18 Maret 2010

Surat Seorang Gadis Kepada Ayahnya


oleh Isa Alamsyah
Sumber : Bisa!4 The Most Inspiring Group

Belum sempat John meletakkan tas kerjanya sepulang ke rumah, matanya tertegun melihat sebuah surat tergeletak di atas meja. Di sebuah amplop tertulis "Untuk ayah tersayang"

Setelah belasan tahun menjadi single parent, baru kali ini ada surat untuknya dari Lucy, anak gadisnya. Ada apa?

Kalimat pertama pada surat itu sudah mengguncang hatinya;

”Ayah tersayang, jika ayah membaca surat ini maka aku sudah tidak ada di rumah.”

Sekalipun berat John melanjutkan bacaan kata demi kata.



”Ayah, aku telah menemukan pria yang akan mendampingiku selamanya. Memang buat orang lain dia sudah terlalu tua, tapi bagiku pria berusia 45 tahun masih tetap muda.

"Dia sangat energik ayah, kalau ayah mengenal lebih dekat dengannya pasti ayah juga akan menyukainya. Ayah jangan terkecoh dengan tato di seluruh tubuhnya atau janggut dan brewoknya yang panjang atau puluhan tindik di telinga dan hidungnya, karena jauh di dalam hatinya ia adalah orang baik.



”Ia sangat sayang padaku, dan juga ayah dari anak di dalam kandunganku. Istrinya tidak keberatan aku mendampinginya, karena istrinya sudah sibuk mengurus anaknya yang banyak. Oh iya, ayah tidak usah khawatir tentang kehidupanku. Ia menguasai penjualan ekstasi di kota, jadi uang sama sekali bukan masalah buat kehidupan kami. Aku tahu ia sudah mengidap HIV sejak lama, tapi katanya dalam beberapa tahun ke depan obat penyakit AIDS akan ditemukan jadi aku tidak perlu khawatir bukan?

”Ayah jangan bersedih karena aku bahagia. Usiaku sudah 18 tahun ayah, jadi aku bisa memutuskan yang terbaik untuk hidupku.”




Tanpa sadar, air mata sang ayah menetes jatuh ke lembar surat itu. Bagaimana mungkin anaknya yang lucu dan periang bisa menjadi seperti ini? Lembar pertama surat pertama baru saja selesai dibacanya.

Tangan sang ayah bergetar, berat rasanya, tapi ia membuka lembar kedua surat itu. Kali ini isinya jauh berbeda.

”Ayah sayang, Maaf, sebenarnya surat di halaman pertama tadi tidak benar-benar terjadi. Aku hanya ingin menggambarkan betapa kemungkinan terburuk bisa terjadi pada anak-anak gadis, dan syukurlah aku tidak demikian. Ayah bahagia bukan, kalau aku tetap bersama ayah? Ayah bahagia bukan, aku tidak menghancurkan diriku seperti itu? Tentu saja, mempunyai anak yang rapornya jelek, jauh lebih menguntungkan daripada mempunyai anak seperti itu.




”Oh iya Ayah, raporku ada di dalam tas, nilainya jelek, maaf ya. Silahkan ayah lihat, jangan lupa ditandatangani. Besok guru ingin bicara dengan ayah tentang nilai raporku, jangan marah ya. Kalau ayah tidak marah melihat nilai raporku, aku sedang bermain di rumah sebelah, aku tunggu yah? Love you Daddy.”


"Lucy..........!"
John berteriak dan lari ke rumah tetangganya, ia akan mengitik habis anaknya yang 'keterlaluan' itu.

Lega rasanya hati John. Konyol tapi melegakan. Tidak seperti kebanyakan ayah yang sedih melihat rapor anaknya yang buruk, hati John justru berbunga-bunga karena ia tidak kehilangan anaknya. Memang kali ini, keterlaluan sekali becanda anak gadisnya!

(Terinspirasi dari humor yang pernah saya dengar)

Sebenarnya Lucy hanya ingin agar ayahnya tidak marah melihat rapornya yang buruk, untuk membuat masalah rapor buruk terlihat kecil ia membuat gambaran masalah besar yang mungkin terjadi sehingga masalah yang ada jadi terlihat kecil.

Ini sebenarnya adalah seni bersyukur dan seni berkomunikasi dengan diri.

Kalau kita ingin bersyukur atas kesulitan yang kita terima maka kita sebaiknya membayangkan kesulitan lebih besar yang mungkin bisa kita alami. Dengan demikian kita bisa menghindari diri dari stres atau kegalauan yang berkepanjangan.

Masalah kekecewaan hati atau rasa tidak bersyukur biasanya tidak berhubungan dengan uang tapi lebih karena penerimaan hati. Orang yang tidak bersyukur biasanya FOKUS PADA YANG TIDAK DIPUNYAI sedangkan ORANG BERSYUKUR FOKUS PADA YANG DIMILIKI.

Kita bisa melihat anak kampung bahagia main layang layang yang 1 set berharga tidak lebih dari Rp 5000. Tapi anak orang kaya ngambek pada orang tuanya padahal baru dibelikan pesawat remore control seharga 5 juta. Kenapa? Karena anak kaya itu suka dengan yang model baru seharga 15 juta.

Ada anak kaya yang ngambek pada orang tuanya karena link internet putus satu hari karena lupa bayar bulanan, padahal ia sudah beruntung bisa mengakses internet selama 29 hari sebelumnya.




Memang apa yang dilakukan Lucy pada Ayahnya, John agak keterlaluan, tapi itu gambaran dramatis tentang bagaimana bisa membuat diri kita bersyukur apa adanya.

Sudahkan Anda bersyukur hari ini?

Bersyukurlah terhadap apa yang kita miliki dan jagalah dengan baik, karena bisa jadi suatu saat apa yang kita genggam&miliki akan pergi, diambil kembali olehNya_

Warmest regard,
Alma

2 komentar:

jayengbaya mengatakan...

mungkin perlu mempertimbangkan kembali arti apa itu bahagia, sukses, keberhasilan, dll

Rahmat Supriyanto mengatakan...

betul banget, makasih buat artikelnya aku akan selalu ingat bahwa nanti ketika aku punya anak kelak aku tidak akan memarahi krn rapornya jelek tp aku akan memberinya semangat, dan semangat, serta lebih banyak memberikan perhatian dan kasih sayang.... mendidik tidak harus dengan kekerasan... tapi akan lebih efektif dengan pendapat (nasihat) kepada anak yang dibalut dengan cinta dan kasih sayang yang tulus.

thank's ya for your article, saya kasih nilai 2 jempol dech:-)