29 September 2011

Hidup dan Kehidupan...

Hidup...
Tak seindah huruf yang merangkai katanya, tak sejernih mulut yang mengucapkan lafadznya. Disetiap pijakan langkah kakiku, aku selalu menyaksikan orang-orang yang dengan penuh pengorbanan berjuang untuk kelangsungan hidup mereka. Seperti tak kenal lelah dari hari ke hari melakukan aktivitas yang sama tanpa pernah ada harapan dan cita-cita bahwa semua itu akan berakhir dan berganti menjadi sebuah keadaan yang lebih baik.

Dari satu bis ke bis yang lain mereka mengais rizki yang telah Allah janjikan dan Allah siapkan bagi mereka yang mau berusaha. Tak jarang pula aku melihat seorang bocah kecil tengah berjalan di pinggir jalan raya untuk mengetuk pintu-pintu mobil orang-orang kaya itu, dan berharap agar mereka mau menyisihkan sebagian hartanya.

Hati ini begitu perih tatkala melihat wajah bocah kecil lugu yang tanpa dosa itu, hanya dapat memelas ketika tangan yang ia tengadahkan tidak mendapatkan hasil apa-apa. Hanya tangis dan harapan yang selalu mereka simpan dalam diam.

Memang, tak seharusnya hidup memperlakukan mereka seperti itu, tapi itulah kenyataan. Jangan salahkan kehidupan, karena hidup tak pernah salah. Lalu, siapa yang seharusnya disalahkan? Tidak ada juga yang harus disalahkan. Karena sejatinya, setiap manusia itu akan memiliki ujian hidupnya masing-masing, dan setiap manusia itu pasti juga mempunyai kadar kemampuan dan kesanggupannya masing-masing.

Semua itu hanyalah sebuah ujian, yang harus mereka - dan kita juga - hadapi dengan hati yang tulus dan ikhlas.

Itulah hidup, dan kehidupan.

Kisah sang Bocah Malang

Di usia yang masih sangat-sangat muda, gadis kecil itu sudah dituntut untuk melawan kerasanya arus kehidupan. Tidak seharusnya dia melakukan hal itu Tuhan. Tidak semestinya dia ada dijalanan seperti ini. Mengais rezeki-Mu dengan menjual suara lugunya. Dia masih terlalu kecil untuk melakukan hal itu.

Ya Allah!!! Hatiku menjerit saat melihat kedua matanya tersayup-sayup menahan kantuk yang mungkin sudah sangat menderanya. Aku menyaksikannya sendiri. Entahlah, harus bagaimana lagi aku menggambarkan suasana hatiku saat aku menatap wajah lugunya. Dia tertidur Tuhan!! Dia tertidur dipinggir pintu angkot. Aku sungguh tak tega melihatnya.

Sementara di pojok sana aku melihat seorang anak kecil sebaya dengan bocah malang itu, tengah asyik bercanda ria dengan ibunya. Dan seharusnya lah bocah malang itu seperti itu adanya.

Kini ia telah turun dari angkot yang aku tumpangi. Kembali berjalan menyusuri kerasnya arus ibu kota. Dan hatiku, masih saja mengkhawatirkan dirinya, yang mungkin masih menyimpan harapnya dalam diam, semoga ia dapat seperti anak kecil yang ada di pojok angkot. Bisa melepas tawanya dengan riang, bersama keluarga yang ia cintai, dan mencintainya.

Dalam hati aku berdo'a,
Ya Allah, berikan ia yang terbaik. Amin

(Dalam perjalanan pulang dari kampus
dlm sebuah angkot, di waktu malam)

"Bingkisan dari Kami"

27 September 2011

Bukankah Pasti Ada Jalan, Jika Ada Kemauan?

Pesan singkat itu masuk ke dalam ponselku pada saat aku baru saja memulai aktivitasku di kantor. Isinya sangat singkat. Hanya “mba saraaahhh :)”. Batinku, “Nggak biasanya temen yg satu ini SMS dengan pesan “cuma” begitu doang isinya.” Aku pun membalasnya, “Apaaa??” Eh dia bales lagi, “Lg apaaAaa??? Hihiiii”. Aku makin aneh. Aku bales lagi aja, “Lg kerja, ada apa nih?”. Nggak lama dia bales lagi, “Mba sarah Aq mauu tnyaaa dong,,, TA bikin apaa qm? Hehehehe”. Tanpa pikir panjang kubales lagi, “Sistem.” Eh dia bales lagi, tapi kalo yang ini di sensor aja deh. Udah mulai privasi. Aku pun membalasnya lagi, “Ya udah ngomong aja, ada apa? Ada yg bs dibantu? Tp jgn berat2 ya, lg males mikir hehehe”. Dia bales lagi, dan akhirnya akupun membalasnya kembali, “Iyeee…tp jgn minta apa2 ya? Lagi bokek :D”. nah terus dia bales lagi tuh. Inti dari perbincangan pagi kami tadi adalah, ternyata teman yang satu itu pengen minta buatin sistem untuk TA nya nanti. Aku pun membalasnya sambil mengernyitkan dahi, “maaf ya bukannya apa2. masalahnya kalo bikin TA itu ribeeettt bgt. Bukan Cuma sekedar bikin sistemnya aja, tp keseluruhan dr menganalisa sampe usulan sistemnya. Blum lg nyari tempat risetnya. TA ku aja blum kepegang sampe skrg. Apalagi skrg drmh aq ga bs fokus ke laptop aja tp jg sembari jaga rizky, jd repot bgt. Maaf yah”.

Dia bales lg. aku juga bales, “Hehehe aq ga berani ngambil resiko, masalahnya masa dpn slama 3th nih yg aq pertaruhkan kl sampe copas :D kl mau, qt ngerjain sama2 aja, nti aq Bantu deh. Tp jgn bilang2 yg laen.” Send! Tadinya kupikir si temen udah nyerah untuk minta bantuanku, eh tapi masih bales juga. Ya udah aku bales lagi, “Aq jg sama. Pulang kerja aku msh hrs ngajar dah gitu lanjut kuliah. Di rmh jg ga bs tetep fokus ama laptop, krn ada rizky. Cb deh siasati manajemen waktunya, pasti bs kok klo ada kemauan :D”. klik! Akhirnya dia menyerah juga :D SMS terakhirku ke dia, “Ok, maaf ya sekali lg…”

Fiuhh!! Untuk kesekian kalinya saya mendapat tawaran untuk mau mengerjakan tugas kampus temen. Dulu sih waktu semester 4 aku pernah disuruh buat program ama dosen. Nggak nanggung-nanggu di suruh buat program dengan dua software yang berbeda, dah gitu deadline nya juga mepet. Tapi karena memiliki kemauan yang kuat, meskipun tugas itu dirasa berat, tapi alhamdulillah ya terselesaikan dengan baik. Bahkan aku sempat diundang ama temen ke rumahnya untuk ngajari temen2 yang laen buat bikin program itu. Bahkan ada juga yang minta bikinin. Karena memang saat itu lagi nggak terlalu banyak kerjaan, ya udah aku terima aja tawaran itu. Pada saat mau bikin tugas program itu, kondisinya masih ada tante. Kebetulan tante sedang mengantar nenek ke rumah sakit, jadi aku disuruh jaga Rizky. Bayangkan, aku harus berkutat ama komputer untuk bikin program sembari jaga Rizky hehehe, kebayang gimana sibuknya? :D tapi alhamdulillah....kelar juga akhirnya. Dan dari itu lumayan juga dapet “sesuatu” dari temen2, ya meskipun aku nggak pernah ngarepin itu :D.

Tapi saat ini saya juga mau bahas tentang habitual yang sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia kita ini. Atau bahkan bersarang dalam kehidupan kita sendiri? Entahlah. Saya sangat menyayangkan perilaku teman-teman seperti yang saya ceritakan di atas. Kemampuan setiap orang memang tidak bisa disamakan satu sama lain. Bahkan anak kembar pun pasti memiliki perbedaan yang signifikan bila diperhatikan lebih seksama.

Sebuah kemampuan lahir dalam diri yang mempunyai jiwa yang pemberani. Coba saja perhatikan anak kecil yang tengah belajar berjalan. Jika mereka tidak memiliki jiwa pemberani, mana mungkin mereka bisa berjalan sampai saat ini? Intinya adalah usaha dan kemauan. Perilaku teman saya di atas menunjukkan bahwa ia bukanlah tipe orang yang pemberani. Bahkan untuk menunjukkan kemampuan dirinya saja ia tidak berani padahal belum berusaha untuk mencoba. Makanya SMS saya di atas mengatakan, “Cb deh siasati manajemen waktunya, pasti bs kok klo ada kemauan.” Bukankah kita masih ingat akan sebuah petikan ini? “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.”.

Saya pernah membuat artikel di sini, intinya, bisa-nya kita dalam melakukan sesuatu itu bukan hanya karena kita pintar, melainkan karena kita yakin kalau kita pasti bisa. Jika kita sudah seratus persen yakin akan kemampuan diri kita, otomatis keyakinan itulah yang akan menjadi motivator terbesar dalam diri kita. Sehingga kita mau terus berusaha disertai dengan doa.

Memang terkadang, menjadi dewasa lebih banyak menuntut kita untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya berat untuk kita jalani. Namun jika kita ikhlas dalam mengerjakannya, insya Allah tidak ada yang terasa berat dalam kehidupan ini. Dituntut untuk bersikap dan berpikir secara dewasa di usia yang masih belia memanglah tidak mudah, tapi untuk menuju ke sana, Allah pasti selalu memberi waktu dan proses yang tidak singkat. Dari proses dan waktu itulah seharusnya kita belajar. Sebab di waktu-waktu yang telah berlalu itulah banyak pengalaman yang bisa kita ambil sebagai pelajaran di waktu berikutnya. Sehingga proses itu bisa menempa diri kita menjadi sosok yang kuat, tangguh, serta berpikiran maju dan dewasa baik dari segi sikap maupun perbuatan.

Jadilah pribadi yang percaya akan kemampuan diri sendiri. Sebab Allah menciptakan manusia dengan volume otak yang sama, akal yang sama, waktu yang diberikan pun sama (tidak kurang tidak lebih). Sudah sepantasnya kita bersyukur dengan cara mempergunakan apa yang telah Allah berikan itu secara maksimal, baik, dan bertanggung jawab.

“Orang yang bisa bukanlah orang yang pintar, melainkan orang yang mau melebihkan sedikit usahanya dibanding orang lain.”

21 September 2011

Karena Kita Belahan Jiwa

Karena kita satu saudara, penuh canda dan tawa 
Karena kita saling menjaga, dalam suka dan duka 
Karena kita belahan jiwa, tempat berbagi rasa 
Karena kita saling setia, begitu selamanya 

Kutipan di atas merupakan potongan lirik lagu Sherina yang berjudul ”Curahan Segalanya” dalam albumnya yang ketiga bertajuk ”My Life”. Lagu di atas jelas sekali mengena dalam hati saya. Bagaimana tidak? 

Foto di atas lirik lagu itu adalah sebuah foto yang diambil pada saat Intan dan Azmi ada di Garut. Jadi ceritanya gini. Selepas tante meninggal, diputuskan oleh suaminya kalau dua anak tante mau dibawa ke Garut untuk tinggal bersama keluarga suaminya di sana sedangkan ayahnya mencari uang di Jakarta. Jujur pada saat keputusan itu dibuat, keluarga kami yang ada di Jakarta jelas kurang setuju karena sejak kecil mereka sudah tinggal bersama kami di sini dan tidak pernah kenal dengan kerabat ayahnya yang ada di Garut. Namun karena mempertimbangkan banyak hal, akhirnya diputuskanlah dua anak tante yang bernama Intan (8th) dan Azmi (5th) dibawa ke Garut untuk tinggal dan sekolah di sana. 

Singkat cerita, selama mereka di Garut, kami hampir setiap hari berkomunikasi via ponsel. Apa sajalah yang kami ceritakan. Tentang sekolahnya, makan pakai apa, dan sedang apa. Intinya kami sangat rindu pada mereka. Suatu ketika, pada saat ayah mereka hendak pulang kampung ke Garut, saya pun menitipkan beberapa keperluan mereka seperti susu, pasta gigi, sikat gigi, dll. Nah, salah satu yang kami titipkan untuk mereka adalah foto yang terpajang di atas. Itupun mendadak saya ambil malam hari sebelum keesokan paginya ayahnya berangkat ke Garut. Malam itu berpose bersama, malam itu juga langsung dicetak dan dimasukkan tas ayahnya. 

Tadinya saya ingin mengikutsertakan pula ibu dan nenek saya, namun mereka tidak mau, akhirnya hanya saya, adik, sepupu, dan tiga orang anak tante yang berpose. Meskipun demikian, tapi saya berharap semoga Azmi dan Intan bisa melepas rasa rindu mereka pada kami yang ada di Jakarta dengan menatap foto itu. 

Tapiii.......tak lama setelah itu, ternyata Intan dan Azmi diputuskan oleh keluarga untuk kembali lagi ke Jakarta, karena ada satu dan lain hal yang mengharuskan mereka kembali lagi dan tinggal bersama kami lagi di sini. Alhamdulillah ya, sesuatu banget :D Tapi foto di atas tetap menjadi sebuah kenangan tersendiri buat kami, dan foto itu kini terpajang di bufet rumah kami.... 

Postingan ini diikutsertakan dalam Photo Blogging Kontes oleh HotCoklat.com – Secangkir Coklat Hangat Setiap Hari

15 September 2011

Ketika "Bocah Mungilku" Berusia Dua Tahun

Happy Milad Rizky sayang!!!! Selamat ya nak di usianya yang ke dua tahun ini. Semoga selalu diberi keberkahan oleh Allah. Diberi kesehatan, keselamatan, dan keceriaan. Semoga semakin pintar dan cerdas ya sayang. Nggak rewel lagi dan selalu bahagia. Bisa menjadi anak yang berbakti pada keluarga, bangsa, dan agama. Semoga apa yang dicita-citakan dapat terkabul. Amiin.......

Tanggal 14 September 2011 kemarin adalah hari ulang tahun Rizky. Dua tahun sudah aku menjalani hari bersama dengan Rizky. Suka dan duka selalu menyelimuti hari-hari kami, namun hal itu akan selalu menjadi kenangan tersendiri buat kami. Selepas kepergian almh. Tante enam bulan yang lalu, Rizky sudah kuanggap seperti anakku sendiri. Entah bagaimana aku menjelaskan pada mereka tentang status baruku ini. Namun senang rasanya selama enam bulan terakhir ini aku bisa menjadi seorang bunda untuknya. Merawat dan menjaganya adalah suatu hal yang tak ternilai harganya. Rasanya sangat tidak ingin untuk tidak menyaksikan tumbuh kembangnya dari waktu ke waktu.

Seperti tadi pagi, Sebelum berangkat kerja aku sempatkan mencuci piring. Setelah itu merendam pakaian, membuatkan Rizky susu memandikannya, memotong kukunya, bermain sebentar bersamanya, mentaturnya, setelah itu siap-siap untuk berangkat kerja. Hampir setiap moment bersamanya selalu aku abadikan dalam jepretan kamera. Mudah2an hal ini bisa membuat sebuah kenangan tersendiri untuk Bocah Mungilku, Rizky.
















































Catatan Bunda :

1. Sejak enam bulan yang lalu, Rizky udah bisa pegang botol susu sendiri
2. Udah bisa bilang macem2, diantaranya : mama, ayah, teteh, abang ami, nenek, uwa, dll.
3. Kalo manggil bundanya gini : nda!!! padahal kalo disuruh ngeja : bun-da, bisa. tapi kalo disuruh panggil bunda tetep aja "nda" :D
4. Kalo minta nyalain tv bilangnya : "ala pipi" (nyala tipi)
5. kalo minta susu gini : awalnya minta bunda nemenin bobo, pokoknya harus bobo, sehaus apapun dia, intinya harus bobo dulu di kasur ama bunda, baru minta susu.
6. Kalo nyebut uang itu "ndit"
7. Paling suka ama film Cubeez, Teletubbies, Shaun The Sheep (dia menyebutnya kodok ngorek), Chuggington (dia menyebutnya kereta koko), dan film2 animasi lainnya yg ada di MNCTV
8. Kalo maenannya di pegang orang pasti dia bilang "nya dede" (punya dede)
9. Paling suka ngeliat mobil atau kereta
10. Kalo denger lagu atau musik pasti goyang
11. Paling bisa deh niruin lagu Maher Zein. tapi dia nyebut insya Allah dengan "ica awwoh" :D

mungkin segitu dulu cerita tentang Rizky. kalo mau dibahas lagi masih banyak sebenernya, tapi bundanya udah capek euy, dilanjut kapan2 aja deh :D

Sekali lagi selamat buat Rizky-ku sayang, semoga selalu disayang oleh semua orang :D