19 Desember 2014

Allah Beri Kemudahan Mengurus Piatu-Piatu Itu

Tadi pagi, saya mengambil raport adik sepupu saya, Intan, yang juga anak ketiga dari almarhumah Tante saya. Saya senang sekali karena menurut laporan dari wali kelasnya, Intan ini merupakan anak yang bertanggung jawab di kelasnya. Semester kemarin, saat bersamaan dengan kenaikan kelas, ia meraih juara dua di kelasnya. Saya yang sengaja izin dari kantor untuk mengambil raportnya sekaligus menyaksikan pentas seni di sekolahnya, merasa sangat bahagia dan bangga karena saat diumumkan oleh wali kelasnya, ia mendapat juara dua di kelasnya dan naik ke panggung untuk menerima piala. Hati saya bergitu terharu kala itu. Ibunya di barzakh sana juga pasti bangga dan bahagia melihat anaknya berprestasi seperti itu. Dan kali ini ia juga lagi-lagi masih mampu mempertahankan peringkat duanya di kelas. Masya Allah, saya sungguh bangga padanya.

Begitu juga dengan Intan, Tiar, anak kedua almh. Tante juga menyabet peringkat sepuluh besar di kelasnya. Lebih tepatnya lagi, peringkat sembilan yang ia raih. Masya Allah lagi-lagi saya mesti berucap syukur pada Allah Swt. Sama halnya seperti kedua kakaknya, Azmi, anak keempat almh. Tante juga nilai UASnya Alhamdulillah bagus-bagus dan memuaskan. Rasanya tidak sia-sia pengorbanan selama beberapa pekan ini dalam menggemblengnya belajar setiap hari menjelang UAS. Riski juga membuat saya bangga saat mengambil raportnya hari Rabu lalu. Wali kelasnya bilang kalau tingkah laku Riski sudah baik, dan rasa tanggung jawab di kelas maupun di sekolah juga besar. Apalagi yang membuat saya bahagia dan terharu, ia tak pernah segan-segan untuk meminta maaf, baik pada guru maupun teman-temannya, jika ia memang berbuat salah, atau tidak sengaja melakukan kesalahan.

Meskipun ada beberapa hal yang menjadi catatan penting untuk saya terkait perilaku Riski di sekolah, namun hal tadi telah menjadi nilai plus saya untuk Riski. Biar bagaimanapun, memang tidak mudah menyuruh anak-anak untuk merubah tingkah polahnya menjadi anak yang baik dan penurut, terkadang bila dia lupa atau khilaf, ada saja hal-hal yang membuat ia berkata atau melakukan sesuatu di luar hal-hal yang kita ajarkan. Namun saya berpikir, wajar apabila anak-anak berlaku demikian, sebab saya pun juga terkadang masih sering khilaf dan sering memberi toleransi pada diri sendiri. Namun yang terpenting yang harus kita berikan dan tanamkan dalam diri anak-anak kita adalah benteng atau penjagaan yang kuat yang bisa membawa mereka kembali ke jalur yang benar, saat langkah mereka sudah sedikit keluar dari garis yang kita arahkan.

Penjagaan itu adalah keimanan dan akhlakul karimah yang harus sering kita tanamkan dalam diri mereka. Memperkenalkan hal-hal mendasar terkait ketauhidan, keimanan, kesabaran, kedisiplinan, yang juga harus dimengerti oleh para orang tua agar lebih mampu mengajarkan dan menerapkan pada anak-anak. Memperkenalkan rasa ‘kecewa’ pada mereka sejak dini juga cukup penting untuk meningkatkan rasa sabar mereka. Misalnya saja jika mereka menginginkan sesuatu, mereka harus tetap berusaha dengan giat untuk dapat memperolehnya, dan bukan dengan jalan instan seperti yang diperkenalkan tokoh Doraemon pada Nobita. Jika hasilnya tidak sesuai harapan mereka, maka ajarkanlah untuk menerima bentuk ‘kekecewaan’ itu dengan cara yang bijaksana, yang bisa membuat mereka jadi termotivasi kembali untuk tidak mudah putus asa dan mau berusaha kembali.

Juga ada kalanya sesuatu yang mereka inginkan tidak bisa segera mereka dapatkan karena faktor keadaan. Orang tua yang belum mempunyai cukup rejeki, atau karena hujan, atau karena kendala yang lain, dapat kita arahkan rasa kecewanya itu menjadi energi positif untuk membentuk karakter mereka menjadi karakter yang penyabar dan penerima keadaan yang baik.

Untuk itu, rasanya patut saya haturkan beribu-ribu rasa syukur saya pada Ilahi, karena Ia telah mengabulkan setiap doa saya untuk mempermudah mendidik dan membina anak-anak piatu itu. Alhamdulillah juga, Tiar dan Intan sudah belajar untuk menutup aurat mereka dengan hijab syar’i sesuai dengan ajaran dan perintah dari agama kami, Islam. Ihdinasshiroothol mustaqim, Semoga ke depannya, Allah senantiasa terus menguatkan saya untuk dimudahkan membina dan membimbing mereka ke jalan yang lurus, jalan yang Allah Swt ridhoi. Aamiin.





dari atas ke bawah: Tiar, Intan, Azmi, Riski
(semoga jadi anak-anak yang shalih dan shalihah, ya, sayang....)
I'm so proud of you....

Tidak ada komentar: