Sudah
pukul enam lewat tiga puluh menit tapi Ryan belum juga memberi kabar. Telepon
tidak diangkat, sms pun tidak dibalas. Ryan benar-benar membuatku bingung bin
panik. Pasalnya hari ini adalah hari pernikahan kami. Dan selama pacaran, Ryan
jarang sekali tidak disiplin seperti ini. Namun kali ini ia benar-benar
membuatku kesal.
“Tari,
apa kamu sudah menghubungi Ryan? Dia harus sudah sampai sebelum pak penghulu
tiba.” Suara Ibu mengejutkanku dari luar kamar. Sementara aku yang tengah
dirias di depan cermin, masih sibuk menekan-nekan tombol ponsel demi mencari
keberadaan Ryan saat ini.
Menit
semakin berlari menuju hitungan jam. Aku sudah rapi dengan abaya putih lengkap
dengan dandanan super natural yang disukai Ryan. Tapi entah sudah berapa banyak
tisu yang kuhabiskan untuk membasuh peluh yang membasahi dahiku.
“Tari,
mana Ryan dan keluarganya? Sudah jam delapan lewat ini.” Lagi-lagi suara Ibu
membuatku semakin bingung dan cemas. Aku tak bisa menjawab apa-apa karena
memang tak ada jawaban yang bisa kuberikan. Lama kelamaan aku jadi semakin
dibuat kesal oleh Ryan. Kalau ini hanya sebuah kejutan darinya untukku, ini
sungguh-sungguh tidak lucu. Bagaimana mungkin dia masih bisa berpikiran untuk
bercanda sementara calon istrinya di sini sudah hampir mati karena menunggunya.
“Awas
saja Ryan, akan kuikat kamu di tiang tempat tidur saat malam pertama nanti.”
Gumamku pelan sambil meremas ponsel yang sedari tadi dalam genggamanku. Namun
tiba-tiba saja ponselku berbunyi, membuatku sangat terkejut dan hampir saja melemparnya.
“Halo,
Ryan…” Tembakku sesegera mungkin pada orang di seberang sana. Ocehan
selanjutnya adalah kata-kata yang aku sendiri tidak menyadari apa yang aku
katakan sebenarnya. Sampai akhirnya….
“Ryan
kecelakaan, Tari.” Begitulah suara yang kudengar dari kakak ipar Ryan. “Mobil
yang ditumpanginya bersama Mama dan Papa oleng dan menabrak pembatas jalan.
Saat ini mereka berada di rumah sakit dalam keadaan kritis.”
Aku
syok. Benar-benar syok. Menit berikutnya adalah menit-menit tersuram dalam
hidupku. Di mana aku harus menyaksikan Ryan terbaring lemah dengan luka-luka di
sekujur tubuhnya. Dan yang lebih membuat hatiku teriris, ia masih mengenakan
baju pengantin kami. Baju putih itu kini sudah penuh dengan warna merah. Noda
darah. Aku menangis sejadi-jadinya. Lemas selemas-lemasnya, sampai akhirnya
pingsan. Semuanya menjadi gelap di penglihatanku. Sayup-sayup kudengar Ibu dan
Ayahku memanggil-manggil namaku. Wajah mereka samar kulihat.
Menggoncang-goncangkan tubuhku, sampai akhirnya aku menyadari kalau ini……
“Tari,
bangun Tari!!!” Suara Ibu lagi-lagi membuatku terbangun kaget. “Sudah pukul
enam tiga puluh. Apa kamu lupa kalau hari ini kamu akan menikah? Ayo cepat
bangun!!!”
Aku
menghentikan nafasku sejenak. Alhamdulillah, ternyata semua hanya mimpi. Aku
terdiam sesaat memandang wajah Ibu. “Ryan?”
“Ryan
dan keluarganya sudah di perjalanan. Barusan dia menelepon. Ayo cepat bangun.
Bagaimana kamu ini, sudah mau menjadi istripun masih saja seperti ini. Sudah
cepat mandi sana!”
Ibu
meluyur meninggalkan kamarku. Di luar tampak orang-orang sudah sibuk dengan
urusan mereka masing-masing, sementara aku?
“Arggghhhh!!!!”
Aku berlonjak dari tempat tidur. Pukul enam tiga puluh sudah berubah tempatnya
menjadi tujuh nol nol. Satu jam lagi insya Allah Ryan sampai. Begitulah SMS nya
padaku sebelum aku mengambil handuk dan bergegas untuk mandi. Malu rasanya,
ternyata aku yang telat dalam pernikahan kami.
“Tunggu aku ya, Cinta……….”
=====================================================
500 kata
"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."
14 komentar:
Allhamdulillah cuma mimpi ya :)
ternyata dan ternyata mimpi tohh... :D
aduh..aduuuh...mau nikah malah blom mandi ya jam 7 hihihihi.
Gudlak Sarah ;)
aduh..aduuuh...mau nikah malah blom mandi ya jam 7 hihihihi.
Gudlak Sarah ;)
mendinga telat daripada gak datang sama sekali kan?
ehehhe
semoga menang
waduh.. blum mandi blum dandan :D
waduh.. blum mandi blum dandan :D
ga kebayang kalo mau nikah telat bangun, hehe :D
kunjungan malam dan kunjungan perdana...izin follow dan komentar...d tunggu juga lho, kunjungan dan komentar baliknya d
http://jagadkawula.blogspot.com/
^_^
OH YA, SUNGGUH SAYA NAKSIR SAMA BUNGANYA ...HEHE
itu bunganya cantik ya
Untung aja cuma mimpi.. padahal terlanjur mules aku baca ceritanya tadi hehehe...
BTW, goodluck utk kontesnya ya?
Aduh itu pengantin.. kok malah bangun kesiangan sih? Bukannya malah gelisah gak bisa tidur karena kepikiran terus mau menikah? hehehe... *ngaca pada pengalamanku dulu*
kunjungan siang, ikut menyimak ceritanya..
http://oldsunday.blogspot.com
bunga yang sangat iindah
Posting Komentar