13 November 2009

Tips Mengelola Keuangan Yang Baik dan Benar


Bagi para karyawan/pegawai/pengusaha/ibu rumah tangga/pengangguran sekalipun, pasti ada masanya kalian mempunyai uang atau sebutlah penghasilan. Ya, untuk mengelolanya bisa dikatakan susah-susah gampang. Kenapa? Dikatakan mudah jika uang yang kita terima masih dalam jumlah yang cukup. Tapi bisa masuk kategori susah apabila uang yang kita pegang sudah sangat-sangat limit alias pas-pasan. Pokoknya harus cukup sampai akhir bulan sebelum menerima penghasilan di bulan berikutnya. Apalagi kalau sampai gali lubang tutup lubang or pinjam sana sini. Pusing lagi deh mikirin bagaimana balikinnya. :D


Nah, disini saya akan coba memberikan tips bagaimana baiknya mengelola keuangan, baik untuk mereka yang masih single atau yang sudah menikah.

1. Buat List Pemasukan dan Pengeluaran (Kelompok Prioritas)

Sebelum kita menerima uang hasil jerih payah kita (gaji) or dari misua (red: suami, bagi yang sudah menjadi seorang isteri :D), usahakan untuk membuat list pengeluaran dan pemasukan. Maksudnya begini, buat list pemasukan penghasilan kita setiap bulannya, dan buat list pengeluarannya juga dari uang tersebut. Seperti di pos-pos kan begitu. Misal, buat zakat berapa, buat sedekah berapa, buat ditabung berapa, buat ongkos pergi kerja sebulan berapa, buat belanja bulanan berapa, buat bayar asuransi berapa, buat ngasih ortu berapa, buat biaya lain-lain berapa, buat biaya anak berapa, buat A, buat B, buat C, dst. Oia, biaya untuk pulsa HP sebulan juga perlu diperhitungkan tuh. Jangan sampai uang kita habis buat beli pulsa saja lantaran dirumah tidak ada internet, terus bisa online di HP. Boros pulsa juga tuh. Nah, semua itu di list berdasarkan prioritas dan disesuaikan dengan kebutuhan. Tapi ingat! Jangan sampai besar pasak dari pada tiang ya? Artinya jangan sampai pengeluaran lebih besar daripada pemasukan.

2. Lakukan Sesuai Rencana/List Yang Telah Dibuat

Setelah membuat list pemasukan dan pengeluaran, yang selanjutnya dilakukan adalah mengorganisir hal itu. Maksudnya, ketika uang sudah ditangan, jangan lantas buru-buru dipakai untuk sesuatu yang tidak penting. Pakai uang tersebut sesuai dengan list yang kita buat. Segera kelompokkan atau pos-pos kan uang tersebut sesuai dengan tempatnya. Misal, uang untuk yang ditabung sekian. Maka segera pisahkan uang itu. Uang untuk ongkos sebulan sekian, pisahkan pula uangnya. Ada baiknya uang untuk ongkos ini dipecahkan menjadi uang receh ribuan or dua ribuan or lima ratusan. Gunanya agar memudahkan kita jika ingin membayar ongkos. Dan baiknya dipisahkan di tempat terpisah, misal dompet ongkos berbeda dengan dompet uang biasa. Uang untuk belanja bulanan berapa, pisahkan juga, jangan sampai lupa. Nah, jika kita sudah mengelompokan uang tersebut sesuai pos nya, ingat-ingat lagi, ada yang terlupa tidak? Jika tidak, maka uang lebih dari penghasilan kita (uang yang tidak dikelompokkan), itu menjadi uang harian kita. Misal untuk jajan kue or apa gitu. Dan ingat! Jangan sekali-kali pakai uang yang sudah dikelompokan itu untuk keperluan lain. Misal uang ongkos dipakai untuk beli kue. Kan gak ada relasinya tuh. Jadi kalaupun kita mau pakai uang ongkos untuk membeli suatu barang, anggap bahwa kita meminjam uang tersebut dan sepatutnya kita mengembalikan uang yang tadi kita gunakan pada posisinya, dengan uang harian kita. Paham kan maksudnya?? :)

3. Siapkan Uang Tak Terduga

Ada kalanya kita tak selalu sehat. Ada kalanya keperluan yang tak terduga datang menghampiri di sela hari-hari kita. Untuk mengatasi hal itu, kita disunahkan menyiapkan sejumlah uang yang kalau menurut bahasa saya, itu adalah uang tak terduga. Nah, uang tak terduga ini diambil dari uang harian kita. Misal, penghasilan kita rata-rata dua juta rupiah perbulan. Uang yang telah masuk kategori kelompok prioritas hanya satu juta tiga ratus rupiah saja. Nah, kan ada lebihnya yaitu tujuh ratus ribu rupiah yang kita sebut sebagai uang harian kita. Sisihkanlah sekitar 43% nya atau sekitar tiga ratus ribu rupiah untuk uang tak terduga. Tak perlu ditabung, cukup disimpan saja dalam dompet, tetapi di tempat yang tersembunyi, sehingga kita tak selalu melihat uang itu yang khawatirnya bisa merubah pikiran kita untuk menggunakan uang itu untuk keperluan yang tak penting dan tak direncanakan. Namun jika dalam sebulan uang itu tak terpakai, ada baiknya uang itu ditabung dibulan berikutnya.

4. List Juga Daftar Belanja Bulanan

Sebagai seorang wanita, saya terkadang sangat berhati-hati dalam menggunakan uang. Bukan berarti pelit, melainkan cenderung kepada sikap hemat. Termasuk jika ingin membelanjakan keperluan bulanan. Baik untuk pribadi maupun keluarga. List lah barang-barang yang dibutuhkan sebelum kita membelinya. Jangan sampai kita kebingungan ketika sudah berada di supermarket yang pada akhirnya kita membeli sesuatu yang tidak kita butuhkan. Sebagai seorang wanita yang masih single, saya juga mengalami hal itu pastinya. Melihat barang A, mau. Melihat barang B, ingin. Melihat barang C, barang D, dst. Ya begitulah wanita. Maka dari itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, membuat daftar belanjaan sangatlah diperlukan. Ingat ya, belilah barang-barang yang dibutuhkan, bukan sekedar yang diinginkan. Bukan berarti kita tidak boleh membeli baju baru atau apapun yang serba baru. Tapi apakah membeli itu semua harus setiap bulan? Kan tidak.

5. Hematlah Dalam Penggunaan Uang

Ini adalah hal yang paling mendasar dan sangat penting. Penyebab utama gagalnya seseorang dalam mengelola keuangan pribadi atau keluarganya adalah adanya sifat boros. Dia tidak pernah merencanakan uang yang ia terima dan mengelolanya untuk apa saja. Pikirnya, disaat ia menerima uang maka yang ada dalam benaknya adalah bagaimana caranya menghabiskan uang itu untuk sesuatu yang ia inginkan. Yang tanpa ia sadari bahwa apa yang ia inginkan belum tentu ia butuhkan. Klimaksnya, ketika tanggal belum memasuki usia mudanya, dan bulan belum berganti ke bulan berikutnya, dia sudah kebingungan sendiri lantaran uang yang ia punya sudah habis. Untuk apa saja? Terkadang orang seperti ini juga lupa untuk apa saja ia belanjakan uangnya sampai pada akhirnya ia sadar bahwa uangnya telah habis dan apa-apa saja yang telah ia belanjakan tidaklah ia butuhkan, melainkan hanya menuruti hawa nafsu belakanya saja. Na’udzubillah.

Intinya, sebanyak apapun uang yang kita terima setiap bulannya, bukan berarti kita boleh menggunakannya secara tidak bertanggung jawab. Ingat! Uang yang kita terima itu adalah amanah yang tidak kita sadari adanya. Sebab kita sudah menganggap bahwa itu adalah uang kita dan kita berhak menggunakannya sekehendak kita. Dan kita juga harus sadar bahwa di setiap rupiah uang kita, ada hak orang lain disana. Maksudnya jangan lupa zakat dan sedekah.

Satu pesan saya:
Kecukupan akan rizki yang kita miliki bukan terletak dari banyak atau sedikitnya rizki yang kita terima, melainkan seberapa mampu kita mempergunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat dan berguna, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. :)


Sekian dari saya
Salam ….
NUZA – nurlailazahra
:)


4 komentar:

mygadget-s mengatakan...

saya pintar mengelola uang bu, tetapi yang dikelola ini yang gak ada... hehehe.. btw nice tips

ahmadi mengatakan...

akan lebih terpetakan lagi jika kita menggunakan uang sesuai kebutuhan dan kondisinya yang dapat kita bagi menjadi empat kuadran:)

Sarah mengatakan...

@Ahmadi: Boleh tahu empat kuadran itu apa saja???

pqcms mengatakan...

hm.... susah jg ngontrol keuangan.. mending cari asisten aja ah nanti.. insya allah he..he..