“Sudah
siap?” Tanya Bayu setelah aku beranjak keluar rumah sambil menjinjing tas besar
berisi pakaian. Aku hanya mengangguk. Wejangan Ibu yang mengiringi kepergianku
selalu membuatku rindu padanya. Meskipun kini telah ada Bayu di sampingku, tapi
kasih sayang Ibu tak pernah tergantikan.
Tak
perlu menunggu waktu lama untuk kami sampai di stasiun dan menaiki kereta
jurusan Yogyakarta untuk menemui orang tua Bayu. Selama satu tahun kami
menjalin hubungan, baru kali ini aku akan dipertemukan oleh calon mertuaku.
Mengenal
Bayu bukanlah hal yang biasa bagiku. Ia adalah orang pertama yang juga kuharapkan
menjadi orang terakhir untuk kucintai. Di usiaku yang hampir 30 tahun ini,
wajar bila aku menyambut cinta pertamaku dengan penuh suka cita. Selain karena
aku tidak pernah menjalin sebuah hubungan sebelumnya, kehadiran Bayu juga
sempat membuatku bertanya-tanya. Bukan tentang rasa yang tumbuh karenanya, tapi
karena wajahnya benar-benar mengingatkanku pada seseorang yang pernah ada dalam
masa laluku.
“Ada
apa?” Tanyanya suatu ketika saat aku tengah memperhatikan caranya berbicara. Aku
segera menggeleng pelan, “Tidak.”
“Apa
aku sebegitu menariknya buatmu hingga untuk berkedippun kau tidak sempat?”
Aku
hanya tertawa pelan dan mengalihkan pembicaraan. Aku jadi kembali teringat saat
setahun lalu ia mengungkapkan perasaannya padaku,
“Aku
menyukaimu, Risha…..”
Aku
terdiam saat itu. Benar-benar tak tahu harus berbuat apa atau menjawab apa. Sebab
kupikir kata-kata Bayu bukanlah sebuah pernyataan yang harus ditanggapi ataupun
sebuah pertanyaan yang harus kujawab. Aku hanya bisa diam sambil menatap
wajahnya yang sungguh tak asing buatku.
“Kenapa
diam?”
Aku
menggeleng, “Lalu apa yang harus kukatakan? Kamu ingin aku berbuat apa?”
Aku
benar-benar bingung. Pasalnya, ini adalah kali pertama seseorang menyatakan
perasaannya padaku. Di usia yang tak lagi muda ini, aku baru merasakan getaran itu.
Getaran yang mungkin banyak orang mengatakannya dengan sebutan cinta. Entahlah.
Yang pasti sejak saat itu aku membiarkan Bayu masuk dalam kehidupanku, untuk
pertama kalinya. Ya, untuk sekali ini saja kubiarkan seorang laki-laki mencuri
hatiku tanpa izin. Tidak seperti seseorang yang dulu sangat kukenal. Yang hanya
bisa membuat hatiku hancur berkeping-keping, namun aku masih merindukannya
sampai saat ini.
“Kita
sudah sampai.” Seru Bayu sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku yang tertidur
pulas. Aku mengikuti kemanapun langkahnya membawaku pergi, sampai tiba di
sebuah rumah yang tidak terlalu besar.
Aku
bersalaman dengan Ibu Bayu. Memeluknya erat, seperti memeluk ibuku. Tidak
berselang lama, tiba-tiba aku melihat sosok itu. Sosok yang sudah sangat
kukenal. Sosok yang begitu kurindukan. Ia yang selalu kuingat setiap kali aku
melihat Bayu. Ia……
“Risha,
kenalkan, beliau ayahku…..” Ucap Bayu sambil merangkul sosok yang ia sebut
sebagai ayah di hadapanku. Mataku berkaca. Mulutku terbuka. Spontan tanganku
menutup mulutku yang tak bisa berucap apa-apa lagi. Aku berdiri. Menatap sosok
laki-laki yang dipanggil ayah oleh Bayu. Ia…….
“Ayah???”
Panggilku parau pada sosok itu. Aku menangkap ada sebuah keterkejutan pula pada
ia yang kupanggil ayah itu. Ya, aku yakin ia pun juga mengenaliku.
Perlahan
cahaya cinta di hatiku mulai redup. Seiring dengan bergulirnya waktu, ternyata cukup
sekali saja aku mencintai Bayu. Tak ingin kedua kali, atau selamanya. Kini aku
mulai menutup hati kembali. Enggan untuk memulai, dan semakin takut untuk jatuh
cinta.
===================================
500 kata
"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."
7 komentar:
FFnya bagus banget bisa bikin penasaran dari awal terus digiring pada hal tak terduga tapi endingnya miris banget... hiks..hiks... dibuat Happy ending dong # pecinta Happy Ending ^^
Good luck ya :)
great stories :D
jadi saudara sekandung ya
yahhhh.... *sedih*
keren keren...
wooooow bagusss bangeet mba :)
Olala... endingnya bener2 mengejutkan aku...
Good luck tuk kontesnya ya?
Posting Komentar