20 Februari 2012

Kita Semua Punya Potensi yang Sama Untuk Sukses

Suatu hari ada seorang pemuda mendatangi seorang ustadz. Pemuda itu mengeluh atas keadaan dirinya yang tidak sempurna menurutnya. Dulu, tuturnya, ketika ia masih duduk di bangku sekolah dasar, ia selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasnya. Ketika ia memasuki usia remaja, maka kepercayaan dirinya hilang dan kini ia tidak pernah lagi menjadi juara kelas dikelasnya. Dan hal itulah yang ia ceritakan pada sang ustadz.

Ustadz itu bertanya, “Memang apa yang membuatmu tidak percaya diri?” Pemuda itu menjawab, “Ada semacam tompel di wajah saya ustadz. Dan saya malu akan hal ini” Jawab pemuda tadi sambil membuka topi yang ia kenakan dan menyingkapkan sebagian rambut yang menutupi sebagian wajahnya. Ya, memang benar. Tompel itu ada di sana, tepat berada di pipi kiri sebelah atas wajahnya.

Kemudian sang ustadz tersenyum simpul dan memberikan uang sepuluh ribuan kepadanya. “Untuk apa uang ini ustadz?” Tanya pemuda itu dengan penasaran. “Ambillah uang ini, dan pergilah ke ujung jalan sana. Di sana ada tempat untuk mencukur rambut. Cukurlah rambutmu semuanya.” Jawab sang ustadz dengan tenangnya. Tanpa berpikir panjang lagi, pemuda tadi segera bertanya, “Maksud ustadz di gundul??” Sang ustadz hanya mengangguk sambil tersenyum. “Saya malu ustadz. Kalau rambut saya digundul, nanti tompel saya akan terlihat oleh semua orang. Saya malu ustadz.” Sahut pemuda tadi sambil menunduk lesu. Sang ustadz pun akhirnya angkat bicara, “Kalau begitu, saya tidak bisa membantumu.” Suara sang ustadz begitu tegasnya. “Kenapa ustadz?” Tanya pemuda tadi, terkejut. “Saya tidak bisa membantumu, karena kamu tidak mau membantu dirimu sendiri.”

Perkataan sang ustadz tadi rupanya begitu mengena di hati pemuda itu. Tanpa pikir panjang lagi, ia pun segera mencukur rambutnya dan setelah itu ia kembali menemui sang ustadz, meskipun bisa diakui bahwa kepercayaan dirinya belum seratus persen tumbuh.

Setelah melihat pemuda tadi telah mencukur rambutnya sampai gundul, sang ustadz pun memutarkan sebuah film yang ada di laptopnya. Film itu berkisah tentang seorang pemuda juga. Namun bedanya, pemuda yang ada di film itu memiliki kekurangan fisik. Ia tak memiliki kedua lengan. Namun karena semangat dan perjuangannya, akhirnya dia bisa menunjukkan pada semua orang bahwa kekurangan yang ia miliki tidak menghalangi dia untuk meraih kesuksesan. Ia bisa menulis dan ia bisa melakukan berbagai hal layaknya orang normal pada umumnya. Namun hanya saja apa-apa yang ia lakukan bukan dengan menggunakan kedua lengannya karena memang ia tak punya itu.

Ya, kita sebagai manusia yang diberikan kesempurnaan fisik oleh Allah swt, terkadang sering melupakan hal itu. Kesempurnaan fisik yang kita peroleh adalah sebuah kelebihan yang kita miliki yang tidak dimiliki oleh mereka yang tidak sempurna fisiknya. Namun mengapa kita terlalu sering mengabaikan kelebihan itu dan lebih sering larut dalam kekurangan yang ada pada diri kita.

Kita sering menangis dan bersedih ketika teman-teman kita mempunyai sepatu baru sementara kita tidak memilikinya. Namun di sisi lain, banyak orang-orang yang menangis atau mungkin menjerit dalam hatinya karena bukan hanya sepatu baru yang tidak mereka miliki, namun kaki pun mereka tidak punya. Lalu siapa kita bila dibandingkan dengan mereka?? Kita masih memiliki tangan, kaki, dan fisik yang sempurna, sementara di bagian bumi Allah yang lain, masih banyak saudara-saudara kita yang tidak memiliki apa yang kita miliki.

Mengapa kita sering fokus pada kekurangan yang kita miliki namun lalai terhadap kelebihan yang dianugerahkan Allah untuk kita. Dan karena kita sibuk dengan kekurangan yang kita miliki, akhirnya potensi kelebihan yang ada pada diri kita pun semakin lama semakin kandas karena kita sudah terlalu lama membiarkan kelebihan itu terpuruk dalam dunianya sendiri.

Seekor burung tidak dapat mengubah arah angin, namun ia bisa mengubah arah sayapnya sehingga ia bisa terbang dengan lincah di langit sana dan bisa mengikuti kemana arah angin membawa serta dirinya. Kita pun sama selaku manusia yang diberi kelebihan akal, pikiran, dan fisik yang sempurna dari kedua makhluk lain ciptaan-Nya yaitu tumbuhan dan hewan. Kita tidak bisa merubah ketentuan dan ketetapan Allah, namun kita bisa merubah nasib kita menjadi lebih baik.

“Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak mau merubah nasibnya sendiri”

Sukses bukan hanya diukur dari banyaknya harta yang kita miliki, namun sukses juga bisa dilihat dari segi usaha kita mengendalikan hidup yang kita miliki ke arah yang lebih baik. Mulai sekarang, tanamkan keyakinan pada diri kita bahwa setiap kita adalah penting. Karena dari masing-masing kita mempunyai potensi dan kesempatan yang sama yang Allah berikan kepada seluruh hamba-Nya. Hanya tinggal kemauan kita saja, apakah akan memanfaatkan potensi yang ada, atau malah justru menyibukan diri dengan kekurangan yang kita miliki??

Minimalkan kekurangan diri, dan maksimalkanlah kelebihan diri. Sebab setiap kita, adalah PEMENANG!!!! Orang-orang yang kalah adalah mereka yang sudah merasa tidak mampu terlebih dahulu, sebelum mereka mau mencoba suatu hal. Dan orang-orang yang menang adalah mereka yang selalu yakin bahwa dirinya bisa dan yakin bahwa Allah selalu ada untuk hamba-Nya yang selalu mau berusaha.

15 komentar:

Della mengatakan...

Oh, aku juga pernah nonton video itu. Nick Vujicic, kan? :)
Iya, kadang kita terpaku pada hal-hal yang kita pikir adalah kekurangan kita, sehingga kelebihan kita malah nggak terlihat ya, Sarah :)

Fahrie Sadah mengatakan...

Terimakasih motivasinya, kita memang harus senantiasa saling mengingatkan ..^^

stupid monkey mengatakan...

benar-benar memotivasi ini, wokeh, mulai sekarang saya akan semangat ... terima kasih mba :D

Lidya Fitrian mengatakan...

setiap orang punya kekurangan dan keliebihan ya mbak. begitu pula dengan aku

Corat - Coret [Ria Nugroho] mengatakan...

Selalu percaya diri ya ^___^ mencerahkan sekali cerita kamu sarah, jujur saja aku jg kadang suka merasa gak percaya diri :)

Suciati Cristina mengatakan...

kadang suka lupa, malah konsen ke kelemahan diri sendiri :(

Follow G+ Pages R10 mengatakan...

itu sebabnya aku mencoba tidak lagi mengeluh punya uzur lemah pendengaran dan fisik lemah

aku sudah berjanji untuk mencoba memaksimalkan apa yg ada dalam diriku, misalnya kesukaanku menulis :)

aku memanfaatkan blogku untuk berbagi ilmu

HP Yitno mengatakan...

Intinya harus pandai bersyukur kan sob. Jangan hanya melihat kekurangan kita saja, tapi cobalah lihat kekurangan orang lain. Banyak yang lebih kekurangan dari kita mampu memanfaatkan kelebihannya dengan percaya diri.

HP Yitno mengatakan...

Intinya harus pandai bersyukur kan sob. Jangan hanya melihat kekurangan kita saja, tapi cobalah lihat kekurangan orang lain. Banyak yang lebih kekurangan dari kita mampu memanfaatkan kelebihannya dengan percaya diri.

Ichsan Afriadi mengatakan...

Intinya kita harus bersyukur, maka kepercayaan diri akan meningkat.
Satu keluhan akan mendatangkan keluhan lainnya, Allah telah menjanjikan "Jika kamu bersyukur, pasti akan Kuberi kamu (anugerah) lebih banyak lagi, …" {QS Ibrahim, 14 :7}

Unknown mengatakan...

ya, intinya kita sendiri harus mau usaha utk maju ya.

Si Belo mengatakan...

Astagfirullah.. apakah nay termasuk orang yang kurang bersyukur? knapa nay selalu minder!! ampuni aku ya Rabb

Annur Shah mengatakan...

Masya Alloh merinding bacanya ukhti..
salam taaruf yah ukh...

mdahan kita bisa meminimalkan kkrgan kita SEMANGKA..
SAYA SUKA KATA2nya... luar biasa membuat saya semangat ijin copas utk FB yah ukht?

Sarah mengatakan...

all : mksh :)

Annur EL- Kareem : silahkan, salam kenal kembali :)

obat herbal penyakit komplikasi mengatakan...

memang kita terlahir di dunia juga sudah terpilih menjadi orang yang sukses,,ketika beribu" sel sperma yg masuk hanyalah 1 dan akhirnya saya terlahir,,
kita harus bersukur