30 November 2009

Andai : Sehari Bersama Buah Hatiku


Bersama sinar sang mentari pagi, kau terbangun dari tidur malammu yang begitu nyenyak kuperhatikan. Sinaran bola matamu memancarkan kehangatan dan kelembutan, yang membuatku tak mampu banyak berkata. Ah, kaulah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan untukku. Menatap senyummu, membuatku seolah tak inginkan yang lain dalam hidupku.

Sayang, marahku bukan berarti benci, melainkan agar kau mengerti. Tidurlah dalam pelukan hangat sang surya, agar kelak kau bisa menjadi pewaris negeri sejati.

Anakku, makan yang banyak ya? Agar kelak kau tumbuh sehat dan kuat. Dapat membawa negeri ini ke peradaban yang lebih baik, sebab peradaban adalah harga mati bagi mahalnya syurga.

Jangan menangis sayang. sebab tangismu adalah pilu buatku. Tertawalah, agar kelak dunia tersenyum untukmu.

Sayang, mendekatlah, biar aku bisa mendekapmu, biar merasakan kehangatan cintaku. dan kuciumi pipimu yang lembut, agar kau mengerti betapa kasih terlimpah untukmu. (*

Sayang, buah hatiku, siang menjelang dan kau masih belum juga mau terpejam dalam bayang sang surya. Tidurlah, agar kudapat menatap wajah lugumu yang penuh kepolosan.

Manisku, celotehmu di siang ini tetap tak bisa membuatku jemu. Walau mataku ingin sekali terpejam tuk melepas lelah, tapi tak jua bisa jika masih melihat tingkah polahmu yang terus membuatku terjaga.

Sore ini, kukembali menggendong tubuh mungilmu yang masih bersih dan suci. Kulantunkan ayat-ayat cinta, sembari menunggu sang surya bersembunyi dibalik senja. Ah,, indahnya…

Hei, lihatlah sayang. Senja telah berganti malam, dan kau pun telah kembali ke alam bawah sadarmu. Tidurlah dalam pelukan sinar sang rembulan karena esok masih terus setia menantimu. Kaupun akan selalu menjadi rembulan dilangit hatiku dan mutiara terindah dikedalaman jiwaku, sebab hadirmu, adalah penantian panjang buatku. Tidurlah nak, kau kan selalu ada dalam mimpiku...

*) Intervensi dari salah seorang sahabat

NZ - Sarah

Tidak ada komentar: