27 Desember 2011

Menikmati Proses dan Pengalaman

Akhir-akhir ini, atau lebih tepatnya beberapa hari ini, saya lebih sering memikirkan tentang proses serta hubungannya dengan pengalaman. Menurut saya, proses merupakan langkah atau cara kita untuk mencapai sebuah tujuan. Belakangan ini, ada beberapa hal yang membuat saya kembali memahami tentang istilah proses ini. Seperti halnya aktivitas yang setiap hari saya lakukan selepas kepergian Tante. Kesibukan saya kini bukan hanya bekerja dan kuliah saja, tapi juga mengurus Rizky dan segudang embel-embel kegiatan yang menyertainya. Di mata orang lain, mungkin mereka punya anggapan sendiri dengan segala aktivitas rutin yang harus saya lakukan. Tapi bagi saya, ini adalah sebuah proses. Proses dalam hal apa? Ya proses dalam menjalani kehidupan demi mencapai sebuah kebaikan hidup. Meskipun tidak semua proses yang ada dapat berjalan dengan baik, namun yang harus dilakukan adalah menikmati proses itu, maka dengan sendirinya kita akan menemukan sebuah pengalaman yang sangat berharga.

Tempo hari sempat blogwalking ke blognya Mbak Reni dan menemukan postingan ini. Di akhir tulisannya Mbak Reni mengungapkan kalau saja beliau yang berada di posisi si tokoh yang beliau ceritakan, mungkin beliau akan merasa ragu menjawab “Ya” ketika ditanya sanggupkah menerima kenyataan tersebut. Tapi saya sempat berkomentar bahwa Allah itu lebih tahu kemampuan hamba-Nya. Dan kenapa Allah memberikan ujian yang berbeda-beda kepada setiap hamba-Nya, karena Ia tahu bahwa kapasitas kemampuan kita pun berbeda-beda. Dan mengapa Allah tidak memberikan ujian itu pada Mbak Reni, karena Allah tahu "mungkin" Mbak Reni tidak akan sanggup menerima ujian itu. Dan mengapa Sari dan suaminya bisa mencintai anaknya tanpa syarat? Karena mereka hanya memiliki dua pilihan. Mengeluhkan keadaan atau ikhlas menerima kenyataan. Dan pada akhirnya Sari memilih untuk ikhlas, makanya Sari terlihat mampu menghadapi ujian yang diberikan Allah padanya. Dan patut diingat, bahwa memilih untuk ikhlas itu bukanlah hal yang mudah untuk diputuskan dan dilaksanakan, Keikhlasan itu harus terus dijaga agar tidak berubah di kemudian hari. Dan hal itu merupakan bagian dari proses menuju kebaikan hidup di hadapan Sang Khaliq.

Kembali ke masalah proses dan pengalaman tadi, jujur, dua hal yang paling saya senangi adalah menikmati proses dan mencari pengalaman. Mengapa demikian? Karena dengan kedua hal itu bisa membuat kita lebih dewasa dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Satu quote yang saya simpulkan dalam hal ini adalah,

“Kita tidak akan pernah merasa mampu jika kita tidak dihadapkan dengan sebuah ujian hidup”

Analoginya begini, kita selalu merasa tidak akan pernah bisa merasa sanggup atas sebuah ujian yang diberikan Allah pada orang lain. Padahal, yang mengetahui sanggup atau tidaknya kita atas ujian itu hanyalah Allah semata. Kalaupun kita merasa tidak sanggup, tapi jika Allah memilih kita untuk menerima ujian itu, maka itu artinya Allah lebih tahu kalau kita sanggup. Dan jika kita sudah dihadapkan dengan kenyataan tersebut, mau tidak mau kita "dipaksa" untuk merasa sanggup menerima ujian hidup tersebut. Disinilah proses itu mulai memainkan perannya. Maksudnya?

Ketika kita mendapat ujian dari Allah, hanya ada dua jalan yang harus kita pilih. Yang tadi sudah saya katakana: mengeluhkan keadaan atau ikhlas menerima kenyataan. Jika kita mengeluhkan keadaan, maka yang ada hanya perasaan tidak sanggup yang terus menghantui kita, yang pada akhirnya akan membuat kita menyalahkan takdir yang ditetapkan Allah. Tapi jika kita lebih memilih untuk ikhlas menerima kenyataan, maka yang ada dalam benak kita hanyalah pikiran positif bahwa Allah pasti akan memberikan derajat yang lebih tinggi bagi hamba-Nya yang mau ikhlas dan berusaha menghadapi kenyataan yang ada. Dan lagi-lagi, keikhlasan ini jelas membutuhkan sebuah proses yang tidak sederhana. Namun jika kita mau menikmati prosesnya, maka semuanya akan terasa mudah. Karena apa? Karena Allah akan selalu ada untuk hamba-Nya yang mempercayai janji-Nya. Dan dengan menikmati proses ini, maka kita akan diajarkan untuk memilih hal-hal yang terbaik dalam kehidupan kita. Menikmati proses pun akan membuat kita memperoleh pengalaman yang sangat berharga. Yaitu pengalaman menjadi sosok yang lebih dewasa dan bijaksana dalam memandang setiap masalah dan ujian yang Allah berikan.

19 Desember 2011

Episode Narsis Rizky

Assalamu’alaykum teman-teman semuanya….
Perkenalkan namaku Muhammad Fariski, tapi Bundaku sudah terbiasa memanggilku dengan nama Rizky. Sebutan sayang Bunda untukku adalah ‘dede iki’ disingkat ‘deki’ hehehe Bunda ada-ada aja ya, tapi aku sayang sama Bunda….

Akhir-akhir ini Bunda sering sekali mengambil fotoku, katanya sayang kalau melewati setiap tumbuh kembangku tanpa men dokumentasi kannya, ah Bunda bisa aja, padahal mah Bunda cuma pengen menyalurkan hobi fotografinya, hehehe

Oia, aku belum cerita ya, Bunda yang kumaksud di sini adalah kakak sepupuku loh. Bunda adalah anak dari kakak Ibuku. Sembilan bulan yang lalu Ibuku meninggal dunia karena pendarahan, jadi kini Bunda Sarah lah yang menggantikan posisi Ibu dalam kehidupanku. Meskipun sampai saat ini Bunda masih sendiri, tapi Bunda benar-benar memperlakukan aku layaknya anaknya sendiri. Aku bener-bener sayaaaaaang banget sama Bunda. Bunda selalu berusaha ada buatku, walaupun kadang aku sering nangis saat Bunda pergi kerja atau kuliah, karena aku nggak bisa jauh dari Bunda, rasanya pengen dimanja-manja dan disayang-sayang sama Bunda truzzzz, hehehe. Gak papa ya teman-teman, kan aku masih kecil….

Kali ini aku cuma mau numpang narsis kayak Bunda, soalnya Bunda pernah bilang kalau akhir-akhir ini Bunda (sok) sibuk banget sama kerjaan dan tugas kampusnya jadi jarang ngeblog hehe. Jadi untuk kali ini, aku pengen narsis sedikit sekalian memperkenalkan diriku yang imut ini, hehehe

Selain sibuk ama kerjaan di kantor dan tugas kampusnya, Bunda juga sibuk foto-foto aku apapun momentnya, bahkan aku juga sering jadi artis dadakan karena Bunda sering merekam beberapa aktivitasku yang menggemaskan katanya. Ok, lanjut aja ya….

Foto ini diambil pada saat aku mau pergi sama Bunda
tapi maen-maen pianika dulu punya teteh Tiara, hehehe

Karena di rumah gag ada mesin cuci, jadi Bunda nyucinya pake tangan. Nah, waktu itu karena cucian Bunda banyak, aku jadi disuruh nyuci sendiri, hehehe. Gak deh, aku emang pengen bantuin Bunda aja

Goyang Gayung ala Rizky, hehehe

Karena di rumah ga ada kolam renang (adanya kolam ikan) jadi aku berenang di bak aja, heehe

Bunda juga ngajarin aku ngitung, satu…dua…tiga…empat..lima…

Selesai nyuci baju, Bunda langsung mandiin aku. Katanya bau, hehehe (padahal Bunda juga blom mandi :D). Aku kalo mandi susaaahh banget. Kata Bunda aku kayak kucing karena takut air, padahal kan dingin, hhehe

Sama Bunda aku diajarin untuk mandiri, tuh liat aja, sikat gigi aja aku sendiri, hebat kan? Hehehe…

Pake sabun juga sendiri, yang penting jangan banyak-banyak
biar gag boros kata Bunda


Abis sabunan trus pake shampoo deh, hmmm samponya wangi deh…

Aku juga sering temenin Bunda belanja bulanan,
dorong-dorong trolly seru juga, hehehe


Waktu Bunda ngajar, aku juga sering ngerecokin Bunda. Kalo udah pegang spidol, pasti minta Bunda untuk gambar ikan nemo kesayanganku, tapi sekarang aku udah bisa gambar ikan nemo sendiri loh

Blom lama ini aku sakit, jadi cuma bisa tiduran

Tapi abang Azmi baik deh ama aku, dia gelarin karpet untuk aku bobo-boboan sambil nonton tivi. Makasih Abang Azmi…

Selama sakit kemarin, aku minum susu udah gag dari botol lagi karena mulutku sakit, jadi Bunda nyuapi aku susu pake sendok, hmm enak deh….

Udah gitu Bunda beliin aku susu, banyaak deh.
Aku jadi seneng…..Makasih Bunda

Sekarang aku udah bisa minum susu sendiri pake gelas,
kan aku udah besar, udah 2 tahun 3 bulan gitu loh

Aku juga seneng maen bola sama Abang Azmi.
Kalo udah gede, aku mau jadi pemain bola ah…..


Mau nyoba jadi keeper ahh…..

Abang Azmi bisa banget deh maen bola,
aku mau belajar ama Abang Azmi juga

Karena berhasil nyundul bola kayak Diego,
Abang Azmi lompat kegirangan


Pas lagi asyik maen bola, Teteh Intan dateng, jadi ikut-ikutan lompat deh

Aku juga mau ikutan lompat ah kayak kakak-kakak aku……


Eh ada Teteh Tiara ikutan juga…

Aku gag mau kalah ah, jadi minta Bunda fotoin aku sendiri….

Oke teman-teman, segitu dulu ya episode narsisku, lain kali aku mau numpang ngeblog lagi ah di blognya Bunda, abis seru sih, hehehe. Makasih ya……

note:
postingan meminjam konsep Mbak Elsa di blog Dija