, bahwa apapun yang
sudah Olga lakukan semasa hidupnya, jika itu merupakan sebuah kebaikan, maka
sejatinya kebaikan itu juga untuk dirinya sendiri. Masalah pahala memang urusan Allah,
namun jika melihat lautan manusia yang mengiringi kepergian Olga, jelas
menunjukkan bahwa sosok Olga bukan hanya sekedar manusia bernyawa pada umumnya,
namun in sya Allah kebaikannya banyak dirasakan oleh banyak orang hingga hal
itu menjadi sebuah keberkahan untuk dirinya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dan yang ketiga adalah, bahwa kematian sejatinya
selalu mengincar kita, kapan pun dan di mana pun. Kita tidak pernah tahu kapan
waktu kita harus menghadapNya. Saat ini mungkin Olga yang harus pergi lebih
dulu, namun bisa jadi tak lama setelahnya, kita yang akan menyusulnya menghadap
Sang Khaliq. Ini jelas tertulis dalam firmanNya QS. 3 : 145, <i><span style="color: red;">“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati
melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya……”</span></i><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Artinya, Allah sudah menentukan kapan
waktu kita menghadapNya. JanjiNya yang sudah pasti adalah, bahwa setiap yang
bernyawa pasti akan merasakan mati. Begitu pun dengan Olga. Terlepas dari
perihal apa yang mengantarkan Olga menuju ke haribaanNya, tetap saja bahwa hal ini
adalah takdir Allah yang tidak bisa diingkari. Banyak orang mengatakan bahwa
Olga adalah orang yang baik, namun bukan berarti Allah tidak punya hak untuk
menentukan cara bagaimana ia harus berpulang ke rahmatNya. Semua adalah rahasia
Allah. Secara pribadi, saya hanya mampu mendoakan semoga sakit yang dideritanya
selama ini, mampu menggugurkan setiap inci dosa yang melekat pada diri Olga.
Semoga Allah terima segala amal ibadahnya, dan dilapangkan kuburnya. Aamiin.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dan salah satu cara mempersiapkan
kepulangan kita kelak adalah, dengan senantiasa memperbaiki diri hari demi
hari, bermanfaat bagi sesama, dan selalu mendekatkan diri padaNya.</span><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-40504581963497039412015-03-17T15:27:00.000+07:002015-03-17T15:27:03.953+07:005 Point Tentang Blog Dija<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jika bicara soal Blog Dija, maka yang ada dalam pikiran saya hanya satu: Pasti selalu ada foto yang membersamai setiap kali Mbak Elsa posting agenda kegiatan Dija. Entah kenapa, saya selalu kepo dengan blog Dija, selalu menanti ada apakah gerangan di postingan Dija selanjutnya. Nah, kali ini, berhubung saya nggak bisa terlalu banyak melakukan mukaddimah atau pembukaan, maka langsung saja saya ingin me-review kelima point penting dari blog Dija yang hampir berusia 5 tahun itu, persis dengan usia Dija yang juga sebentar lagi akan memasuki usia ke 5 tahun.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="fullpost">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;"><b>Dija itu anak yang pintar dan cerdas</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">di dalam postingan yang <a href="http://princessdija.blogspot.com/2013/02/35-months.html" target="_blank">ini</a> Dija sudah bisa berhitung angka 1 - 10, meski memang dijelaskan oleh Ola Elsa kalau tulisan angkanya masih sering salah, nggak apa-apa, karena di usia Dija kala itu yang baru mau beranjak 3 tahun, pencapaian seperti itu adalah hal yang sangat luar biasa yang bisa dilakukan oleh seorang anak seperti Dija. Selain itu, di postingan <a href="http://princessdija.blogspot.com/2013/11/44-months.html" target="_blank">ini</a> Dija juga sudah mampu menghafal surat-surat pendek dalam Al Qur'an di usianya yang masih sangat belia, di mana biasanya anak-anak seusianya di luar sana masih belum mampu menghafal. (saya sedikit iri karena kemampuan Riski sangat berbeda dengan Dija, hehehe)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: red; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">Dija itu cantik</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Mungkin karena salah satu alasan ini yang membuat saya selalu menanti-nanti postingan dari blog Dija yang dibuat oleh Ola Elsa. Foto-foto yang selalu menyertai setiap postingan, selalu membuat saya terkesima dan membuat setiap postingan terkesan sangat hidup. Apalagi teknik pengambilan gambar yang dilakukan Ola Elsa sangat bagus sehingga foto-foto yang ditampilkan di blog selalu menari perhatian pembaca, khususnya saya sebagai pembaca setia blog Dija.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sekarang tentang blog Dija- nya, yaa...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;"><b>Blog Dija sangat kreatif sekali</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sejak saya mengenal Blog Dija, saya selalu suka dengan dekorasi blog yang ditampilkan Ola Elsa dalam blog Dija ini. Baik dari segi desain blog nya, maupun setiap gambar dalam postingan yang membutuhkan editan, yang ditampilkan selalu berbeda dari postingan-postingan sebelumnya, dan warna-warna yang ditampilkan juga selalu cerah, menarik hati setiap pembaca untuk selalu berkunjung lagi dan lagi..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">contohnya yang ini ...</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEdJSQmLHAC3E_GCXbkKr-qWiOeLrxAxKM2BoNhABWGSgyQj3WExluE9rKBnaOPsCIBEPpsFNz22r5MCIgxQTOXzzsdOks2LyowZBQchPCVfUBOqINulxkVDIbVsGPTtueRqF678zNz49p/s1600/dija1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEdJSQmLHAC3E_GCXbkKr-qWiOeLrxAxKM2BoNhABWGSgyQj3WExluE9rKBnaOPsCIBEPpsFNz22r5MCIgxQTOXzzsdOks2LyowZBQchPCVfUBOqINulxkVDIbVsGPTtueRqF678zNz49p/s1600/dija1.png" height="265" width="400" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;"><i>diambil dari <a href="http://princessdija.blogspot.com/">princessdija.blogspot.com</a></i></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">dan juga yang ini...</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO4XN9moAJwRHiBKyqHAiJL4w65rN_2UrjeC5XqMjVgbNfZplyzsTeXecAVWKxct8QsgNMoST0vL6r5_3KzQlkWkYGLRsTAAtZ3ql5B2NhZrU5w_e_tKAedHty83TmDUs-w_4Sg42fACl6/s1600/dija2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO4XN9moAJwRHiBKyqHAiJL4w65rN_2UrjeC5XqMjVgbNfZplyzsTeXecAVWKxct8QsgNMoST0vL6r5_3KzQlkWkYGLRsTAAtZ3ql5B2NhZrU5w_e_tKAedHty83TmDUs-w_4Sg42fACl6/s1600/dija2.png" height="320" width="219" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;"><i>diambil dari <a href="http://princessdija.blogspot.com/2013/03/hampir-3-tahun.html">http://princessdija.blogspot.com/2013/03/hampir-3-tahun.html</a></i></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">kedua gambar di atas menurut saya sangat kreatif dan inspiratif sekali karena kedua tulisan yang mengiringi kedua gambar tersebut selalu mempunyai karakter yang berbeda dan sangat kuat. Mungkin inilah yang membuat blog Dija selalu dinanti oleh para pembacanya.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;"><b>Foto-foto Dija selalu ciamik</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saya selalu suka dengan foto-foto di dalam Blog Dija. Selain Dija-nya yang cantik dan manis, teknik pengambilan gambar yang dilakukan Ola Elsa juga sangat ciamik. Tapi kalau disuruh milih mana foto yang paling saya suka, semuanyaaaa saya suka. Sukaaaa banget kalau lagi liatin foto-foto yang ada di blog Dija. Sekali lagi, blog Dija sangat inspiratif karena terkadang saat saya menemukan sebuah foto yang bagus, saya seperti menemukan inspirasi baru dalam teknik membidik objek saat memotret.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Yang terakhir.... apa ya...</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;"><b>Blog Dija sangat informatif</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sempet bingung sih sebenarnya saat menentukan point ke lima tentang blog Dija ini, karena menurut saya blog Dija ini udah kayak kue yang enaaakkk banget rasanya, yang siapapun pasti suka. Tapi jujur deh, Blog Dija memang sangat informatif karena di hampir setiap postingan selalu ada catatan <a href="http://yellow-up-yourlife.blogspot.com/" target="_blank">Ola Elsa</a> mengenai perkembangan Dija, yang secara tidak langsung juga bisa menjadi pelajaran buat saya dalam mengasuh <a href="http://diariski.blogspot.com/" target="_blank">Riski</a>. Catatannya sangat simple namun pasti sangat berkesan bagi yang membacanya. Hal seperti ini pasti bisa menjadi kesan tersendiri untuk Dija, kelak saat ia sudah mulai paham tentang semua dokumentasi tentang tumbuh kembang dirinya.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Mungkin segitu aja yang bisa saya tuliskan. Bingung sebenarnya mau nulis apa, karena sebenarnya saya nggak terlalu bisa berceloteh melalui tulisan. Semoga sedikit review ini bisa memberi kesan tersendiri baik untuk Mbak Elsa maupun Dija kelak. Aamiin. </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><i>note:</i></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><i>salam dari Riski untuk Dija :)</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-51914721244321721582015-03-06T11:08:00.003+07:002015-03-06T11:14:07.373+07:00Sesuatu dan Kenangan<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Sahabat,</span></div>
<div class="fullpost">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Pernahakah kalian merasakan sesuatu yang kalian sendiri tidak bisa menerjemahkan sesuatu itu? Kalian terdiam, seolah tidak melakukan apa-apa, padahal kalian berpikir tentang sesuatu itu. Ada sebuah rasa kehilangan yang menyayat kalbu, namun sebenarnya kalian tidak pernah memiliki kehilangan itu. Ada sebuah ruang yang sedikit hampa karena sudah terlalu lama kosong karena kepergiaan sesuatu itu. Saat diam, yang ada dalam pikiran hanya satu: sesuatu itu! Begitu banyak kenangan yang terlukis di memori, namun sedikit pun tak pernah hilang dalam ingatan. Entah karena apa...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sahabat,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sesuatu yang terkadang kita anggap mudah untuk meraihnya, jika Allah tuliskan bahwa sesuatu itu tidak baik adanya untuk kita, maka semua akan terasa sulit untuk digapai, meski pada awalnya terasa sangat mudah. Sebagai manusia biasa, kita wajib berprasangka baik pada-Nya. Bukan karena dipaksa untuk itu, melainkan kita harus yakin bahwa ketetapan Allah lah yang terbaik untuk kehidupan kita selanjutnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kenangan itu boleh saja terus melekat dalam benak kita, laiknya noda yang tidak bisa hilang pada pakaian. Sebab seperti yang disampaikan Pak Mario Teguh, bahwa melupakan sebuah kenangan itu sesulit mengingat sebuah masa yang belum pernah kita alami atau temui.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Mari kita kelola sesuatu dan kenangan masa lalu kita secara bijak, agar hal itu tidak menghambat langkah kita untuk terus bergerak dan meraih masa depan kita....</span></div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-6109675232697013972015-03-05T14:51:00.002+07:002015-03-05T14:51:56.379+07:00Penurunan Daya Ingat<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Lagi.... dan lagi...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="fullpost">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ini untuk yang kedua kalinya saya mengalami pengalaman tidak mengenakkan saat berada di depan mesin ATM. Bukan, bukan karena tindakan orang yang tidak bertanggung jawab kepada saya, hanya saja... saya yang teramat ceroboh karena telah dua kali melakukan kesalahan yang sama. Yak, hari ini saya lupa mengeluarkan kartu ATM saya dari mesin ATM. Subhanallah, sebelumnya hal ini pernah saya lakukan juga beberapa tahun silam. Entah, apakah waktu itu saya juga menuliskan pengalaman ini di blog atau tidak, saya lupa. Yang pasti saya sudah dua kali melakukan kecerobohan ini. Sampai akhirnya mesin ATM itu berbunyi, dan alhamdulillah nya saya masih ada di lokasi Bank karena hendak menyetorkan uang juga pada teller. Mesin ATM itu berbunyi namun saya masih belum sadar bahwa bunyi itu menandakan bahwa kartu ATM saya masih ada di sana dan belum saya keluarkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ya Allah, lemas sekali rasanya kaki saya kala itu. Membayangkan jika saya langsung bergegas pergi setelah dari ATM dan tidak mampir dulu ke teller, lalu ada oknum yang tidak bertanggung jawab melakukan hal-hal yang tidak saya inginkan atas kartu ATM saya itu. Meski memang mesin itu pasti akan berbunyi jika kartu yang masih ada di dalamnya tidak diambil dalam waktu beberapa lama. Untung saja teller cantik yang melayani saya segera <i>ngeh </i>dan langsung menegur saya. Tapi karena bingung, saya masih belum sadar kalau saya memang belum mengeluarkan kartu ATM itu. Alhamdulillah Pak Satpam yang ada di sana begitu cekatan sehingga saat mesin ATM itu berbunyi, ia langsung berlari dan menekan tombol <i>cancel</i>, dan akhirnya kartu ATM saya bisa keluar tanpa harus tertelan di dalamnya. Saya mengucapkan terima kasih pada Pak Satpam lalu duduk termenung memkirkan apa yang barusan saja saya lakukan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sepanjang perjalanan pulang dari bank, saya terus memikirkan hal itu. Betapa ternyata, mungkin daya ingat saya sudah mulai menurun atau karena memang terlalu banyak <i>to do list </i>hari ini yang menyebabkan saya jadi kurang berkonsentrasi. Tapi paling tidak saya masih bisa bersyukur karena saya tidak harus pusing memikirkan kemana hilangnya kartu ATM saya. Mungkin juga karena masih rezeki, dan hal ini seharusnya bisa menjadi pelajaran yang sangat...sangat berharga buat saya, mengingat hal ini sudah dua kali saya alami.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Entah bagaimana caranya untuk bisa kembali meningkatkan daya ingat. Tapi selama ini saya selalu berusaha untuk senantiasa beristighfar. Sebab kalimat istighfar adalah kalimat permohonan ampun pada Allah Swt, senantiasa mengingat Ia kapan dan di mana pun, sehingga mudah-mudahan bisa membantu saya untuk terus mengingat hal-hal apa saja yang harus saya lakukan, kerjakan, dan segala amanah yang diberikan Allah pada saya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Aamiin...</span></div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-78721884341570679022015-02-27T15:39:00.004+07:002015-02-27T15:39:28.400+07:00Hiatus VS Pencapaian<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sahabat yang tersayang,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">entah sudah berapa lama saya mengangguri blog ini sampai saya sendiri tidak ingat tema apa yang saya bahas di postingan terakhir saya dalam blog ini. Terkadang saya merasa sedih melihat semangat diri saya yang terkadang naik turun untuk tetap aktif menulis di blog ini. Saya selalu menyadari bahwa untuk tetap aktif menulis, memang diperlukan kedisiplinan dan kekonsistenan untuk terus mengisi hari dengan menulis. Menulis apa saja, apa pun yang bisa dibahas dan diambil hikmahnya bisa menjadi tema yang menarik untuk dibahas. Dan sebenarnya saya mempunyai prinsip seperti itu sejak beberapa bulan ini. Namun entah apa yang pada akhirnya membuat saya jadi kembali bisu dan bungkam untuk menulis. Berbagai alasan dikemukakan tapi mungkin akhirnya akan menjadi klise. Entah akhir-akhir ini sibuk di kantor lah, di rumah lah, mengajarlah, inilah, itulah, dan berbagai alasan lainnya hingga teramat membuat saya melupakan kejadian atau hikmah apa yang saya dapati setiap harinya. Padahal mestinya saya bisa setiap saat menulis tentang hikmah dan pelajaran apa pun yang saya dapatkan setiap harinya. Tapi yaaa... mungkin inilah sifat kemanusiawian saya, khilaf. Dan kini saya merasa sangat bersalah saat saya harus melalui hari-hari kemarin tanpa pelajaran yang bisa saya goreskan di blog ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tapi paling tidak, saya bisa sedikit menebus rasa bersalah itu dengan satu kebahagiaan yang pada akhirnya menghampiri saya. Beberapa hari yang lalu Buku Kumpulan Cerpen saya sudah terbit di rasibook.com. Berikut penampakan cover yang bisa sahabat lihat...</span></div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfT1_4-rKIVWUeE-yIR16MySw9bD9xnwGVgrOsKeGO3dejWr9kEC_B6RcWFBsU3QJphdG5EaydviUNfTx4uv9uxZDxRkBfV6aCnD_RIknWQmYQ4OIAgvIWBvhzJ4Wl4UcCJ655_4M32IZ2/s1600/Cover+Depok,+I'm%2B(lost)%2BIn%2BLove%2B-%2Bdepan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfT1_4-rKIVWUeE-yIR16MySw9bD9xnwGVgrOsKeGO3dejWr9kEC_B6RcWFBsU3QJphdG5EaydviUNfTx4uv9uxZDxRkBfV6aCnD_RIknWQmYQ4OIAgvIWBvhzJ4Wl4UcCJ655_4M32IZ2/s1600/Cover+Depok,+I'm%2B(lost)%2BIn%2BLove%2B-%2Bdepan.jpg" height="640" width="448" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saya merasa covernya amat simple, karena memang saya tidak mengambil paket revisi cover. Jadi sekian rupiah yang saya bayarkan, saya sudah terima bersih semua prosesnya. Meski memang ada beberapa kekuranganyang saya sesalkan di akhirnya, namun saya berusaha menerima semua itu sebagai pengalaman pertama saya menerbitkan buku. <i>Overall</i>, saya sangat senang dan bersyukur atas pencapaian yang saya lakukan ini. Paling tidak saya patut bersyukur pada Allah Swt karena telah memberikan saya kesempatan untuk menelurkan satu buku hasil karya saya pribadi. Saya berharap semoga pencapaian pertama saya ini bisa disusul dengan karya-karya saya lainnya yang juga bisa dinikmati oleh banyak pembaca.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Bagi yang berminat membacanya, bisa segera pesan bukunya di <a href="http://www.rasibook.com/2015/02/depok-im-lost-in-love.html" target="_blank">sini</a>. Enjoy reading :)</span></div>
<div>
<br /></div>
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-75836610749924962782015-01-13T14:51:00.000+07:002015-01-13T14:52:06.118+07:00Titik Lemah<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Setiap
manusia pasti memiliki titik lemah dalam hidupnya. Titik lemah ini adalah satu
titik dalam dirinya yang bila diuji dengan sesuatu hal, titik ini bisa jadi
sangat lemah atau bahkan bisa membuat seseorang itu sangat tidak berdaya lantaran
sesuatu yang disebut ujian tadi. Ujian dalam hidup ini bermacam-macam
bentuknya. Bisa berupa harta, tahta, jabatan, ataupun pasangan hidup. Dari tiap-tiap
ujian itu bisa saja menghampiri kita sebagai makhluk lemah yang tidak memiliki
daya upaya apapun jika hati dan jiwa kita jauh dari Rabb semesta alam, Allah
Azza Wajalla.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Setidaknya
ada empat hal yang wajib kita waspadai terkait ujian hidup yang mungkin saja
salah satu di antara empat hal itu merupakan titik lemah kita sebagai manusia. Yang
pertama adalah, jika kita diuji dengan syahwat dan hawa nafsu, bisa mungkin ada
yang tidak beres dalam sholat kita. Mengapa sholat? Sebab dalam QS. Maryam ayat
59, Allah SWT berfirman yang artinya, <i>“Maka datang sesudah mereka suatu
keturunan yang mereka telah melalaikan sholat dan memperturutkan syahwat hawa
nafsunya.”.</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sebagai
manusia yang berakal, jika hal pertama tadi adalah titik lemah dalam diri kita,
ada baiknya kita segera periksa sholat kita. Apakah selama ini menunaikan sholat
hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban, hanya untuk dipuji orang lain, atau
semata-mata hanya karena Allah? Apakah kita sudah cukup khusyuk dalam
melaksanakannya, atau masih sering memikirkan hal-hal lain saat sholat? Sudah tepat
waktukah, atau malah sering mentakhirkannya? Atau bahkan kita sering lalai
dalam menjalankannya? Patutnya kita periksa semua hal itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Hal
yang kedua adalah, jika kita merasa keras hati, berperangai akhlak buruk, sial,
sengsara, dan seolah tidak ada kemudahan, periksalah hubungan kita dengan ibu
dan bakti kita terhadapnya. Mengapa demikian, sebab dalam QS. Maryam ayat 32, Allah
SWT berfirman, <i>“dan (Dia jadikan aku) berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak
menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”</i> Dari ayat tersebut sudah
sangat jelas, jika kita ingin merasa mudah dalam melangkah di kehidupan, maka
berbakti pada orang tua adalah hal yang paling utama yang harus dilaksanakan. Sebab
satu hal yang mesti diingat, bahwa ridho orang tua adalah ridhoNya Allah. Tidak
akan pernah kita merasakan nikmatnya kemudahan dalam segala hal jika orang tua
kita tidak ridho pada apa yang kita lakukan. Nauzubillahi minzalik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Yang
ketiga adalah, jika kita merasa depresi, tertekan, dan kesempitan dalam hidup,
maka sebaiknya kita memeriksakan interaksi kita dengan Al Qur’an. Karena dalam
QS. Thaha ayat 124, Allah SWT telah berfirman, <i>“Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku (Al Qur’an – berzikir), maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit.”</i> Bukankah ayat tersebut sudah sangat jelas memberitahu kita, bahwa
jika ingin hidup lapang, maka jangan pernah sekali-kali kita melupakan Al Qur’an.
Bacalah setiap hari meski tidak bisa membaca banyak dalam sehari. Paling tidak
jika kontinuitas interaksi kita dengan Al Qur’an sudah cukup bagus, maka dengan
sendirinya hati kita akan merasa lapang dan satu per satu masalah akan
terselesaikan dengan baik. Jadikanlah Al Qur’an sebagai teman sehari-hari bukan
malah hanya menjadi pajangan di dalam buffet rumah kita, hanya karena Al Qur’an
yang kita miliki boleh kita beli di Mekkah. Ingatlah, bahwa rumah yang
senantiasa diperdengarkan Al Qur’an setiap harinya, akan membuat para
penghuninya selalu diliputi perasaan aman, nyaman, dan tenteram. Karena Al Qur’an
itu adalah obat dari segala penyakit hati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dan
yang terakhir adalah, jika kita merasa kurang tegar dan teguh di atas kebenaran
dan gangguan kegelisahan, maka periksalah bagaimana pelaksanaan kita terhadap
nasihat yang kita dengar. Allah SWT berfiman dalam QS. An Nisa ayat 66, <i>“Sesungguhnya
kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal
yang demikian itu lebih meneguhkan (iman mereka).”</i> Maka dari itu, apabila kita
mendengar suatu kebaikan dari mulut seorang alim ulama, hendaklah kita
mendengar dan melaksanakannya dengan ikhlas. Sebab orang yang mengetahui sebuah
kebaikan namun ia tidak melaksanakannya, maka ia termasuk pada golongan
orang-orang yang munafik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Semoga
keempat hal tadi bisa menjadi peringatan untuk kita sebagai hamba yang lemah,
bahwa titik lemah dari masing-masing kita berbeda-beda, sehingga kita
diharuskan untuk introspeksi diri setiap hari agar kita tidak termasuk ke dalam
golongan orang-orang yang tidak beruntung sebab dari hari ke hari tidak ada
perbaikan yang kita lakukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-87725234237411729152015-01-09T19:30:00.002+07:002015-01-09T19:31:09.027+07:00Epilog Seorang Hamba<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i>Tuhan,<o:p></o:p></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i>Setiap orang pasti memiliki masalah dan beban hidup
masing-masing. Setiap masalah seseorang, juga bergantung pada kadar keimanan
dan kemampuan setiap hamba. Aku tahu, Tuhan, bahwa kadar keimanan dan
kemampuanku masih belum terlalu tinggi, jadi aku mohon Tuhan, tolong kuatkanlah
aku dalam menghadapi semua beban hidup ini. Segala amanah dan tanggung jawab
yang Kau pikulkan di pundakku, tak pernah sedikitpun aku meminta untuk Kau kurangi,
tapi aku hanya berharap kekuatan, kesabaran, serta keikhlasan hati dan jiwaku
untuk dapat melewati semua itu. <o:p></o:p></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i>Tuhan,<o:p></o:p></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i>Kepergian sosok Ayah dalam hidupku selama hampir dua puluh
enam tahun perjalanan hidupku, juga bertubi-tubi amanah, serta tanggung jawab
yang ada di pundakku, telah menjadi cobaan terberat dalam hidupku. Jika semua
cobaan ini merupakan ganjaran dariMu atas segala salahku di masa lalu, lalu
sampai kapan aku harus menebus semua salahku, Rabb?<o:p></o:p></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i>Tuhan,<o:p></o:p></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i>Terkadang aku merasa kuat dan tegar menghadapi semua ini,
namun ada saat di mana aku terlalu lelah menghadapi semuanya sendiri, hingga hanya
ada air mata yang selalu menemani kesendirianku. Aku merasa lemah, aku terlalu
letih, Rabb. <o:p></o:p></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i>Tuhan,<o:p></o:p></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i>Mohon ampuni semua salah dan khilafku. Aku hanya seorang
hamba yang terkadang hanya tidak mampu menahan segala beban yang menggelayut di
bahuku. Aku hanya ingin sedikit bercerita dan bersandar padaMu, itu saja. Terima
kasih, Rabb….</i><o:p></o:p></div>
</div>
<div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-82623479848774465322015-01-06T16:11:00.004+07:002015-01-06T16:11:34.839+07:00Menjemput Rezeki dengan Cara yang Allah Ridhoi<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mencari rezeki atau
mencari nafkah untuk keluarga, bagi kita merupakan sebuah pilihan yang memang
harus kita lakukan demi menyambung kelangsungan hidup kita maupun orang-orang
yang kita cintai. Mencari rezeki, sejatinya adalah kita melakukan sebuah pekerjaan,
entah itu kita bekerja pada pemerintah, perusahaan swasta, atau bisnis serta
membuka usaha sendiri. Semuanya bisa kita lakukan demi mencari rezeki yang
halal guna memenuhi kebutuhan hidup. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam mencari rezeki,
ada beberapa hal yang mungkin harus kita ketahui dan pahami agar rezeki yang
kita dapat tidak hanya bernilai dari segi kuantitas saja namun juga bisa mengandung
keberkahan di dalamnya. Satu hal yang harus kita sadari bahwa semua rezeki yang
kita dapatkan itu datangnya dari Allah. Semua rezeki dan nikmat yang kita
rasakan, semata-mata karena atas izinNya. Tidak mungkin kita dapat menikmati
manisnya rezeki jika bukan atas izinNya. Maka dari itu, patutlah bila kita
mengutamakan kehalalan dari setiap rezeki kita. Sebab segala yang halal di mata
Allah adalah baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Selain kehalalan
rezeki, cara untuk mendapatkan rezeki juga merupakan kunci utama dalam proses
mencari nafkah. Rezeki yang halal mungkin belum tentu didapat dengan cara yang
Allah sukai. Tapi rezeki yang didapatkan dengan cara yang diridhoi Allah, sudah
pasti rezeki itu adalah halal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ada berbagai cara yang
dapat kita lakukan dalam mencari rezeki. Salah satunya saja adalah berdagang.
Membuka usaha sendiri, di kalangan masyarakat saat ini sudah menjadi hal yang
wajar, karena bisa dikatakan sebagian besar penduduk ibu kota memiliki profesi
berdagang. Berdagang adalah sebuah pekerjaan baik yang in sya Allah akan
menghasilkan rezeki yang halal bila dilakukan dengan cara yang baik pula. Tapi
bisa juga rezeki yang dihasilkan dari berdagang itu berubah menjadi haram
apabila cara yang dilakukan adalah cara-cara yang merugikan orang lain, atau
bahkan bersifat musyrik (menduakan Allah).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Selain kehalalan dan
cara yang dilakukan menjadi faktor penting dalam meraih rezeki, ternyata
interaksi atau kedekatan kita kepada Allah juga menjadi kunci utama dalam
mencari keberkahan rezeki. Cara dan kehalalan mungkin sudah kita lakukan, tapi
apabila karena alasan mencari rezeki menjauhkan kita pada Allah, maka tanpa
kita sadari rezeki yang kita dapatkan akan kehilangan esensi keberkahannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Katakan saja demi
mencari rezeki yang banyak, seorang pedagang sampai rela meninggalkan sholatnya
lantaraan takut kehilangan pelanggan apabila dagangannya ditinggal sebentar
untuk sholat. Lalu demi sebuah gadget baru, seorang staf rela melakukan korupsi
. Atau demi sebuah jabatan tinggi, seorang muslimah rela menanggalkan hijabnya.
Hal-hal semacam itu adalah contoh bahwa kurangnya iman seseorang dalam proses
pencarian rezeki, akan membuat rezekinya kehilangan keberkahan. Mungkin mereka
akan mendapatkan apa yang mereka harapkan, tapi mereka tidak akan pernah cukup
dengan semuanya karena yang ada dipikiran mereka hanya duniawi saja. Bagaimana
caranya mendapatkan rezeki sebanyak mungkin, tanpa mengindahkan syariat dan
aturan yang berlaku dari Tuhannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mereka lupa bahwa
rezeki yang mereka dapat datangnya dari Allah. Dan mereka seolah tidak mau
menyadari bahwa untuk mendapatkan rezeki Allah, maka mereka haruslah melakukan
apapun yang Allah perintahkan. Mereka hanya menuntut hak tanpa mau menunaikan
kewajiban mereka sebagai muslim. Jika sudah seperti itu keadaannya, maka cepat
atau lambat mereka akan kehilangan rezeki yang sudah mereka dapat, tanpa mereka
sadari. Entah karena gaya hidup mereka yang hedonis hingga membuat mereka boros,
atau mungkin mereka akan ditimpa kemalangan maupun kesakitan yang menyebabkan
harta mereka terkuras untuk biaya pengobatan. Wallahu ‘alam.<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-60315821914456186892014-12-24T21:40:00.004+07:002014-12-24T21:40:48.589+07:00Keputusan<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hari ini, satu keputusan telah kuambil. Satu keputusan yang telah
melewati tahap doa dan ikhtiar yang cukup panjang. Bismillah, aku yakin kalau
keputusan ini adalah yang terbaik yang bisa aku berikan untuk masa depanku
kelak. Aku yakin Allah telah pula menuntun langkahku untuk mengambil keputusan
ini. Keputusan terbaik untukku, keluargaku, dan masa depanku. Aku hanya bisa
berharap kembali dalam hati – sambil tak lupa juga terus berdoa dan berikhtiar –
agar suatu saat nanti Allah masih berkenan memberikan jalan terbaikNya untukku.
Saat ini aku hanya bisa terus memperbaiki diri setiap saat, agar kelak jalan
takdir yang diberikan Allah juga lebih baik dari saat ini. Aku hanya ingin
memantaskan diriku untuk sebuah masa depan yang cerah dan lebih baik. Semoga Allah
selalu membersamai langkahku, dan selalu meridhoi setiap keputusan yang kuambil
demi kebaikan semuanya. aamiin.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jakarta, </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pasar Minggu, Pojok Kamar</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
9.40 PM</div>
<div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-61157383934991663962014-12-19T13:36:00.002+07:002014-12-19T13:49:18.214+07:00Surat Terbuka Untuk Bapak Pemerintah (Ini Jilbab Kami)<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Assalamu’alaikum.
Wr. Wb. Kepada Yth.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Bapak
Pimpinan Pemerintah Pusat dan Bapak Pimpinan PemProv DKI Jakarta yang saya
hormati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Perkenalkan
saya Sarah. Seorang wanita berjilbab yang tinggal di salah satu kota terbesar
di Indonesia ini, DKI Jakarta. Mungkin bagi Bapak sekalian, tidaklah penting
siapa nama yang tertera dalam KTP saya, namun bersama surat ini, saya hanya
ingin menyampaikan goresan hati saya yang beberapa waktu terakhir ini sangat
mengganjal pikiran saya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Begini,
Bapak-Bapak sekalian,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Belum
lama ini saya mendapat sebuah informasi dari salah seorang adik perempuan saya
yang duduk di bangku kelas 5 di salah satu SD negeri di Jakarta Selatan, bahwa
ia disuruh untuk mengumpulkan beberapa lembar pas foto yang katanya akan
digunakan untuk keperluan pengisian raport. Sampai di sini, saya rasa tidak ada
masalah yang berarti buat saya. Namun informasi yang disampaikan berikutnya
oleh adik saya, adalah sebuah berita yang teramat menyakitkan untuk saya. Ia
mengatakan kalau foto yang dikumpulkan adalah foto tanpa mengenakan penutup
kepala / jilbab / kerudung. Sementara adik perempuan saya sudah sejak lama baik
dalam keseharian maupun bersekolah, dengan menggunakan hijab. Jelas saja hal
itu menjadi sebuah kejanggalan untuk saya, selaku seorang wanita muslimah yang
juga mengenakan jilbab dalam keseharian saya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Ingin
melakukan protes, tapi saya tidak tahu pada siapa. Pihak sekolahpun pastinya
tidak mau tahu dengan apa yang menjadi keberatan untuk saya. Dan setelah saya
tanyakan lebih lanjut dengan salah satu guru yang mengajar di sekolah negeri,
benar saja bahwa katanya hal itu merupakan sebuah peraturan baru dari
kepemerintahan yang baru. Subhanallah!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Tak
habis pikir rasanya diri ini. Mengapa dalam hal berjilbab dalam foto saja, adik
saya maupun ribuan muslimah lainnya yang mengalami kasus yang sama seperti adik
saya, mesti dilarang dengan alasan yang tidak jelas?? “Peraturan baru.”
Demikian alasan yang terlontar dari pihak sekolah. Allahu Akbar!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Mungkin
sebagian orang akan menganggap kalau apa yang saya bicarakan ini adalah
persoalan sepele, dan nampaknya saya saja yang terlalu melebih-lebihkan
kasusnya. Namun bagi saya – yang sudah sejak lama mendidik adik perempuan saya
untuk berjilbab sejak dini – persoalan jilbab bukanlah hal sepele yang dapat
diremehkan oleh siapapun. Dalam agama Islam, jilbab adalah sebuah perintah yang
Allah sampaikan langsung dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 59, yang ditujukan
untuk seluruh kaum muslimah di muka bumi ini. Maka dari itu saat saya
mengetahui peraturan baru ini, tersentak rasanya seluruh jiwa raga saya.
Mengapa semakin hari, kami – para muslimah – merasa semakin terpinggirkan oleh
berbagai peraturan yang ‘katanya’ datangnya dari pemerintah. Entah dari
pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Wahai
Bapak Pimpinan Pemerintahan Pusat maupun Daerah…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Saya,
dan mungkin puluhan ribu muslimah lainnya, baik yang ada di Indonesia maupun di
Jakarta khususnya, hanya menginginkan hak kami sebagai seorang penganut salah
satu agama di Negeri ini, terpenuhi dengan layak. Kami bukanlah teroris, kami
bukanlah penjahat, kami hanya berusaha menjadi warga Negara yang baik,
sekaligus selalu ingin berusaha menjadi umat beragama yang taat pada setiap perintah
serta ajaran yang Tuhan dan agama kami ajarkan. Kami tidak menuntut banyak hal
pada Bapak Pemerintah. Kami hanya ingin ketenangan dalam setiap usaha kami
mengamalkan ajaran-ajaran Allah Swt, Tuhan kami. Kami hanya ingin menjadi hamba
yang sebenar-benarnya taat pada Tuhan kami, Allah Swt, dengan senantiasa
menjalani segala perintahNya dan menjauhi setiap laranganNya. Itu saja. Tolong
Bapak sekalian jangan mempersulit kami dalam menjalani keyakinan kami di negeri
kami tercinta ini, Indonesia, dan di kota kami tercinta ini, Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Bagi
kami, jilbab bukanlah sebuah gaya dan trendi seperti yang banyak digaungkan
sebagian wanita pada umumnya. BAGI KAMI, JILBAB ADALAH SIMBOL KAMI. KEKUATAN
KAMI. HARGA DIRI KAMI. Yang harus kami perjuangkan sampai kapanpun. Bagi kami,
jilbab bukanlah bagian dari dandanan yang kami suguhkan untuk orang lain, yang
bentuknya dapat kami sesuaikan dengan keadaan zaman, sehingga makna jilbab
semakin hari semakin luntur seiring dengan perkembangan zaman. Tapi jilbab yang
kami ulurkan sampai menutupi dada kami adalah tanda kebesaran kami dari Allah
Swt. Alat yang kami gunakan untuk menutupi seluruh aurat kami sebagai muslimah,
dari pandangan orang lain yang bukan muhrim kami. Maka dari itu, meskipun hanya
sebuah foto, dan mungkin hal ini nampaknya sangat sepele di mata orang lain,
namun tetap saja aurat anak-anak kami (dalam hal ini rambut, telinga, dan
leher, yang merupakan salah satu aurat yang harus kami tutupi dari pandangan
laki-laki yang bukan muhrim kami) akan terlihat sangat jelas di hadapan
laki-laki yang bukan muhrim mereka. Hal itu jelas sudah membuat rendah izzah
(harga diri) anak kami di depan semua laki-laki yang bukan muhrimnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Wahai
Bapak Pimpinan Pemerintahan Pusat maupun Daerah…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Tolong,
lindungilah hak kami para muslimah yang hidup di negeri kita tercinta ini,
untuk sekiranya dapat melaksanakan dan menunaikan setiap kewajiban kami sebagai
seorang muslim. Kami tegaskan sekali lagi bahwa berjilbab buat kami bukanlah
sekedar trendi belaka, melainkan merupakan salah satu perintah Tuhan kami,
Allah Swt, sebuah keharusan yang WAJIB kami laksanakan sebagai muslimah yang
selalu berusaha untuk taat pada ajaran-ajaran agama kami. Kami harap Bapak
sekalian dapat mengerti dan memahami keadaan kami, yang juga merupakan warga
Bapak sekalian, penganut salah satu agama yang ada di negeri tercinta kita,
yaitu Islam. Saya rasa Bapak sekalian tidak akan pernah lupa akan makna sila
pertama dan kelima dalam Pancasila, yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa” dan "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Kami mempercayai
Tuhan kami, Allah Swt, dalam agama Islam. Maka dari itu saya harap Bapak
sekalian juga tidak mempersulit, atau bahkan melarang kami untuk dapat
mengerjakan perintah dan ajaran agama kami. Dan saya sangat berharap, agar
larangan muslimah berjilbab dalam foto untuk beberapa sekolah negeri di DKI
Jakarta, tidak akan pernah berimbas menjadi larangan berjilbab di sekolah untuk
anak-anak kami. Jika hal itu sampai terjadi, entah bagaimana kami harus memberi
kesaksian atas kepemimpinan kalian, jika Allah Swt menanyakannya pada kami di
akhirat nanti…..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Terima
kasih. Wassalam….<o:p></o:p></span></div>
<div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-68842539200128791822014-12-19T12:40:00.003+07:002014-12-19T12:40:43.250+07:00Allah Beri Kemudahan Mengurus Piatu-Piatu Itu<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tadi pagi, saya mengambil raport adik sepupu saya, Intan,
yang juga anak ketiga dari almarhumah Tante saya. Saya senang sekali karena
menurut laporan dari wali kelasnya, Intan ini merupakan anak yang bertanggung
jawab di kelasnya. Semester kemarin, saat bersamaan dengan kenaikan kelas, ia
meraih juara dua di kelasnya. Saya yang sengaja izin dari kantor untuk
mengambil raportnya sekaligus menyaksikan pentas seni di sekolahnya, merasa
sangat bahagia dan bangga karena saat diumumkan oleh wali kelasnya, ia mendapat
juara dua di kelasnya dan naik ke panggung untuk menerima piala. Hati saya
bergitu terharu kala itu. Ibunya di barzakh sana juga pasti bangga dan bahagia
melihat anaknya berprestasi seperti itu. Dan kali ini ia juga lagi-lagi masih
mampu mempertahankan peringkat duanya di kelas. Masya Allah, saya sungguh
bangga padanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Begitu juga dengan Intan, Tiar<o:p></o:p></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">, anak kedua almh. Tante juga
menyabet peringkat sepuluh besar di kelasnya. Lebih tepatnya lagi, peringkat sembilan
yang ia raih. Masya Allah lagi-lagi saya mesti berucap syukur pada Allah Swt. Sama
halnya seperti kedua kakaknya, Azmi, anak keempat almh. Tante juga nilai UASnya
Alhamdulillah bagus-bagus dan memuaskan. Rasanya tidak sia-sia pengorbanan
selama beberapa pekan ini dalam </span><i style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">menggemblengnya</i><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">
belajar setiap hari menjelang UAS. Riski juga membuat saya bangga saat
mengambil raportnya hari Rabu lalu. Wali kelasnya bilang kalau tingkah laku
Riski sudah baik, dan rasa tanggung jawab di kelas maupun di sekolah juga
besar. Apalagi yang membuat saya bahagia dan terharu, ia tak pernah segan-segan
untuk meminta maaf, baik pada guru maupun teman-temannya, jika ia memang
berbuat salah, atau tidak sengaja melakukan kesalahan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Meskipun ada beberapa hal yang menjadi catatan penting untuk
saya terkait perilaku Riski di sekolah, namun hal tadi telah menjadi nilai plus
saya untuk Riski. Biar bagaimanapun, memang tidak mudah menyuruh anak-anak
untuk merubah tingkah polahnya menjadi anak yang baik dan penurut, terkadang
bila dia lupa atau khilaf, ada saja hal-hal yang membuat ia berkata atau
melakukan sesuatu di luar hal-hal yang kita ajarkan. Namun saya berpikir, wajar
apabila anak-anak berlaku demikian, sebab saya pun juga terkadang masih sering
khilaf dan sering memberi toleransi pada diri sendiri. Namun yang terpenting
yang harus kita berikan dan tanamkan dalam diri anak-anak kita adalah benteng
atau penjagaan yang kuat yang bisa membawa mereka kembali ke jalur yang benar,
saat langkah mereka sudah sedikit keluar dari garis yang kita arahkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Penjagaan itu adalah keimanan dan akhlakul karimah yang harus
sering kita tanamkan dalam diri mereka. Memperkenalkan hal-hal mendasar terkait
ketauhidan, keimanan, kesabaran, kedisiplinan, yang juga harus dimengerti oleh
para orang tua agar lebih mampu mengajarkan dan menerapkan pada anak-anak. Memperkenalkan
rasa ‘kecewa’ pada mereka sejak dini juga cukup penting untuk meningkatkan rasa
sabar mereka. Misalnya saja jika mereka menginginkan sesuatu, mereka harus
tetap berusaha dengan giat untuk dapat memperolehnya, dan bukan dengan jalan
instan seperti yang diperkenalkan tokoh Doraemon pada Nobita. Jika hasilnya
tidak sesuai harapan mereka, maka ajarkanlah untuk menerima bentuk ‘kekecewaan’
itu dengan cara yang bijaksana, yang bisa membuat mereka jadi termotivasi
kembali untuk tidak mudah putus asa dan mau berusaha kembali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Juga ada kalanya sesuatu yang mereka inginkan tidak bisa
segera mereka dapatkan karena faktor keadaan. Orang tua yang belum mempunyai
cukup rejeki, atau karena hujan, atau karena kendala yang lain, dapat kita arahkan
rasa kecewanya itu menjadi energi positif untuk membentuk karakter mereka
menjadi karakter yang penyabar dan penerima keadaan yang baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Untuk itu, rasanya patut saya haturkan beribu-ribu rasa
syukur saya pada Ilahi, karena Ia telah mengabulkan setiap doa saya untuk
mempermudah mendidik dan membina anak-anak piatu itu. Alhamdulillah juga,
Tiar dan Intan sudah belajar untuk menutup aurat mereka dengan hijab syar’i sesuai
dengan ajaran dan perintah dari agama kami, Islam. <i>Ihdinasshiroothol mustaqim</i>, Semoga ke depannya, Allah senantiasa
terus menguatkan saya untuk dimudahkan membina dan membimbing mereka ke jalan
yang lurus, jalan yang Allah Swt ridhoi. Aamiin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4yxsIpPO98iJknpvzrwX3A15sPWezkb06484j2sG2i5gmbXL2hUisF62cVsC8ISyCszU5cUypuevy74NZ48teDbro1yi35qV5zFwVtGEEKwCd39LGdsBV6-x_k-X3NHye9yO9KkIq0wVs/s1600/IMG_3153.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4yxsIpPO98iJknpvzrwX3A15sPWezkb06484j2sG2i5gmbXL2hUisF62cVsC8ISyCszU5cUypuevy74NZ48teDbro1yi35qV5zFwVtGEEKwCd39LGdsBV6-x_k-X3NHye9yO9KkIq0wVs/s1600/IMG_3153.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8sxxdMj564bmUXwiYXI8a92v-RMhgRBPSxt-q5LTW6cqYOrbr9YpmhCpfuCXA0dVRokEx2tcQXYdg6cAHF7rxklsqhkpC9TfkUEPr84w-SpbBTQS6QzMq_6QbhOVPb9GQ08k74x4U7ikK/s1600/IMG_3821.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8sxxdMj564bmUXwiYXI8a92v-RMhgRBPSxt-q5LTW6cqYOrbr9YpmhCpfuCXA0dVRokEx2tcQXYdg6cAHF7rxklsqhkpC9TfkUEPr84w-SpbBTQS6QzMq_6QbhOVPb9GQ08k74x4U7ikK/s1600/IMG_3821.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTaMw0MpAszTtIxJonclauLyZfMT0fDbbLFGECzLDFI8j-4A_kM3Yo9LlwTgoiXcfS16fTObQzhyT_Ai2hoqFs0rDKL5B3i5QWmJIsZpkSytz8WThLd7b1QZ19y0nmB4k5GjTDTcnSN9yx/s1600/IMG_3823.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTaMw0MpAszTtIxJonclauLyZfMT0fDbbLFGECzLDFI8j-4A_kM3Yo9LlwTgoiXcfS16fTObQzhyT_Ai2hoqFs0rDKL5B3i5QWmJIsZpkSytz8WThLd7b1QZ19y0nmB4k5GjTDTcnSN9yx/s1600/IMG_3823.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqiqrOwN4EGDr5LQ69j9RI-zPKIoK2rL9AFLT4xADQGCr4Go7JZcO3QItXv1BDbdp2AL5MPvo2udAJjteB3Wc_0-DrkJtSe1Zc9jhUcPNgqr11M471QI0SS0CQcc-Ho49Yhyphenhyphen3nDyc-he3E/s1600/IMG_3831.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqiqrOwN4EGDr5LQ69j9RI-zPKIoK2rL9AFLT4xADQGCr4Go7JZcO3QItXv1BDbdp2AL5MPvo2udAJjteB3Wc_0-DrkJtSe1Zc9jhUcPNgqr11M471QI0SS0CQcc-Ho49Yhyphenhyphen3nDyc-he3E/s1600/IMG_3831.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>dari atas ke bawah: Tiar, Intan, Azmi, Riski</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>(semoga jadi anak-anak yang shalih dan shalihah, ya, sayang....)</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>I'm so proud of you....</i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-6191373879168703302014-12-10T00:17:00.004+07:002014-12-10T00:17:57.128+07:00Tentang Menikah<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Menikah, bagi sebagian orang adalah suatu perjalanan
baru yang akan menghantarkan dirinya untuk menjalani episode baru dalam
hidupnya. Menikah bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, melainkan sebuah babak
baru yang harus ditempuh bersama seorang pendamping yang akan selalu ada di
sisi kapanpun dan di manapun berada.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Menikah merupakan impian dan cita-cita setiap orang. Kecuali
bagi mereka yang tidak ingin mengikuti Sunnah Rasul ini, menikah merupakan
ancaman bagi mereka. setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan oleh Allah Swt,
jadi mustahil apabila ada seseorang yang tidak menemukan jodohnya di dunia ini
dengan alasan bahwa Allah mentakdirkan ia untuk hidup sendiri di dunia ini. Sekalipun
sampai akhir hayatnya ia sendiri, mungkin saja karena Allah telah menyiapkan
jodohnya di akhirat nanti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Menikah bukanlah perkara sesiapa yang lebih dulu
menikah dibanding siapa. Tapi menikah merupakan perkara kita menemukan
seseorang yang tepat di waktu yang tepat. Sesimple itulah jodoh. Jadi kalau
sampai saat ini sudah banyak teman-teman kita yang mendahului kita untuk
menikah, maka jangan pernah khawatir dan risau, bahwa Allah tidak akan pernah
mengingkari janjiNya dan Ia telah menyiapkan seseorang terbaikNya untuk
dipertemukan dengan kita di waktu yang tepat nanti. Hanya perkara waktu, selama
kita selalu memperbaiki diri setiap waktu dan berdoa tiada henti agar Ia
memberi kesabaran pada kita untuk menunggu datangnya waktu yang tepat itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcsawK46MOqdefwxt3URj9Dd815WHx__2Wl5m0aGTkX2wHVy7KVF5DeDH9FmovpbjaotvI24p8RcD98HUuNS4DATLwUc5I-F6YP3KKa6QpuSKbq4lEhSvDTh6VtR62EI5zajvbnm4YHbeY/s1600/Screenshot_1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcsawK46MOqdefwxt3URj9Dd815WHx__2Wl5m0aGTkX2wHVy7KVF5DeDH9FmovpbjaotvI24p8RcD98HUuNS4DATLwUc5I-F6YP3KKa6QpuSKbq4lEhSvDTh6VtR62EI5zajvbnm4YHbeY/s1600/Screenshot_1.png" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><i><span style="font-size: x-small;">Pojok Kamar,</span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><i><span style="font-size: x-small;">Jakarta, 10 Desember 2014, </span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><i><span style="font-size: x-small;">00.17 WIB</span></i></span></div>
<div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-25920159337887267852014-11-21T10:12:00.001+07:002014-11-21T10:12:46.140+07:00Dahsyatnya Sebuah Permintaan Maaf<div style="text-align: justify;">
Sekitar seminggu yang lalu Riski sakit. Sakitnya memang tidak begitu mengkhawatirkan, hanya flu dan sedikit batuk. Mungkin juga karena beberapa hari sebelumnya sering sekali minum air dingin. Ditambah lagi amandel Riski agak sedikit bengkak di sebelah kiri jadi kalau ada hal-hal yang sedikit saja menyebabkan amandelnya bengkak, maka dengan cepat tubuhnya akan merespon. Kebetulan responnya kemarin tidak ada demam, hanya flu dan batuk saja. Saya pun hanya memberikannya madu dan tidak membawanya ke dokter atau minum obat-obatan kimia. Saya pikir terlalu banyak obat kimia pun tidak begitu baik bagi tubuhnya, jadi hanya saya berikan madu sebagai pengobatan alternatifnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="fullpost">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian tiga atau empat hari yang lalu, tiba-tiba Riski ngambek mau minta minum air dingin. Saya sendiri sebenarnya sangat melarang dia untuk minum air langsung dari kulkas, pasalnya saat itu kondisi tubuhnya sedang kurang sehat, jadi saya rasa wajar jika sebagai 'ibu' saya melarangnya. Namun namanya anak kecil, tetap saja ia masih belum mengerti. Dan kalau dipikir-pikir, terkadang saya pun juga agak sedikit 'bandel' saat sakit maunya malah minum air yang dingin-dingin. Mungkin juga bawaan hawa panas dari tubuh yang akhirnya menyebabkan otak memerintahkan diri saya untuk minum air dingin. Mungkin demikian pula yang dialami Riski.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun saya tetap kekeuh tidak memberinya air dingin. Saya biarkan dia menangis sementara saya tinggalkan ia untuk mengajar. Saat hendak jalan mengajar, saya melihat ia melirik-lirik saya dalam ketakutannya karena saya marahi. Saya pun menciumnya dan bergegas berangkat mengajar. Saya berangkat selepas Maghrib, dan ketika saya pulang, ia sudah tertidur. Saya pun segera masuk ke kamar tanpa menemaninya tidur karena ia sudah terlelap lebih dulu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun keesokan harinya, di mana hari masih terlalu pagi untuk membuka mata, tiba-tiba Riski mengetuk pintu kamar saya kemudian ia berkata saat saya telah membuka pintu, "Bunda, maafin aku, ya.." Kemudian ia mencium tangan saya. Masya Allah! Betapa bangganya hati ini mendapati seorang anak berusia lima tahun yang segera menyesali kesalahannya dan segera minta maaf saat ia membuka mata di pagi hari. Saya pun segera memeluknya dan menciuminya penuh kasih sayang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masya Allah, senang sekali rasanya bisa menjaga, merawat, dan membinanya sampai sedemikian rupa. Dan saya ingat betul, kenapa Riski bisa selalu ingat untuk meminta maaf di kala ia melakukan kesalahan atau bahkan segera meminta maaf saat ia menyadari kesalahan-kesalahannya, karena saya pribadi hampir selalu meminta maaf padanya saat saya melakukan kesalahan-kesalahan padanya, atau pada orang lain, apalagi jika bersalah pada Allah Swt.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya selalu mencontohkan langsung padanya bahwa setiap kami melakukan kesalahan pada siapapun, wajiblah kami untuk meminta maaf. Demikian pula saat saya melakukan kesalahan kecil sekalipun pada Riski. Tanpa gengsi saya meminta maaf padanya hingga yang selalu keluar dari mulutnya adalah kata-kata, "Iya, nggak papa kok, Bun."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah, akhirnya saya menyadari, bahwa kata-kata seorang guru ngaji pada saya, yang beliau menyampaikan pula dari seorang ulama besar Aa Gym, mengatakan bahwa, jika ingin anak-anak kita menurut pada kita, maka jangan pernah segan-segan kita untuk senantiasa meminta maaf padanya sekecil apapun kesalahan yang kita perbuat padanya. In sya Allah anak akan merasa sangat dihargai dan akan belajar dari setiap sikap yang diteladani oleh orang tuanya.</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-58999820122024700572014-11-07T10:33:00.000+07:002014-11-07T10:33:57.493+07:00Rahasia Ilahi<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hidup, mati, rezeki, dan jodoh, merupakan sebuah misteri Allah yang
tidak akan pernah dapat kita duga sebelumnya. Keempat hal itu merupakan hak
prerogative yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. Kita sebagai hamba, tidak
berhak ikut campur dalam menentukan keempat hal itu. Tugas kita sebagai seorang
hamba, hanya berikhtiar sekuat tenaga agar hidup yang kita miliki bisa
bermanfaat bagi sesama, bisa mempunyai usia yang berkah, dan selalu diberi
kesehatan olehNya. Kematian pun demikian adanya. Agar kematian kita nantinya
bisa bernilai husnul khotimah, maka kita harus senantiasa mengisi hari-hari
kita dengan terus mendekatkan diri padaNya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebagaimana hidup dan mati, jodoh juga merupakan salah satu misteri
Allah yang sama sekali kita buta dalam mengetahuinya. Kita memang tidak pernah
tahu siapa jodoh kita nantinya, tapi kita selalu memiliki kesempatan untuk bisa
mendapatkan jodoh terbaik dariNya, yaitu dengan terus memperbaiki diri kita
hari demi hari. Jodoh kita memang sudah ditentukan oleh Allah sejak kita dalam
kandungan, namun jodoh bukanlah sesuatu yang tidak dapat dirubah selagi kita
mau merubahnya. Tentunya ke arah yang lebih baik. Wanita baik-baik, tentu akan
mendapat pria yang baik-baik pula, begitupun sebaliknya. Maka dari itu,
memperbaiki diri hari demi hari juga merupakan sebuah upaya untuk memperbaiki
jodoh kita nantinya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sama halnya seperti hidup, mati, dan jodoh, rezeki juga tak kalah
misteriusnya dengan ketiga hal tadi. Ia merupakan sesuatu yang berhak kita
dapatkan apabila kita menjalankan tugas kita sebagai hamba dengan baik. Rezeki
tidak hanya berbentuk harta semata, namun kesehatan dan rasa syukur juga
merupakan sebuah rezeki yang tiada taranya. Suami yang setia, anak-anak yang
shalihah, pekerjaan yang mapan, rasa aman dan nyaman dalam hidup, juga
merupakan sebuah rezeki yang patut kita syukuri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Rezeki memang mistreri, namun kita bisa menjemputnya dengan cara yang
diridhoi olehNya. Bila berbicara tentang harta maupun penghasilan, maka
seberapa kecil atau besarnya rezeki yang kita dapati dari Allah, letak
keberkahannya adalah pada rasa syukur yang senantiasa mengalir dari mulut kita
setiap rezeki hadir dalam hidup kita. Sedangkan rasa cukup, akan lahir seiring
dengan syukur yang kita haturkan padaNya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saat Allah masih belum memberikan kita rezeki sebesar apa yang orang
lain dapatkan, mungkin saja Allah masih melapangkan waktu kita untuk bisa lebih
lama bersama keluarga, melakukan hal-hal yang kita sukai yang tentunya
bermanfaat untuk kita dan orang banyak, atau hal-hal lain yang belum kita
sadari keberadaan dan manfaatnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ingatlah bahwa Allah tidak pernah tidur dalam mengurus dan memberi
rezeki pada setiap hambaNya. Rezeki tidak akan pernah salah pintu selagi kita
mau menjemputnya dengan cara yang halal, lagi diridhoi olehNya.<o:p></o:p></div>
<div class="fullpost">
</div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7666096353818633030.post-14666438232977261112014-11-04T11:08:00.005+07:002014-11-04T11:09:20.979+07:00Menjadi Muslim dan Mukmin Terbaik<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; line-height: 21.1199989318848px;"><span style="color: #274e13; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Diriwayatkan oleh Imam Muslim daripada Abu Yahya (Syuhaib) bin Sinan r.a. bahawa Nabi S.A.W. pernah bersabda yang bermaksud : "Sungguh mengagumkan keadaan seorang mukmin, disebabkan segala keadaannya untuk urusan ia sangat baik. Dan tidak mungkin terjadi demikian kecuali bagi seorang mukmin: Jika mendapat nikmat, dia bersyukur. Maka bersyukur itu adalah lebih baik bagi dirinya. Dan jika menderita kesusahan, dia bersabar. Maka kesabaran itu lebih baik buat dirinya."</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saat masalah datang dan menghadang, sesungguhnya Allah bukan tidak sayang pada kita. Tapi ujian hidup itu merupakan bentuk kasih sayang Allah pada kita, karena kita yang selalu minta dikuatkan olehNya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="fullpost">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sebagaimana yang kita tahu, bahwa seorang muslim itu diwajibkan untuk menuntut ilmu dan selalu meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Kita senantiasa istiqomah dan melakukan hal-hal apapun yang diperintahkan olehNya dan sebisa mungkin menjauhi segala apapun yang menjadi laranganNya. Kita selalu ingin memiliki tingkat keimanan yang tinggi, agar kita bisa selalu istiqomah di jalanNya dan dapat menjalani kehidupan ini dengan mudah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Semakin tinggi tingkat keimanan kita, maka doa yang selalu kita panjatkan padaNya adalah mohon diberi kekuatan atas segala ujian dan cobaan hidup yang Ia berikan pada kita. Bukan malah meminta dikurangi beban hidupnya karena yang tahu sanggup atau tidaknya kita dalam menghadapi ujian hidup ini hanyalah Allah Swt. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Seiring dengan mengakunya kita akan ketinggian iman yang kita miliki, maka sejalan pula dengan ujian hidup yang kelak akan Allah berikan pada kita. Ujian yang semakin berat kita rasakan, itu adalah bukti kasih sayang Allah pada hambaNya yang mengaku beriman. Ia berikan cobaan hidup itu, untuk menguji seberapa besar tingkat keimanan yang kita miliki sebagai seorang hamba. Jika kita mampu melewati ujian itu dengan sabar dan ikhlas, maka Ia akan meningkatkan derajat kita sebagai seorang hamba. Dan sesuai dengan tingkat keimanan yang semakin tinggi, maka akan semakin berat pula ujian hidup yang akan kita terima. Namun tenang saja, selama kita masih memohon kekuatan padaNya, maka ujian yang kita terima akan mampu kita jalani, seberat apapun ujian itu. Ia yang akan menjaminnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Namun jika kita merasa tingkat keimanan kita sudah tinggi, tapi memilih untuk putus asa saat diberi ujian hidup, maka Allah akan menilai sendiri seberapa tinggi tingkat keimanan kita padaNya. Ia lantas akan membiarkan kita pada kondisi di mana derajat kita sebagai seorang hamba masih biasa-biasa saja dan belum mengalami peningkatan. Dan ia tidak akan memberikan ujian yang berat pada kita, sampai kita benar-benar mampu menerimanya kembali.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jika kita memilih untuk tetap bertahan dengan kondisi yang masih sama, maka Allah juga tidak akan memberikan kita ujian hidup dengan standar keimanan kita yang masih lemah. Karena Ia tahu bahwa kita pasti tidak akan sanggup diberi ujian yang berat. Jika kita masih terus dan terus di kondisi yang sama - membiarkan diri berlarut-larut terpuruk dalam kondisi iman yang lemah - maka sampai kapanpun kita tak akan mampu menerima segala ujian yang Allah berikan pada kita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Maka dari itu sadarlah, bahwa jika kita merasa hidup ini datar-datar saja tanpa ada liku atau masalah yang berarti, bisa jadi Allah masih enggan melirik kita karena kualitas keimanan kita yang masih lemah. Ia berikan kesempatan pada kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, namun nyatanya hal itu malah kita gunakan untuk berbuat hal-hal yang dilarang olehNya. Kesempatan memperbaiki diripun semakin hilang dan meredup, hingga yang ada hanya puing-puing keimanan kita yang semakin lemah, hingga akhirnya Allah memilih meninggalkan kita, dan lebih memilih untuk terus bersama orang-orang yang senantiasa istiqomah dalam perjalanan hidupnya. Orang-orang yang akan selalu bersabar saat ditimpa ujian hidup, dan orang-orang yang senantiasa bersyukur saat diberi kenikmatan hidup. Orang-orang seperti itulah yang kelak akan mendapat pertolongan Allah seperti dalam firmanNya QS. Ali Imran: 125 : <span style="background-color: white; line-height: 21.1199989318848px;"><i><span style="color: red;">"Ya (cukup), jika kamu semua bersabar dan bertakwa. Dan (seandainya) mereka menyerang kamu semua seketika itu juga, niscaya Allah akan menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda."</span></i><span style="color: #28261a;"> dan juga akan mendapat pahala yang tanpa batas seperti difirmankan olehNya dalam QS. Az Zumar: 10 : </span></span><span style="background-color: white; line-height: 21.1199989318848px;"><i><span style="color: red;">"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala buat mereka tanpa batas."</span></i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #28261a; line-height: 21.1199989318848px;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #28261a; line-height: 21.1199989318848px;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Semoga kita semua dapat lebih mampu meningkatkan keimanan kita, dan selalu mendekatkan diri padaNya dengan selalu menaati perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Semoga Allah tak pernah berpaling dari kita lantaran kita yang terlalu lalai akan segala nikmat hidup yang Ia berikan. Sehingga membuat kita dijauhi olehNya, hingga tak mendapat apapun dalam hidup ini kecuali kesia-siaan semata. Nauzubillah...</span></span></div>
Sarahhttp://www.blogger.com/profile/15804658461685110430noreply@blogger.com1