25 Oktober 2013

Waspada Sifat Kekanak - Kanakan

Jika bicara tentang kekanak-kenakan, mungkin kita akan langsung berpikir tentang sifat anak-anak yang masih sangat polos. Berbicara apa adanya dan melakukan hal apapun tanpa harus berfikir apakah hal tersebut baik atau buruk, bahaya atau tidak baginya, atau bagi orang lain. Padahal sebenarnya, sifat kekanak-kanakan dengan sifat anak-anak itu jelas jauh berbeda.
Sifat kebanyakan anak-anak yang tadi saya sebutkan di atas, adalah sifat asli seorang anak yang masih polos dan belum banyak berpikir apapun tentang kehidupan ini. Pikirannya masih belum memiliki beban apapun dan yang ada di pikirannya hanyalah apa yang mereka senangi dan mereka ingini.

  Sementara sifat kekanak-kanakan merupakan sifat seorang dewasa yang tidak memiliki kebersihan jiwa. Apabila mereka sudah membersihkan jiwanya dengan berbagai macam ibadah wajib dan sunah, mereka kembali mengotori dan menodai jiwanya dengan segala hal yang dapat merusak keimanannya. Mengapa demikian?
Seperti yang kita ketahui, seorang anak kecil apabila dipakaikan pakaian berwarna putih, bisa dipastikan mereka tidak akan bisa menjaga pakaiannya itu tetap bersih dalam waktu yang cukup lama. Bisa mungkin mereka berguling-guling di lantai, bermain tanah, dan segala macam aktivitas yang menyebabkan pakaiannya menimbun banyak noda. Apabila sang Ibu menggantinya dengan pakaian yang lain, pasti ia tak menghiraukan larangan ibunya untuk tidak bermain kotor-kotoran lagi. Ia tak pernah mau berpikir apakah kotor itu baik atau tidak, apakah pakaiannya yang kotor membuat ibunya marah atau tidak, susah mencucinya atau tidak, yang ia pikirkan hanyalah kesenangan dirinya saja.
Dan seperti itulah kita, saat jiwa sudah kita bersihkan dengan berbagai ibadah namun kembali kita kotori dengan berbagai hal yang dapat menghilangkan kesucian jiwa, itulah yang disebut kekanak-kanakan. Ia tak pernah mau berpikir apakah kesucian jiwa itu sangat penting atau tidak, karena yang ia pikirkan hanya kesenangannya saja. Dan apabila selama ini kita selalu beribadah, mungkin kita bisa tengok ke dalam relung hati yang terdalam apakah ibadah kita itu hanya sekedar pembunuh rasa takut kita akan siksaan yang menanti apabila kita lalai menunaikannya, atau semata-mata hanya karena Allah?
Seperti apa yang sudah di jelaskan Allah dalam firmannya dalam QS. Al-Ankabut:45 :

Artinya:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Seharusnya ibadah shalat kita bisa mencegah kita berbuat keji dan munkar, namun kenapa masih banyak dari kita yang tetap melaksanakan shalat, namun perbuatan tercela juga sering kita lakukan? Mungkin saja shalat yang kita laksanakan bukan semata-mata karena Allah, namun karena rasa takut kita pada dosa yang akan kita terima bila tidak menjalankannya.

    Waspadalah terhadap jiwa yang kotor, karena itu adalah modal untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

1 komentar:

Lidya Fitrian mengatakan...

semoga kita bisa senantiasa menjaga kebersihan dan kesucian ya