Jika bicara tentang kekanak-kenakan,
mungkin kita akan langsung berpikir tentang sifat anak-anak yang masih sangat
polos. Berbicara apa adanya dan melakukan hal apapun tanpa harus berfikir
apakah hal tersebut baik atau buruk, bahaya atau tidak baginya, atau bagi orang
lain. Padahal sebenarnya, sifat kekanak-kanakan dengan sifat anak-anak itu jelas
jauh berbeda.
Sifat kebanyakan anak-anak yang tadi
saya sebutkan di atas, adalah sifat asli seorang anak yang masih polos dan
belum banyak berpikir apapun tentang kehidupan ini. Pikirannya masih belum
memiliki beban apapun dan yang ada di pikirannya hanyalah apa yang mereka
senangi dan mereka ingini.
Sementara sifat kekanak-kanakan merupakan sifat seorang dewasa yang tidak memiliki kebersihan jiwa. Apabila mereka sudah membersihkan jiwanya dengan berbagai macam ibadah wajib dan sunah, mereka kembali mengotori dan menodai jiwanya dengan segala hal yang dapat merusak keimanannya. Mengapa demikian?
Seperti yang kita ketahui, seorang anak
kecil apabila dipakaikan pakaian berwarna putih, bisa dipastikan mereka tidak
akan bisa menjaga pakaiannya itu tetap bersih dalam waktu yang cukup lama. Bisa
mungkin mereka berguling-guling di lantai, bermain tanah, dan segala macam
aktivitas yang menyebabkan pakaiannya menimbun banyak noda. Apabila sang Ibu
menggantinya dengan pakaian yang lain, pasti ia tak menghiraukan larangan
ibunya untuk tidak bermain kotor-kotoran lagi. Ia tak pernah mau berpikir
apakah kotor itu baik atau tidak, apakah pakaiannya yang kotor membuat ibunya
marah atau tidak, susah mencucinya atau tidak, yang ia pikirkan hanyalah
kesenangan dirinya saja.
Dan seperti itulah kita, saat jiwa sudah
kita bersihkan dengan berbagai ibadah namun kembali kita kotori dengan berbagai
hal yang dapat menghilangkan kesucian jiwa, itulah yang disebut
kekanak-kanakan. Ia tak pernah mau berpikir apakah kesucian jiwa itu sangat
penting atau tidak, karena yang ia pikirkan hanya kesenangannya saja. Dan apabila
selama ini kita selalu beribadah, mungkin kita bisa tengok ke dalam relung hati
yang terdalam apakah ibadah kita itu hanya sekedar pembunuh rasa takut kita
akan siksaan yang menanti apabila kita lalai menunaikannya, atau semata-mata
hanya karena Allah?
Seperti apa yang sudah di jelaskan Allah
dalam firmannya dalam QS. Al-Ankabut:45 :
Artinya:
“Bacalah
apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Seharusnya ibadah shalat kita bisa
mencegah kita berbuat keji dan munkar, namun kenapa masih banyak dari kita yang
tetap melaksanakan shalat, namun perbuatan tercela juga sering kita lakukan? Mungkin
saja shalat yang kita laksanakan bukan semata-mata karena Allah, namun karena
rasa takut kita pada dosa yang akan kita terima bila tidak menjalankannya.
Waspadalah terhadap jiwa yang kotor, karena itu
adalah modal untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
1 komentar:
semoga kita bisa senantiasa menjaga kebersihan dan kesucian ya
Posting Komentar