Tanpa terasa, sudah lima bulan tante pergi meninggalkan aku dan keluarga. Kepergian tante, jelas meninggalkan luka yang sangat mendalam bagi kami. Tente meninggalkan tiga orang putri dan dua orang putra. Yang paling besar berusia 16 tahun dan yang paling kecil berusia 2 tahun. Bagiku dan keluarga, awalnya menurut kami sungguh tidak mudah diamanahi 5 orang anak.
Bagi nenek yang seorang isteri alm. pensiunan, bagi mamaku yang seorang wiraswasta, bagi omku yang seorang tukang ojek, dan bagiku sendiri yang berpenghasilan pas-pasan, sungguh, awalnya hal ini kami rasa akan tidak mudah untuk kami jalani. Kami saling bahu membahu menghidupi keluarga sekaligus kelima anak tante. Awalnya kami rasa itu tidak mudah. Beban semakin bertambah namun penghasilan masih tetap sama seperti dulu, bahkan berkurang karena aku sudah tidak mengajar lagi di dua rumah anak muridku.
Awalnya kami rasa itu tidak mudah. Kami harus mengurangi porsi kebutuhan kami, tidak lagi seperti dulu. Aku sendiri, harus lebih irit menggunakan uang karena kini bukan hanya kebutuhanku sendiri yang harus kupenuhi, tapi juga sebagian kebutuhan anak-anak tante.
Awalnya kami rasa semua itu tidak mudah untuk kami jalani, namun seiring berjalannya waktu, setelah 5 bulan berlalu tanpa tante, alhamdulillah semua tampak berjalan baik-baik saja. Selama 5 bulan ini, alhamdulillah Rizky masih bisa minum susu, anak-anak masih bisa makan, sekolah mereka masih terus berjalan, iuran ini itu di sekolah mereka masih bisa terlunaskan, kuliahku masih bisa berjalan dengan baik, kebutuhan setiap bulan masih bisa tercukupi, bahkan anak-anak masih bisa memiliki baju baru untuk lebaran.
Alhamdulillah selama 5 bulan berjalan tanpa tante, kehidupan kami tak berubah sedikitpun seperti apa yang kami khawatirkan di awal kepergian tante. Teman-teman selalu ada buat kami, mereka yang dermawan pun tak segan-segan membagi rejeki mereka pada kelima anak tante.
Alhamdulillah keberkahan itu sangat kami rasakan sejak kepergian tante. Bukan kami bersyukur karena tante telah tiada, tapi dengan semua keberkahan yang kami rasakan saat ini, membuat aku menarik kesimpulan, bahwa Allah tidak semata-mata mengambil tante dari kami jika kami tidak diberikan kemampuan untuk mengurus kelima anaknya. Ia memberikan ujian ini, pun juga beriringan dengan memberikan pertolongan dan kemudahan bagi kami.
Bukankah dalam ayat-Nya, bersama kesulitan itu ada kemudahan? Bukankah Allah itu selalu memberikan ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya? Maka dari itu insya Allah aku tak pernah khawatir dengan apa-apa yang telah Allah janjikan. Aku percaya bahwa Allah tak pernah ingkar janji. Dan aku harap agar keberkahan ini akan selamanya menyelimuti kehidupanku dan keluarga. Demikian juga dengan kalian ya kawan :)
Nb: banyak bersedekah, hidup akan semakin lebih mudah. Karena sedekah, adalah kunci untuk membuka pintu rizki yang tidak pernah kita duga.
5 komentar:
Allah kan memang tidak pernah tidur untuk membantu hamba-hamba-Nya yang selalu berikhtiar ^^
Alhamdulillah ya :)
@Corat - Coret [Ria Nugroho] : iya ya, alhamdulillah :) (syahrini mode : on) :D
Salam kenal juga mbak, terima kasih atas kunjungannya
Mengharukan sekali Sarah... tapi "tidak ada beban tanpa pundak", InsyaALLAH bisa ya. Semangat ;)
yes ofcourse....
Posting Komentar