Usiaku beranjak 22 tahun, namun di usiaku saat ini, aku sudah bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ‘ibu’. Hmmm…bagaimana tidak? Dirumah, aku mempunyai sepupu kecil bernama Muhammad Rizky. Usianya sudah memasuki satu tahun tepat pada tanggal 14 September 2010 kemarin. Sosoknya yang lucu dan imut membuatku selalu gemas dibuatnya. Aku membiasakan dirinya memanggilku dengan sebutan ‘Bunda’. Mengapa?
Ya, Kiki, biasa ia disebut, memiliki empat orang kakak. Kakak pertamanya sudah SMA. Kedua kakaknya masih duduk dibangku SD, sedangkan kakaknya yang satu masih berusia pra sekolah. Setiap pagi ibunya selalu repot mengurusi kedua kakaknya yang hendak berangkat sekolah. Maka dari itu, Kiki selalu bersamaku setiap pagi sebelum aku berangkat ke kantor.
Ketika ia bangun dari tidurnya, keseringan ia langsung bersamaku, disamping aku juga mengerjakan pekerjaanku yang lain. Ia kusuapi, kumandikan, lalu setelah itu kutidurkan kembali. Baru setelah itu aku mempersiapkan diri untuk berangkat kerja.
Entah mengapa akhir-akhir ini Kiki begitu lengket denganku. Saking dekatnya denganku, bila kakak-kakaknya tengah bermanja-manja denganku, spontan ia segera menangis sambil merangkak kearahku. Bahkan herannya, bila ia tengah bersamaku, ia tak mau pindah pada siapapun termasuk ke pangkuan ibunya. Aneh. Ya memang aneh, tapi aku juga tak tahu mengapa. Ketika ia tengah diam sambil bermain, lalu tiba-tiba ia melihatku melintas dihadapnya maka ia pun segera tertawa sambil meninggalkan mainannya dan langsung merangkak kearahku.
Saking dekatnya aku dengannya, sampai2 mau sholat pun rasanya sangat sulit jika ia tak bisa lengah dari hadapanku. Jika aku tengah sholat ataupun baca qur'an, ia maunya selalu denganku. Mengacak-acak sajadahku ataupun membolak balikkan lembaran qur'an yang tengah kubaca. Repotnya lagi, kalau aku ingin melanjutkan tulisanku di komputer, pasti ia menghampiriku ke kamar dan menekan-nekan keyboard semaunya, alhasil tulisanku acak-acakkan dan yang ada kumatikan kembali komputernya lalu aku bercengkrama lagi dengannya.
Saking dekatnya aku dengannya juga, bahkan tidurpun maunya bersamaku. Padahal ia belum lepas ASI. Seperti semalam contohnya, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, sudah waktunya ia untuk tidur, namun ia tetap tidak mau tidur bersama ibunya dan memilih untuk tetap di gendonganku. Lalu setelah itu aku siasati untuk tetap bersamanya kala ia tengah menyusu dengan ibunya sampai ia lengah kemudian aku kembali ke kamarku untuk tidur.
Saking dekatnya aku dengannya juga, bahkan tidurpun maunya bersamaku. Padahal ia belum lepas ASI. Seperti semalam contohnya, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, sudah waktunya ia untuk tidur, namun ia tetap tidak mau tidur bersama ibunya dan memilih untuk tetap di gendonganku. Lalu setelah itu aku siasati untuk tetap bersamanya kala ia tengah menyusu dengan ibunya sampai ia lengah kemudian aku kembali ke kamarku untuk tidur.
Namun selang beberapa menit aku mendengar tangisnya memecah. Tiba-tiba salah satu kakaknya membawanya kepadaku. Oh God!!! Aku sungguh tak percaya ia lebih memilih tidur denganku ketimbang ibunya. Lalu setelah itu aku pun menggendongnya sambil bershalawat menidurkannya. Namun ia tak mau juga tidur, bahkan sampai tubuhku lelah dan mulai mengantuk. Alhasil, dengan jurus jituku akhirnya ia tidur juga. Setelah kurasa ia sudah lelap, kuletakkan ia disamping ibunya yang sudah tertidur lalu setelah itu kutinggalkan ia dan kembali ke kamar.
Hah!! Suka duka menjadi seorang ibu telah aku rasakan. Bahkan rasa rindu yang teramat sangat kala kujauh darinya begitu menghantam di jiwa. Rasanya ingin segera pulang kerumah untuk bisa melihat senyum manisnya menyambut kedatanganku. Bahkan barusan saja ibuku menelepon hanya untuk mengatakan bahwa Kiki tengah menangis memanggil-manggil namaku (teteh).
Oh Tuhan !!! rasanya aku tak sabar untuk bisa segera mempunyai anak dan menjadi seorang ibu bagi anak-anakku :D
1 komentar:
Wah...Lucu Banget dedeknya mba, Jadi Pengen Punya Baby nih Hihi
Posting Komentar