31 Maret 2015

Memetik Pelajaran dari Kepergian Sang Idola

Sahabat saya yang selalu dirahmati Allah SWT,

Beberapa hari terakhir ini kita mungkin telah dikejutkan dengan sebuah kabar duka yang melanda dunia hiburan tanah air. Ya, kabar meninggalnya salah satu artis dan komedian Indonesia, Olga Syahputra, jelas melahirkan sebuah kedukaan yang cukup mendalam, baik bagi keluarga, sahabat, para penggemar, dan juga mungkin hampir seluruh masyarakat Indonesia ikut berduka karenanya. Termasuk saya.

Saya memang bukan penggemar berat Alm. Olga, namun saya salah satu yang termasuk merasa terhibur dengan canda dan humor yang diciptakan olehnya, dan sedikit mengikuti perkembangan beliau semasa hidupnya. Jadi saya rasa wajar apabila untuk saat ini saya cukup merasa kehilangan sosok yang begitu dicintai oleh masyarakat Indonesia.

Kepergian Olga, sudah pasti meninggalkan duka yang mendalam bagi semua orang yang menyayanginya. Baik yang mengenalnya secara langsung, maupun tidak, seperti saya. Namun dalam hal ini, setidaknya ada tiga pelajaran yang bisa saya petik, baik dari sosok Olga maupun kepergiannya yang terkesan begitu cepat. Yang tentunya sangat mengingatkan saya akan janji-janji yang sudah Allah katakan dalam firman-Nya.

Yang pertama, sosok Olga nampaknya mampu memberikan sebuah pelajaran berharga pada kita yang masih hidup, bahwa semasa hidupnya, Olga selalu berbuat baik pada siapa pun, khususnya pada keluarganya. Kita bisa lihat dalam firman Allah SWT QS. 2 : 83, …..Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.”

Dalam ayat tersebut dijelaskan, bahwa Allah SWT sudah mewajibkan kita untuk selalu menyembahNya, berbuat baik tidak hanya kepada orang tua, tapi juga pada keluarga, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta diperintahkan untuk berkata yang baik pada sesama manusia, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Tapi di akhir kalimat Allah kembali mengingatkan, bahwa hanya sebagian dari kitalah yang mau mengikuti semua perintah itu, dan sebagian yang lain lebih memilih untuk berpaling mencari kesenangan dunia yang lain. Di sini kita bisa lihat, bahwa semasa hidupnya, -in sya Allah- Olga sudah melaksanakan hampir semua hal yang Allah perintahkan di atas. Dan sudah sepatutnya hal ini menjadi sebuah pembelajaran untuk kita semua agar tidak menjadikan nikmat duniawi sebagai alat untuk menjerumuskan diri kita sendiri ke lembah dosa, melainkan bersyukurlah dengan hal-hal yang baik.

Yang kedua adalah, bahwa kebaikan seseorang, apabila dilakukan secara kontinyu meski kapasitasnya sedikit, akan berdampak sangat luar biasa ketika seseorang itu telah tiada. Seperti apa yang Allah firmankan dalam QS. 2 : 110, “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”

Sekali lagi kita tahu, bahwa apapun yang sudah Olga lakukan semasa hidupnya, jika itu merupakan sebuah kebaikan, maka sejatinya kebaikan itu juga untuk dirinya sendiri. Masalah pahala memang urusan Allah, namun jika melihat lautan manusia yang mengiringi kepergian Olga, jelas menunjukkan bahwa sosok Olga bukan hanya sekedar manusia bernyawa pada umumnya, namun in sya Allah kebaikannya banyak dirasakan oleh banyak orang hingga hal itu menjadi sebuah keberkahan untuk dirinya.

Dan yang ketiga adalah, bahwa kematian sejatinya selalu mengincar kita, kapan pun dan di mana pun. Kita tidak pernah tahu kapan waktu kita harus menghadapNya. Saat ini mungkin Olga yang harus pergi lebih dulu, namun bisa jadi tak lama setelahnya, kita yang akan menyusulnya menghadap Sang Khaliq. Ini jelas tertulis dalam firmanNya QS. 3 : 145, “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya……”

Artinya, Allah sudah menentukan kapan waktu kita menghadapNya. JanjiNya yang sudah pasti adalah, bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Begitu pun dengan Olga. Terlepas dari perihal apa yang mengantarkan Olga menuju ke haribaanNya, tetap saja bahwa hal ini adalah takdir Allah yang tidak bisa diingkari. Banyak orang mengatakan bahwa Olga adalah orang yang baik, namun bukan berarti Allah tidak punya hak untuk menentukan cara bagaimana ia harus berpulang ke rahmatNya. Semua adalah rahasia Allah. Secara pribadi, saya hanya mampu mendoakan semoga sakit yang dideritanya selama ini, mampu menggugurkan setiap inci dosa yang melekat pada diri Olga. Semoga Allah terima segala amal ibadahnya, dan dilapangkan kuburnya. Aamiin.

Dan salah satu cara mempersiapkan kepulangan kita kelak adalah, dengan senantiasa memperbaiki diri hari demi hari, bermanfaat bagi sesama, dan selalu mendekatkan diri padaNya.

2 komentar:

Lidya Fitrian mengatakan...

semoga kita selalu mengingat kematian dan mempersiapkannya dari sekarang ya

Suciati Cristina mengatakan...

Kita contoh dan kenang yg baik2 nya yah :) setuju. Moga kita selalu siap saat waktu dipanggil Allah, Amin

Apa kbr mbaaa