5 Juli 2012

Pilkada Jakarta 2012 : Mari Benahi Jakarta Bersama - Sama

Catatan Perjalanan Menuju Jakarta yang Lebih Baik

Tanpa terasa, ternyata sudah lima tahun berlalu sejak pemilihan gubernur dan wakil gubernur kota Jakarta tahun 2007 silam. Rasanya baru kemarin ikut berpartisipasi dan menyoblos salah satu calon gubernur dari dua calon yang ada pada saat itu, tapi nyatanya tinggal beberapa hari lagi warga Jakarta akan menghadapi satu momen yang sangat menentukan nasib kota Jakarta lima tahun ke depan. Mungkin sudah saatnya bagi warga Jakarta untuk mulai memikirkan siapa kira-kira cagub dan cawagub yang kelak pantas menyandang gelar gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Beberapa waktu terakhir ini sudah banyak bermunculan iklan-iklan, slogan-slogan, sampai kampanye akbar yang digelar calon-calon pemimpin Jakarta kelak, dari yang katanya bisa mengatasi banjir, macet, pengangguran, kemiskinan, berobat gratis, dan janji-janji lainnya yang entah apakah benar-benar bisa mereka tepati atau tidak jikalau kelak salah satu dari mereka diizinkan Allah memimpin kota Jakarta tercinta ini (pastinya pemimpin yang diridhoi Allah hanyalah pemimpin yang menang dengan cara yang jujur dan benar).

Terlepas dari siapakah orang yang kelak akan menjadi gubernur DKI Jakarta, sebagai warga Jakarta, mungkin sudah selayaknya kita tidak hanya menuntut (calon) gubernur yang akan datang untuk dapat membenahi kota Jakarta yang sudah sejak lama semrawut ini, tapi juga ikut berpartisipasi untuk ‘tidak’ melakukan hal-hal yang bisa membuat kota Jakarta ini semakin semrawut.

Katakan saja kota Jakarta ini adalah kota yang berlangganan dengan bencana banjir. Di mana setiap kali hujan turun sebentar saja, banjir langsung melanda kawasan-kawasan yang memang sudah rawan banjir. Hal itu tentu saja tidak akan bisa diselesaikan oleh seorang gubernur jika para warganya tidak mau bekerja sama dalam menanggulangi atau mencegah bencana banjir. Sebagai warga yang baik, kita bisa saja membantu pemerintah menanggulangi banjir dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan selalu membuang sampah pada tempatnya. Sekecil apapun sampah itu. Tidak melulu membuang sampah di kali atau di saluran pembuangan air yang pada akhirnya bisa membuat tempat-tempat itu tersumbat oleh sampah dan terjadilah banjir.



Untuk mengatasi kemacetan, mungkin kita bisa lebih disiplin saat berada di jalan raya. Dengan tidak mengambil jalur orang lain saat mengendarai kendaraan, atau taat pada jalur yang sudah ditetapkan. Bersabar sebentar saat berada di lampu merah, dan tidak menghentikan kendaraan umum di sembarang tempat. Sebagai warga yang cerdas, tentunya kita sudah bisa paham di mana-mana saja tempat yang menyebabkan macet saat kita menghentikan kendaraan umum, dan mana yang tidak membuat macet. Sudah seharusnya kita menyadari hal kecil yang berdampak besar itu terhadap kondisi Jakarta kita. Atau bisa juga mengurangi pemakaian kendaraan pribadi dan mulai beralih ke kendaraan umum.


Dan masih banyak lagi hal-hal (yang awalnya kecil bila dilakukan secara bersama-sama, disiplin, dan konsisten akan melahirkan sesuatu yang besar) yang masih dapat kita lakukan untuk merubah Jakarta menjadi lebih baik lagi. Jangan apatis pada sebuah kenyataan yang kelak akan dihadapi, sebab hanya usaha dan harapan yang kita miliki untuk merubah sesuatu menjadi lebih baik. Tentunya gunakan akal sehat dan nurani kita untuk menentukan piihan mana yang terbaik untuk Jakarta tercinta.

Pemilih cerdas akan memilih calon pemimpin yang cerdas, jujur, dan amanah. Yang tidak hanya banyak mengobral janji tapi juga mengajak seluruh warga Jakarta untuk bersama-sama membenahi Jakarta. Ayo Benahi Jakarta!!!

(Maaf, bukan bermaksud untuk kampanye, tapi slogan dengan kata-kata “Ayo” lebih mengena di hati saya. Sebab dengan kata “Ayo” itu artinya mengajak seluruh warga untuk dapat berpartisipasi menjadikan Jakarta menjadi kota yang indah dan asri. Sebab Jakarta bukan hanya menjadi tanggung jawab gubernur dan wakil gubernur saja, melainkan menjadi amanah bagi seluruh warga Jakarta.)