Sore hari selepas Ashar, tiba-tiba Rizky terbangun dari tidur siangnya. Tak tahu mengapa, ia menangis sejadi-jadinya setelah bangun dari tidur itu. Ia memanggil-manggil mamanya diiringi dengan isak yang terus melantang dari mulutnya. Memang pada hari itu aku dan keluargaku berniat untuk berziarah ke makam kakek, tante, dan dede Zaenab. Namun karena terik matahari siang itu begitu menyengat sampai ke ubun-ubun, akhirnya kami memutuskan untuk berziarah ke makam pada pekan berikutnya. Lagipula Rizky juga sudah mulai tertidur pada saat matahari itu mulai menyengatkan teriknya ke seluruh penjuru kawasan Pasar Minggu.
Seribu satu jurus bujukan tetap tak bisa membuat tangisan Rizky yang semakin memecah menjadi diam. Ia masih saja memanggil-manggil mamanya ditengah isaknya yang menggelegar. Ketiga orang yang amat sangat aku kasihi itu dimakamkan di TPU Tanjung Barat. Akhirnya aku memutuskan untuk megajaknya ke makam bersama dengan salah satu Om ku yang baru saja pulang bekerja. Alhamdulillah tangisan Rizky sudah mulai reda. Tak berapa lama di sana, bahkan belum sampai aku menyelesaikan bacaan Surat Yasinku di makam kakek, tahu-tahu Rizky sudah mulai merengek minta bobo dan pulang ke rumah. Aku menurutinya. Namun sebelum pulang, aku mengajaknya untuk berdoa di makam ibu dan adik kecilnya.
Setelah berdoa dan mengajarinya untuk pamit pada mamanya, aku langsung mengajaknya pulang.
Minggu, 24 Juli 2011
Perjalanan yang melelahkan
Antara pasti dan tak pasti
Antara ada dan tiada
Semuanya buram
Semuanya abu-abu
Semuanya tak nampak jelas dihadapku
Aku menyusuri pantai yang berpasir itu
Ada yang tak biasa yang semakin dalam aku rasakan
Itu adalah hatiku
Hati yang diam-diam berbincang dengan pasir yang berbisik
Tentang perjuangan hidup, cinta, dan masa depan
Seiring dengan langkahku,
Kegamanganku tak ubahnya mencair bagai lilin
Sejenak kutatap awan yang seolah berada jiwa dengan sang laut biru
Dan itu terlihat cantik dipandanganku
Senyumku mengembang,
Pasir itu masih terus berbisik padaku
Bisik yang dapat kumengerti namun sulit aku pahami
Kutinggalkan pasir-pasir itu jauh ke depan
Melanjutkan langkahku yang semakin gamang
Dan tak tenang........
(Anyer, Minggu 24-07-2011, 18.38)
Antara pasti dan tak pasti
Antara ada dan tiada
Semuanya buram
Semuanya abu-abu
Semuanya tak nampak jelas dihadapku
Aku menyusuri pantai yang berpasir itu
Ada yang tak biasa yang semakin dalam aku rasakan
Itu adalah hatiku
Hati yang diam-diam berbincang dengan pasir yang berbisik
Tentang perjuangan hidup, cinta, dan masa depan
Seiring dengan langkahku,
Kegamanganku tak ubahnya mencair bagai lilin
Sejenak kutatap awan yang seolah berada jiwa dengan sang laut biru
Dan itu terlihat cantik dipandanganku
Senyumku mengembang,
Pasir itu masih terus berbisik padaku
Bisik yang dapat kumengerti namun sulit aku pahami
Kutinggalkan pasir-pasir itu jauh ke depan
Melanjutkan langkahku yang semakin gamang
Dan tak tenang........
(Anyer, Minggu 24-07-2011, 18.38)
5 komentar:
Rizky umur brp, bunda? aku punya ponakan, tapi meninggal. Bentar lagi 40 harinya... :(
koq gamang?? kenapa ..
sedih liat foto yg pertama. salam yah buat dede berkupluknya
@Arif Zunaidi Riu_aj : september nanti usia Rizky 2th. btw, smoga keluarga bs ikhlas ya merelakan kepergiannya. aq turut berduka
@uci cigrey : karna gak punya ongkos mbak buat pulang, hehehe. insya Allah salamnya akan disampaikan :)
aku membaca dg hati pilu....
mungkin Dija lebih beruntung ya
karena Dija sama sekali gak kenal Ibunya.
sementara Rizki... harus memendam kangen pada mamanya, aku gak tega....
Posting Komentar