Hidup, mati, rezeki, dan jodoh, merupakan sebuah misteri Allah yang
tidak akan pernah dapat kita duga sebelumnya. Keempat hal itu merupakan hak
prerogative yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. Kita sebagai hamba, tidak
berhak ikut campur dalam menentukan keempat hal itu. Tugas kita sebagai seorang
hamba, hanya berikhtiar sekuat tenaga agar hidup yang kita miliki bisa
bermanfaat bagi sesama, bisa mempunyai usia yang berkah, dan selalu diberi
kesehatan olehNya. Kematian pun demikian adanya. Agar kematian kita nantinya
bisa bernilai husnul khotimah, maka kita harus senantiasa mengisi hari-hari
kita dengan terus mendekatkan diri padaNya.
Sebagaimana hidup dan mati, jodoh juga merupakan salah satu misteri
Allah yang sama sekali kita buta dalam mengetahuinya. Kita memang tidak pernah
tahu siapa jodoh kita nantinya, tapi kita selalu memiliki kesempatan untuk bisa
mendapatkan jodoh terbaik dariNya, yaitu dengan terus memperbaiki diri kita
hari demi hari. Jodoh kita memang sudah ditentukan oleh Allah sejak kita dalam
kandungan, namun jodoh bukanlah sesuatu yang tidak dapat dirubah selagi kita
mau merubahnya. Tentunya ke arah yang lebih baik. Wanita baik-baik, tentu akan
mendapat pria yang baik-baik pula, begitupun sebaliknya. Maka dari itu,
memperbaiki diri hari demi hari juga merupakan sebuah upaya untuk memperbaiki
jodoh kita nantinya.
Sama halnya seperti hidup, mati, dan jodoh, rezeki juga tak kalah
misteriusnya dengan ketiga hal tadi. Ia merupakan sesuatu yang berhak kita
dapatkan apabila kita menjalankan tugas kita sebagai hamba dengan baik. Rezeki
tidak hanya berbentuk harta semata, namun kesehatan dan rasa syukur juga
merupakan sebuah rezeki yang tiada taranya. Suami yang setia, anak-anak yang
shalihah, pekerjaan yang mapan, rasa aman dan nyaman dalam hidup, juga
merupakan sebuah rezeki yang patut kita syukuri.
Rezeki memang mistreri, namun kita bisa menjemputnya dengan cara yang
diridhoi olehNya. Bila berbicara tentang harta maupun penghasilan, maka
seberapa kecil atau besarnya rezeki yang kita dapati dari Allah, letak
keberkahannya adalah pada rasa syukur yang senantiasa mengalir dari mulut kita
setiap rezeki hadir dalam hidup kita. Sedangkan rasa cukup, akan lahir seiring
dengan syukur yang kita haturkan padaNya.
Saat Allah masih belum memberikan kita rezeki sebesar apa yang orang
lain dapatkan, mungkin saja Allah masih melapangkan waktu kita untuk bisa lebih
lama bersama keluarga, melakukan hal-hal yang kita sukai yang tentunya
bermanfaat untuk kita dan orang banyak, atau hal-hal lain yang belum kita
sadari keberadaan dan manfaatnya.
Ingatlah bahwa Allah tidak pernah tidur dalam mengurus dan memberi
rezeki pada setiap hambaNya. Rezeki tidak akan pernah salah pintu selagi kita
mau menjemputnya dengan cara yang halal, lagi diridhoi olehNya.
1 komentar:
true story,bermanfaat sekali artikelnya,sukses ya :)
Posting Komentar