1 Agustus 2016

MENUAI "BIBIT UNGGUL" ANAK-ANAK KITA

Mulai pekan kemarin sudah mulai memberlakukan rule 'no gadget' selama hari sekolah. Gadget hanya boleh dimainkan saat hari Jum'at sepulang sekolah sampai Ahad siang. selebihnya, NO. Alhamdulillah Riski mulai bisa memaklumi peraturan ini dan bisa menerimanya walau kadang masih suka sedikit ngambek, tapi its ok, semua masalah bisa teratasi dengan baik. Asal alasan yang kita berikan bisa diterima oleh akal sehatnya, juga disampaikan dengan cara yang santun dan bijak, in sya Allah perlahan tapi pasti anak-anak akan mulai terbiasa dengan sedikit peraturan yang dibuat orang tua demi kebaikan mereka.
Jadi teringat kata-kata Kepala Sekolah Riski pekan lalu saat kami para orang tua diundang rapat di sana, bahwa para orang tua seharusnya tidak melulu 'mengalah' pada anak. Misal, guru bertanya pada orang tua, "Bu, kenapa anaknya terlambat melulu?" Lalu kemudian sang orang tua menjawab tanpa rasa bersalah sedikit pun, "Iya, anak saya kalo udah tidur susah banget dibanguninnya, Pak" atau "Iya, kalo abis sholat Subuh suka tidur lagi, Pak" atau.. ah masih begitu banyak alasan lainnya yang membuat para orang tua seolah ingin terus membenarkan segala tindakannya itu.
Seharusnya, masih kata KepSek Riski, kita para orang tua jangan mau 'diatur' oleh pola hidup anak-anak kita. Sebaliknya, kita lah yang seharusnya mengatur pola hidup mereka dengan baik. Jika anak sulit dibangunkan, maka kita para orang tualah yang seharusnya bertindak tegas membangunkan mereka, pastinya dengan cara yang baik tanpa harus menyakiti mereka. Kitalah para orang tua yang lebih tahu bagaimana cara menghadapi anak-anak kita, sebab kitalah yang sejak kecil merawat mereka, membersamai hari-hari mereka, yang tanpa sadar telah membentuk pola pikir dan pola hidup mereka, sehingga anak yang kita hadapi saat ini adalah hasil 'karbitan' pola asuh kita di masa terdahulu.
Untuk itu, menjadi orang tua memang tidak ada sekolahnya. Tapi seiring berjalannya waktu, seharusnya kita mampu untuk menjadi orang tua yang lebih bijak dalam mengasuh anak-anak kita. Tugas orang tua bukan hanya merawat dan memberi makan mereka dengan asupan yang bergizi, tapi juga memberikan segala input-input positif ke dalam diri mereka. Laksana kita menanam benih di dalam tanah, di mana jika kita ingin mendapatkan tanaman yang bagus, maka kita senantiasa menyiram dan memberinya pupuk, maka seorang anak juga ibarat sebuah bibit unggul yang sedang kita tanam sejak kecil. Kelak mereka akan tumbuh, tergantung bagaimana kita membentuk kepribadian mereka sedari kecil.

19 Juli 2016

Hari Pertama Sekolah Dasar

#1stday

Pagi itu, adalah pagi yang sibuk untuk Bunda, Riski. Pagi itu, untuk yang pertama kalinya Bunda menyiapkan segala keperluan sekolahmu di hari pertama sekolah dasarmu. Sebenarnya, malam sebelumnya Bunda juga sudah mempersiapkan beberapa keperluanmu seperti pakaian, snack, dan peralatan sekolahmu, hanya saja pagi itu, seperti lain dari biasanya. Bunda bangun lebih awal, bahkan cenderung tidak bisa tidur dengan nyenyak karena sering terbangun dan mengingat tentang hari pertamamu sekolah nanti. Tak ada lain yang kuharapkan semoga Allah selalu memudahkanmu, memudahkan Bunda, memudahkan kita berdua dalam menjalankan serangkaian kegiatan di sana nantinya.

Pagi itu rencananya Bunda akan mengantarmu menggunakan kendaraan umum, dengan diantar oleh A Iing menggunakan motor kita menuju pangkalan kopaja berwarna hijau itu. Namun sayang, yang kita cari tidak kunjung terlihat, akhirnya A Iing berinisiatif mengantarkan kita langsung menuju sekolahmu. Alhamdulillah jalanan lancar, hingga kita pun sampai lebih awal dibanding teman-teman barumu yang lain.

Karena masih ada banyak waktu sebelum kau memulai kegiatan, kita memutuskan untuk jalan-jalan dulu di taman depan sekolahmu. Taman yang cukup luas. Di mana kita bisa temukan banyak tanaman hijau tumbuh subur dan merayap di sana. Kita lihat danau yang cukup besar, namun sayang banyak sekali sampah menggenang di sana. Juga kita lihat tempat sampah berbentuk katak, dan dolphin. Aneka bunga berwarna warni, dan juga ada ayunan di arena bermain anak, yang menarikmu untuk segera menghampirinya, namun sayang waktu kita semakin sempit, Nak. Kita harus segera kembali ke sekolah. Di sana sudah banyak teman-temanmu yang datang, juga beberapa gurumu.

Saat waktunya tiba, kau dan teman-temanmu disambut dengan meriah oleh guru-guru di sana. Mereka menggunakan berbagai asesoris lucu yang membuatmu tertawa riang. Ya, mereka adalah guru-guru yang kelak akan mendidik, membimbing, dan membinamu selama 6 tahun ke depan, sayang. Kenalilah mereka. Akrabilah mereka seperti kau mengakrabiku, juga sayangilah mereka sebagaimana kau menyayangiku. Mereka adalah orang tua ketigamu di sekolah, selain aku dan juga almh. ibumu.

Sayang, ini adalah hari pertamamu sekolah di sekolah dasar. Sabarlah, Nak. Perjalananmu masih panjang. Bunda yakin, seiring bertambahnya usia, akan bertambah pula kedewasaanmu sebagai seorang anak yang tangguh dan cerdas. Baik-baik di sana ya, sayang. Semoga Allah berikan sahabat-sahabat terbaik, guru-guru terbaik, pelajaran terbaik, pemahaman terbaik, dan tempat terbaik dalam menjaga fitrahmu sebagai hamba Allah. Doa Bunda tak pernah putus untukmu. 

Love u, Riski sayang :)

BUNDA