29 November 2011

Gurindam Muharram Plus 33

Gurindam:

Tak perlu pelit pada sesama
Harta ditimbun tak akan berguna
Tak perlu banyak harta di rumah
Asalkan bersyukur berkahlah sudah

11 hal terbaru tentang diri dan keluarga saya:

1. Sejak dahulu kala saya sudah tinggal bersama nenek dan kakek saya.

2. Tante maupun om dan anak-anak mereka juga tinggal bersama saya di rumah nenek.

3. Walaupun kami tinggal bersama, tapi rumahnya berbeda-beda. Hanya dipisah dengan pintu dan dinding lalu ada juga yang tinggal di depan rumah. Intinya kami selalu bertemu setiap harinya.

4. Sejak meninggalnya Tante delapan bulan yang lalu, anak-anak almh. Tante masih tinggal bersama saya dan nenek di rumah.


5. Suami almh. Tante saat ini sedang sakit sehingga harus pulang kampung dulu untuk berobat. Sudah lebih dari sebulan ini anak-anak tidak bertemu dengan bapaknya. Kadang suka sedih juga karena walaupun mereka hanya ditinggal oleh ibu, tapi rasanya sudah seperti yatim piatu.

6. Selain bekerja di pagi hari, saya juga kuliah di sore harinya. Dan jika tidak ada jadwal, sepulang kerja saya mengajar privat terlebih dahulu.

7. Akhir-akhir ini sering tidur larut malam karena harus menyelesaikan tugas kampus. Hal ini pun baru bisa dilakukan setelah Rizky tidur. Tidurnya Rizky aja kadang bisa sampai jam 11 malam ke atas. Makanya sering kurang istirahat.

8. Bangun pagi, sebelum berangkat kerja biasanya sholat Subuh, nyuci piring, masak air, dan berkutat dengan segala hal tentang dapur. Setelah itu ngurusin Azmi (abangnya Rizky yang masih TK). Mandiin, memakaikan seragam dan sepatu, dan membantunya mengerjakan PR.

9. Di akhir pekan suka menggantikan nenek masak di dapur. Seringnya menguras bak mandi, mencuci pakaian, beres-beres rumah, bercengkerama dengan Rizky, pokoknya lebih beraktivitas yang berkaitan dengan kepentingan Rizky dan Azmi.

10. Keadaan di dalam rumah sedang tidak stabil. Masih banyak hal di dalam keluarga yang belum berjalan sesuai keinginan.

11. Intinya, saat ini saya sedang coba menikmati indahnya hidup sebagai ‘single parent’ atas kelima anak-anak almh. Tante.. Yaaaa….itung2 to be mother training lah.



11 resolusi saya:
1. Berharap sekali tahun depan bisa lulus kuliah dengan nilai yang membanggakan.

2. Resign dari tempat kerja yang sekarang dan mencari pekerjaan yang lebih baik. Sehingga bisa melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi.

3. Berharap sekali punya tabungan pendidikan untuk Rizky dan Azmi. Agar punya persiapan biaya saat Rizky memasuki usia sekolah dan Azmi masuk SD.

4. Berharap sekali bisa memenuhi semua kebutuhan kelima anak-anak almh. Tante. Dari mulai kebutuhan pendidikan mereka sampai sandang dan pangan mereka.

5. Berharap sekali bisa menjadi pemenang dalam sayembara cerber di Femina. (mohon doanya temans :))

6. Pingin banget membuka usaha dan menjadi seorang entrepreneur. (tapi masih bingung mau membuka usaha dalam bidang apa. Yang kepikiran sih membuat toko online.)

7. Pingin kursus menjahit atau memasak selepas lulus kuliah.

8. Walaupun sekarang sudah (agak) bisa masak, tapi pingin lebih pintar memasak. Menciptakan resep-resep baru, atau minimal mengkreasikan resep yang sudah ada. Jadi kalau nanti sudah menikah, tidak membuat malu suami di hadapan mertua, hahahaha

9. Pingin sekali punya rumah sendiri. Atau minimal rumah warisan dari keluarga (ngarep mode: on :D) karena bisa hidup mandiri dan bisa tahu seberapa kerasnya perjuangan hidup tanpa bantuan orang tua.

10. Kalau sudah punya rumah sendiri, pingin sekali mendesign rumah dengan rancangan sendiri. Memiliki dapur yang meskipun minimalis namun terkesan indah dan cantik. Intinya bisa menghias rumah sendiri dengan daya cipta dan kreasi sendiri. Ah, semoga ini dapat cepat dikabulkan Allah, amiin.

11. Pingin bisa dan mampu hidup mandiri tanpa bergantung dari orang tua maupun keluarga yang lain. Bisa menjadi orang yang lebih bermanfaat minimal untuk keluarga sendiri. Khususnya untuk kelima anak almh. Tante yang memang sangat membutuhkan kasih sayang.



11 hal yang berharap tidak akan diulangi lagi, itu artinya berharap harus berubah ke arah yang lebih baik lagi:
1. Yang pasti gak pingin kuliah di tempat yang sama (lagi), kalo masih, artinya tahun depan ga jadi lulus dong :D

2. Yang tadinya tempramental, berharap tahun ini bisa lebih sabaaaarrr……. menghadapi semuanya.

3. Yang tadinya jarang sholat tepat waktu, berharap tahun ini bisa selalu on time dalam beribadah.

4. Tidak boros dalam penggunaan uang. Mengingat sekarang tidak hanya memikirkan kebutuhan diri sendiri saja tapi juga anak-anak dan keluarga.

5. Kurangin porsi bercanda karena khawatir ada omongan-omongan yang bisa menyinggung perasaan orang lain, teman, atau keluarga.

6. Yang tadinya selalu mikir kalau kenyataan hidup ini terlalu berat untuk dijalani, tahun ini berharap bisa lebih menerima kenyataan, karena ‘kan secara tidak langsung, pengalaman hidup merupakan sebuah proses yang paling mendasar untuk membuat manusia semakin dewasa dalam berpikir dan bertindak.

7. Tidak malas berusaha mencari sesuatu yang bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga.

8. Tidak malas membaca buku, minimal untuk mencari bahan referensi dalam penulisan cerpen maupun novel yang hendak dilombakan.

9. Tidak sering menjadi pelupa. Meskipun tidak berharap bisa selalu ingat semua hal, tapi paling tidak dapat mengingat hal-hal yang sekiranya penting dan prioritas.

10. Yang dulunya tidak disiplin dalam banyak hal seperti meletakkan barang-barang tidak pada tempatnya lagi dan menejemen waktu yang kurang, berharap tahun ini bisa lebih disiplin lagi.

11. Dulu kurang maksimal dalam beribadah, tahun ini semoga bisa lebih optimal sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.



"Tulisan ini saya ikut sertakan di acara Gurindam Muharam Plus 33 yang diselenggarakan oleh Yunda Hamasah dan Lyliana Thia."


Kupendam Lara Sendiri

Aku adalah manusia
Yang punya hati dan juga rasa
Aku hanya ingin bersua
Bukan untuk mengganggu atau meminta
Kalaupun iya, itu karena aku manusia biasa
Yang miliki kekurangan dan tidak sempurna
Pintaku pun bukan materi ataupun harta
Hanya sekedar berbagi cerita atau ilmu yang berguna
Kalaulah ada aku mengganggu
Mohon maafkan salah dan khilafku
Karena sudah ke sana kemari aku menunggu
Tapi yang ditunggu tak juga tahu
Aku hanya bingung dan galau
Sebab sudah lelah mencari tahu
Namun tak juga dapat bertemu

Note:
(judul yang gak jelas :D)
Catatan galau yang terlahir karena perasaan yang terlalu sensitif. Saya adalah orang yang paling tidak bisa "dicuekin". Catatan galau ini pun hadir karena tadi pagi sempat ngirim IM ke beberapa teman yang memang belum pernah bertemu. Maksudnya hanya untuk sekedar menyapa dan bertanya. Tapi belum sempat dijawab, mereka pun satu per satu sign out tanpa meninggalkan jawaban atau paling tidak salam terlebih dahulu pada saya. Hiks....hati saya langsung sakit. Tapi berusaha untuk positif thinking aja mungkin mereka sibuk atau alasan apalah. Tapi tetap saja saya masih merasa heran, bukankah bisa sign out dg meninggalkan pesan pamit terlebih dahulu??? Misal: "Wa'alaykumussalam, alhamdulillah baik :)" Walau setelah itu sign out, saya gak masalah asal ada basa basinya sedikit. Padahal kan niat saya baik.

Udah gitu beberapa hari ini tengah dipusingkan juga dengan tugas akhir kampus. Udah ngubek2 paper dan cari referensi kesana kemari tetep aja blum dapet wangsit yang tepat. Nanya ke dosen pembimbing jg kurang paham. Salah satu jalan lain adalah bertanya dengan orang yang paham. Akhirnya buka YM deh. Berharap beberapa teman yang sekiranya menguasai hal ini sedang online sehingga bisa bertanya-tanya sedikit dengan mereka. Tapi nyatanya??? Dosen yg biasa dimintai pertolongan dan tempat saya bertanya-tanya sekarang sudah (hampir) tidak pernah online. Mau nanya sama kenalan dosen yang ada di Jogja juga sedang tidak online. Namuunnn ada salah seorang kenalan yang tampaknya mengerti dalam bidang yang ingin saya tanyakan, namun ketika saya bertanya, tak lama setelahnya ia sign out begitu saja. Hiks, sedih rasanya :'((.

Ya sudahlah kawan, saya usahakan sendiri saja. Bagi teman-teman yang blognya belum sempat saya kunjungi, mohon maaf ya. Bukan maksud hati tidak ingin bersilaturahim, tapi beberapa bulan ke depan saya memang tengah sibuk dikejar2 deadline kampus. Udah gitu ditambah ngurus Rizky dan beberapa orang kakaknya di rumah, membuat saya suka jadi kelimpungan sendiri menghadapinya. Laptop saja baru bisa dijamah setelah Rizky terlelap tidur. Kalo gak, ada saja tingkahnya yang membuat saya hrs lepas dari laptop dan mengajaknya bermain atau menemaninya menonton TV.

Tapi Insya Allah kalau sudah kelar semuanya, aktifitas ngeblog akan kembali seperti sedia kala. Ada beberapa planning juga sih. Mohon doanya ya temans :)

22 November 2011

Misteri Sebelas

Ada PR dari Mbak Ketty dan Mbak Diah. PR ini mengenai sebelas hal tentang diri saya. Langsung aja.

1. Saya paling tidak suka dengan bawang merah dan daun bawang mentah. Baunya sangat menyengat hidung. Pokoknya kalau ada makanan yang mengikutsertakan dua bahan masakan di atas, sudah dipastikan tidak akan saya makan.

2. Paling takut belajar mengendarai motor. Sudah dua kali belajar motor di tempat yang sama, dan anehnya selalu jatuh di tempat yang sama.

3. Kalau baca buku banyak milih-milihnya. Tidak bisa dikatakan hobi baca buku, karena kalau mau baca buku selalu mempertimbangkan buku itu asyik untuk dibaca atau tidak. Walaupun kata orang buku itu seru, tapi kalau menurut saya tidak, ya tetap tidak. Bukunya bisa berupa novel atau buku bacaan lainnya.


4. Salah satu hobi saya adalah nonton film. Film yang menjadi favorit saya antara lain Children of Heaven, Home alone, Darkness Falls, House of Wax, Panic Room, Fight Plan, The Thing, Celluler, The Fog, Richi Rich, Baby's Day Out, Resident Evil, Candyman, Final Destination 1-5, Scream 1-4, The Discent, The Night of The Living Dead, I Know What You did Last Summer, Urban Legend, Hollowen, Identity, Eight Legged Freaks, Christina's House, The Faculty, King Kong, Saw 1-3, Sang Murabbi, New Police Story, Full House, Winter Sonata, Petualangan Sherina, Starway to Heaven, Kangoroo Jack, Snakes in The Plane, dll.

5. Mungkin humoris. Jargonnya begini kali: “Nggak ada loe nggak rame” hahaha

6. Suka sesuatu yang romantis. Entah itu lagu, musik, sajak, prosa, puisi, atau apapun lah. Apalagi kalau lagi hujan. Hmm….perasaan jadi suka mellow sendiri.

7. Cepat terharu dengan sesuatu yang menyedihkan. Apalagi kalau menyangkut diri sendiri.

8. Selalu butuh waktu untuk sendiri. Minimal untuk merenung dan introspeksi diri. Ya ditambah mengkhayal dan berangan-angan juga boleh… :D

9. Selalu senang dengan dunia tulis menulis. Baik itu cerpen ataupun novel. Beberapa cerpen saya sudah tersebar luas di dunia maya seperti Cinta Dalam Diam, Cinta Dalam Doa, Karena Ku Ikhlas, Ketika Cinta Harus Bersabar, dan Bunga Kedua.

10. Pingin banget pintar masak biar bisa bereksperimen dengan berbagai macam resep masakan dan bisa menciptakan resep-resep baru.

11. Paling tidak suka melihat anak kecil menyanyikan lagu orang dewasa. Seperti di acara ajang pencarian bakat untuk anak-anak kecil, lagu-lagu yang dibawakan malah lagu tentang percintaan. Mau jadi apa bangsa ini kalau masih kecil saja mereka sudah dicekoki dengan lagu-lagu yang belum pantas untuk mereka. Terlebih lagi kini ada lagu “bunting duluan” yang syairnya nggggaaaaaaakkkk banget. Rasanya enek kalau tanpa sengaja mendengar lagu itu. udah gitu lagunya dinyanyikan oleh anak-anak dibawah umur yang oleh ibunya didiamkan saja, yang penting anak senang. Hadeeuuuhhh…….

Terus, ada PR pertanyaan juga dari Mbak Diah:

1. Kapan pertama kali kamu nyasar ke blog ini?
Hmm…..kapan ya? Saya lupa, hehehe yang pasti masih tahun 2011 lah

2. Apa pendapat kamu tentang ngeblog?
Ngeblog bisa menghilangkan suntuk. Selain bisa menumpahkan segala pemikiran ke sebuah media tulisan, ngeblog juga bisa menjadi ajang pencarian teman baru serta pengalaman baru dan bisa juga membentuk pola pikir.

3. Kenapa kamu suka ngeblog?
Biar saya bisa kenal orang banyak dengan segala karakter dan pola pikirnya masing-masing. Terus bisa belajar juga dari apa yang mereka tulis. Terutamanya sih karena pingin eksis aja di dunia belantara blogging :D

4. Postingan apa yang paling kamu senangi dari blog saya ini?
If You were mine, puisinya simple tapi ngena banget

5. Apa yang ingin kamu raih saat ini?
Yang pasti pingin banget lulus kuliah.

6. Pernah kopdar? Ada cerita lucu dan berkesan saat kopdar?
Kalau kopdar dengan sesama blogger belum pernah, tapi kalau kopdar dengan teman facebook pernah beberapa kali. Salah satunya dengan teman bernama Diana. Ibu guru yang satu ini adalah isteri dari teman dosen saya. Berkesan saat kopdar sih tidak ada, tapi Alhamdulillah sampai sekarang kami masih sering berkomunikasi via ponsel.

7. Kalau boleh milih, kamu lebih suka menikmati alam dimana: gunung atau pantai?
Gunung. Nggak disuruh ngasih alasan kan? :D

8. Ikut forum tentang blogger? Forum apa aja?
Tidak.

9. Tahu Kendari? Sudah pernah ke Kendari kah?
Belum pernah, tapi tahu Kendari itu salah satu provinsi di Indonesia kan? :D (iya ga sih?)

10. Kota mana di Indonesia ini yang paling berkesan buat kamu?
Kota Jakarta. Karena saya besar di sini. Dan menemukan semua kebahagiaan di kota ini.

11. Apa yang ada di kepala kamu jika melihat bintang?
Rambut. Mau melihat bintang atau tidak, tetap aja rambut senantiasa ada di kepala saya :D

Segitu aja ya 11 hal mengenai saya. Dan Alhamdulillah selesai deh mengerjakan PR nya….

Garuda Tetap di Dadaku

Kekalahan Indonesia atas Malaysia (4 – 5) tadi malam memang membuat para pendukung Garuda merasa kecewa. Pasalnya, sudah dua puluh tahun Indonesia mendambakan meraih kembali medali emas di ajang Sea Games yang baru-baru ini digelar oleh seluruh negara se Asia. Tapi menurut saya, kekalahan Indonesia tadi malam bukanlah tanpa perjuangan yang panjang dan berarti. Pada saat menyaksikan Indonesia membobol gawang Malaysia, hati saya senang bukan main. Pasalnya, saya sangat berharap Indonesia kali ini PASTI menang, walaupun memang merasa kurang yakin. Awalnya saya berpendapat, tidak perlulah menambah gol lagi asalkan bisa mempertahankan posisi 1 – 0 sampai akhir pertandingan, Indonesia pasti menang. Tapi harapan hanya tinggal harapan saat Malaysia kembali membobol gawang Indonesia. Nah, di sini saya rasa para pemain Timnas mulai terpacu untuk terus semangat mengejar kemenangan. Sampai akhirnya waktu habis dan mengalami perpanjangan waktu sampai dua kali. Bahkan hal itu pun masih belum bisa menghasilkan pemenangnya, sampai akhirnya penalty pun terpaksa dilakukan.

Meskipun Indonesia kalah dalam penalty malam tadi, tapi sebagai warga Negara Indonesia, saya tetap merasa bangga. Pasalnya setelah melihat pertandingan tadi malam, saya benar-benar yakin kalau Indonesia dan Malaysia memang sama-sama kuat. Buktinya saja sampai akhir pertandingan, kedua Negara tersebut masih tetap bisa mempertahankan nilai yang sama: 1 – 1. hal itu bukan perkara yang mudah untuk dilakukan. Paling tidak, melihat Timnas sudah bisa berjuang mempertahankan gawang mereka untuk tidak dibobol lagi oleh Malaysia merupakan sebuah usaha yang patut diacungi jempol. Apalagi sampai harus melakukan adu penalty, itu sudah menunjukkan kalau Indonesia masih tetap kuat.

Masalah Indonesia yang kalah, saya rasa itu hanya masalah usaha yang kalah maksimal dari Malaysia dan kekurang beruntungan saja. Entah apakah di dunia persepakbolaan ini mengenal Dewi Fortuna atau tidak, namun yang pasti di setiap permainan pasti ada yang menang dan yang kalah. Kalau kita bukan menjadi pihak yang menang, berarti kita adalah pihak yang kalah. Namun kalahnya kita di sini bukanlah sebagai pecundang yang harus pulang berbalik arah sambil tertunduk lesu menangisi kekalahan, tapi meskipun kita kalah, kita tetap harus kuat dan tegar, karena menang dan kalah hanyalah sebuah hasil. Tapi kemenangan yang sesungguhnya adalah usaha dan perjuangan yang telah dilakukan sebagai proses meraih hasil yang maksimal.

Terlepas dari kekalahan Indonesia tadi malam, saya masih akan tetap berkata kalau Garuda Tetap di Dadaku

note:
gambar diambil dari rumah oom Google dengan keyword "garuda di dadaku"
lalu di edit

17 November 2011

Anggaran Belanja Bulanan

Anggaran belanja bulanan bagi setiap orang merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Apalagi bagi mereka yang sudah berumah tangga dan memiliki anak. Nah kali ini saya akan coba mengikuti tantangan dari Pakdhe Cholik mengenai anggaran belanja bulanan. Dengan ketentuan yang sudah dipaparkan Pakdhe dalam blogcamp nya, saya akan coba menghitung anggaran belanja setiap bulannya. Dana di bawah ini adalah diluar dana yang harus dikeluarkan untuk simpanan (tabungan). Berikut rinciannya:


Perincian lebih detail yang perlu dijabarkan dari rincian di atas adalah sebagai berikut:

1. Tagihan listrik
Biaya listrik 2 unit AC yang low watt saya asumsikan berkisar Rp. 200.000,-, sedangkan untuk listrik lain-lain seperti kulkas, rice cooker, dispenser, tiga buah TV, komputer, laptop, atau bahkan mesin cuci, diperkirakan sebesar Rp. 100.000,-. (jumlah ini hanya perkiraan kurang lebih saja karena tagihan listrik bersifat fluktuatif).

2. Internet
Provider speedy unlimited sebesar Rp. 200.000,-.

3. Bensin
Di sini saya berasumsi kalau “si tokoh” adalah seorang pensiunan, kenapa? Karena menurut keadaan yang dijabarkan Pakdhe, anak “si tokoh” sudah pada nikah dan tinggal masing-masing dengan keluarga mereka. Otomatis “si tokoh” ini sudah berumur ya. Dan karena sudah pensiun, jadi saya berasumsi kalau “si tokoh” tidak terlalu sering menggunakan mobilnya, paling hanya untuk berjalan-jalan atau sekedar menjemput cucunya di sekolah. Jadi biaya bensin saya perkirakan sebesar Rp. 400.000,- per bulan.

4. Belanja kebutuhan sehari-hari
Biasanya aktivitas ini dilakukan di swalayan atau supermarket. Untuk lebih terperinci, saya coba menjabarkan:


*) bisa berupa obat-obatan, bumbu penyedap rasa, telur, cotton bud, dll.

5. Lauk pauk/sayur mayur/bumbu dapur setiap hari
Terkadang ada saja kebutuhan “kecil-kecil” yang kurang dan masih harus dibeli secara berkala, misalnya seperti cabai, bawang, bumbu dapur yang belum terbeli, sayur mayur, daging, atau ikan untuk makan sehari-hari. Saya asumsikan seharinya Rp. 20.000,-, jadi sebulan Rp. 600.000,-. Hal ini pun terkadang besifat fluktuatif dan tidak bisa dipastikan setiap bulannya. Jadi saya mengasumsikan dengan perkirakan rata-rata.

6. Lain-lain
Hal ini bersifat optional. Bisa juga disebut sebagai uang pegangan seperti dana untuk jalan-jalan dengan cucu, perawatan mobil, service laptop atau komputer kalau rusak, kondangan, biaya berobat, dan lain-lain yang sifatnya dadakan.

Sebagai seseorang yang sudah bekerja, secara tidak langsung setiap kebutuhan di setiap bulannya telah melatih saya untuk mengatur kondisi keuangan sedisiplin mungkin. Biasanya ketika saatnya menerima honor, saya tidak langsung mempergunakan uang itu. Saya membuat “pos-pos catatan kecil” terlebih dahulu untuk setiap keluarnya uang tersebut. Biasanya saya selalu merinci pengeluaran apa saja yang wajib saya keluarkan agar kondisi keuangan tetap stabil dan terkendali.

Ketika sudah saya rinci dalam “pos-pos catatan kecil” (termasuk daftar belanjaan apa saja yang perlu saya beli di supermarket, karena hal itu akan mempermudah saya memprioritaskan hal apa dulu yang harus saya beli, dan dapat membantu mengontrol pengeluaran berlebih), saya membagi uang honor tersebut ke beberapa pos yang telah saya catat tadi. Misal jika kebutuhan saya seperti yang Pakdhe jabarkan di blognya, maka uang honor tadi segera saya pisahkan sesuai dengan jumlah nominal yang tertera dalam pos-pos catatan kecil saya.

Kembali ke kasus yang Pakdhe jabarkan, meskipun jumlah setiap bulannya fluktuatif, sebisa mungkin saya perkirakan jumlah nominalnya dengan mempelajari pengalaman di bulan-bulan sebelumnya. Dengan cara seperti itu, biasanya setiap bulannya saya bisa selalu mengontrol pengeluaran keuangan saya. Termasuk uang yang untuk ditabung. Saya buatkan tersendiri pos untuk dana tabungan. Dan jika ada uang lebih diakhir bulan dari setiap pos yang ada, bisa diakumulasikan ke bulan berikutnya sehingga anggaran yang harus ditabung jadi bertambah.

Sebisa mungkin saya biasakan diri saya untuk membeli segala sesuatu yang bersifat prioritas terlebih dahulu dan tidak boros. Jika ada uang lebih, saya lebih suka mengalihkan uang itu ke tabungan. Kecuali jika ada keperluan lain yang lebih mendesak misalnya membeli sepatu untuk menggantikan sepatu yang rusak.

Saya pun pernah membahas tentang “pos-pos catatan kecil” saya di sini.

Artikel ini diikutsertakan pada Kuis Anggaran Belanja Bulanan di BlogCamp

14 November 2011

"Menangkap" Keseharian dengan Nikon D3000

Akhir pekan mungkin merupakan saat yang dinanti oleh setiap orang, termasuk juga saya. Karena dengan berakhir pekan, saya bisa melepaskan sejenak hiruk pikuk dunia kerja dan kuliah bersama dengan keluarga. Nah, pekan kemarin saya habiskan cukup dengan berdiam diri di rumah. Mengerjakan pekerjaan rumah sekaligus bercengkerama dengan Rizky. Tak jarang, akhir pekan juga saya gunakan untuk bereksperimen dengan berbagai macam resep masakan. Pekan kemarin saya coba membuat sayur sop, soto betawi, dan daging asam manis. Kebetulan juga akhir pekan kemarin, teman laki-laki Ulfa main ke rumah dan ia membawa kamera DSLR Nikon D3000 nya. Sengaja memang sebelumnya saya bilang pada Ulfa untuk menyuruh Mugi membawa kameranya. Dan inilah hasil jepretan saya!!! Meskipun baru belajar dan terkesan otodidak (karena pure saya belajar sendiri tanpa bantuan Mugi atau siapapun), saya cukup puas dengan hasil jepretan saya. Enjoy it!! :)




Boneka Ikan Nemo kesayangan Rizky


Piala saat saya memenangkan lomba pidato saat SMK
(sudah berdebu karena sudah lama dan jarang dibersihkan :D)





what do you think...???




koleksi tanaman milik nenek




Dan inilah kamera yang menemani saya selama akhir pekan kemarin

gambar di ambil dari oom Google

dklik aja gambarnya untuk melihat lebih besar

10 November 2011

Dear Pahlawanku – Surat Kecil Untuk Tante di Barzah

Surat kecil ini, Untukmu Tante . . .

"Tante, apa kabar? Rasanya tak pernah ada kata bosan untukku menanyakan kabarmu di sana. Meski kini kita sudah berbeda tempat, ruang, waktu, bahkan dunia, tapi aku yakin Tante akan selalu melihatku dan anak-anakmu di sini. Dan kau pun harus yakin kalau kau akan selamanya ada di hati kami. Waktu delapan bulan tidaklah cukup untuk membuat kami lupa akan hadirmu dalam kehidupan kami, meskipun itu sangat singkat. Bahkan kurasa, seumur hidup pun, apabila aku kembali mengingat kebersamaan kita dulu, air mata ini akan selalu mengalir bagai anak sungai.

"Tante, jalanan itu menjadi saksi bisu betapa rindunya aku padamu. Setiap melalui tikungan itu, aku selalu berharap bisa dapat melihatmu membawa termos es dengan perutmu yang buncit mengandung Zaenab. Setiap kali melihat mesin jahit itu, aku selalu berharap bisa melihatmu duduk di sana sambil menjahit beberapa potong pakaian. Setiap kali melihat dapur itu, aku selalu berharap kau masih mau membuatkan nasi goreng telezat untuk anak-anakmu.

"Tapi…. sayangnya Allah sudah tidak bisa lagi memberikan aku kesempatan untuk melihatmu lagi, walau hanya sedetik saja. Andai saja Ia berkenan memberikanku satu permintaan, aku pasti akan memintamu untuk dapat kembali lagi bersama aku dan anak-anakmu di sini. Tapi sayangnya, Allah sudah menutup buku kehidupanmu Tan. Meski demikian, kau ‘kan selalu ada di hati kami. Selalu Tan, selamanya.

"Tante, rasanya aku tak pernah jemu bila harus mengingat dan mengenang segala tentangmu. Tentang semua perjuangan dan pengorbananmu untuk keluargamu, terutama dalam mengurus dan menyekolahkan anak-anakmu. Maafkan aku Tan, pada saat Allah masih memberikanmu kesempatan untuk menorehkan catatan harianmu dalam buku kehidupanmu bab demi bab, aku terlalu menutup mata akan keadaan keluargamu. Kubiarkan kau berjuang sendirian demi anak-anakmu, berpacu dengan waktu dalam menyelesaikan jahitan demi untuk membeli seliter beras, atau berlari ke sana ke mari menjual es krim buatan suamimu, demi untuk menyambung hidup keluargamu, padahal aku tahu bahwa lelah itu selalu menderamu. Sering kau gadaikan rasa malumu untuk meminjam uang pada keluarga atau tetangga, aku tahu semua itu kau lakukan, semata-mata demi perjuanganmu untuk keluargamu. Jika boleh aku mengungkapkan, rasanya tak ada diantara keluarga kita yang lebih ikhlas dalam menjalani kehidupan ini, selain dirimu. Dan mungkin, karena Allah terlalu sayang padamu, sehingga ia memutuskan untuk mengambilmu dari kami karena Ia tak ingin kau lebih lelah lagi dalam menapaki hidup ini. Sekali lagi maafkan aku Tan, aku menyesal……….

"Dan kini, saat kau telah tiada, aku baru merasa kalau aku begitu menyayangimu. Aku begitu membutuhkanmu untuk mengurus anak-anakmu. Tapi sekuat apapun aku memohon pada-Nya, waktu tetap tak akan kembali dan Ia tidak akan mungkin mengembalikanmu lagi dalam kehidupan kami. Perjuanganmu sudah cukup Tan. Pengorbanan dan baktimu pada kami sudah melebihi sekedar kata mulia. Sungguh besar jasamu pada kami, dan aku tak akan pernah melupakan hal itu.

"Selepas kepergianmu, kini neneklah yang mengurus anak-anakmu yang masih kecil. Aku hanya bisa berdoa dan berharap pada Allah agar Ia selalu berkenan memberikan kesehatan padanya. Dan kau, maukah kau menyampaikan hal ini pada Allah Tan? Aku harap kau bisa menyampaikan hal ini padaNya. Tahukah kau Tante? Tak jarang kekhawatiranku menjamahi seluruh urat syarafku, apakah nenek masih sanggup bertahan sampai lima atau bahkan sepuluh tahun mendatang? Sedangkan aku, tak banyak waktu yang bisa aku luangkan untuk mengurus kelima anakmu. Neneklah yang berjuang kini Tan. Aku hanya berharap satu hal. Semoga kelak, Allah pun berkenan memberikan sedikit ruang di Surga-Nya atas semua perjuangan dan pengorbanan nenek yang tulus untukku dan kelima anakmu.

"Tante, ada satu hal yang rasanya sulit untuk aku ungkapkan secara jelas. Aku merasakan itu di sini Tan, di dalam hatiku. Tanpamu kini, aku akan berusaha untuk membantu nenek mengurus anak-anakmu. Mungkin inilah yang dinamakan jalan hidup Tan. Dan aku memang benar-benar tak punya pilihan lain selain harus membantu merawat anak-anakmu bersama nenek. Saat Allah menggunakan hak prerogatifNya untuk mengambilmu, saat itu pulalah aku merasa hanya ada satu jalan yang harus aku tempuh. Yaitu menebus rasa bersalahku untuk tetap merawat dan menyayangi anak-anakmu, dengan caraku sendiri.

"Doakan aku ya Tan, agar aku bisa tegar menghadapi semua kenyataan ini. Doa untukmu pun selalu mengalir deras di setiap waktu dan hembusan nafasku. Semoga kelak, kita dapat bertemu lagi di Surga nanti, meski mungkin waktu itu masih sangat lama dan panjang. Baik-baiklah kau di sana Tan. Salam sayang dan rindu kami yang terdalam untukmu, Kakek, dan dede Zaenab……"

Dan video ini, aku buat khusus untuk mengenang kebersamaan kita dulu...



“Postingan ini diikutsertakan dalam Kontes Dear Pahlawanku yang diselenggarakan oleh Lozz, Iyha dan Puteri

Sponsored by :

Blogcamp|LittleOstore|Tuptoday|Lozzcorner|Rumahtramoiey



note:
* gambar tikungan adalah milik pribadi. dulu semasa Tante masih ada, kami sering berpapasan di tikungan itu saat saya hendak berangkat kerja dan ia baru saja pulang mengantar anaknya sekolah sambil berjualan es krim milik suaminya.

* gambar mesin jahit dan dapur diambil dari internet. maklum, mesin jahitnya sekarang sudah dijual, sedangkan dapur asli milik tante, sekarang kelihatan berantakan karena sudah jarang ada aktivitas memasak semenjak Tante pergi

* sebagian gambar background yang ada di video diambil dari oom Google dengan keyword hujan dan rindu

7 November 2011

Jejak Masa Kecil

Pas blogwalking ke tempat Bu Dey, saya lihat di sana ada nama saya. Pas dicek ternyata benar, ada link blog saya. Wah dapet PR nih. Saya rasa PR berantai ini selain untuk mengenang nostalgia di SD, juga agar membuat para blogger yang kedapetan PR sekalian update blognya juga. Dan sepertinya Bu Dey tahu aja kalo saya lagi agak males untuk update karena beberapa alasan :D.

PR ini tentang kenangan semasa SD. Dulu saya masuk SD sekitar tahun..... (ini mikirnya lama loh, karena lupa. Bukan karena saya udah tua atau uzur, tapi karena emang hobi :D) 1994. Waktu itu pas masuk SD usia saya baru lima tahun. Kata guru TK saya, pada saat saya berusia 4 tahun, saya udah bisa mengeja kata dalam koran, jadi usia 5 th udah bisa masuk SD.

SD saya sekarang udah ditutup. Saya adalah angkatan terakhir di SD itu. Sekarang sekolahnya udah berganti menjadi SLTP. Jadi kenangan yang tersisa saat masih SD adalah memori di ingatan aja. Ya udahlah daripada berpanjang kata, mending langsung aja ngerjain PR nya. PR ini saya sambi dengan kerjaan di kantor, parah banget ya? :D

1. Guru Favorit
hmm....saya ga punya guru favorit sih. Dalam artian, hampir semua guru yang pernah mengajar saya itu menjadi idola saya semua. Dari yang namanya Bu Titi, Pak Muji, sampe Bu Sri.

2. Guru Killer
Mungkin lebih tepatnya guru yang mendidik secara tegas kali ya. Kasian ah kalo dibilang killer. Sebab saya juga seorang guru privat yang kalo ngajar suka agak ’sedikit’ tegas (sedikit ya, ga banyak kok), jadi ga setuju kalo dibilang killer :D (ngeles dikit gapapa kan? :D). Ada satu guru namanya Bu Titi. Beliau pintar matematika. Sampai suatu hari, saat saya hendak dikirim ke sebuah perlombaan matematika tingkat SD sekecamatan, setiap waktu istirahat tiba, saya ga keluar main tapi justru belajar dengan beliau. Kalo ada salah dalam pengerjaan soal latihan, pasti beliau agak dar-ting. Ya walaupun ga menang, tapi cara mengajarnya itu masih melekat dalam benak saya sampe sekarang.

3. Temen Bolos
seinget saya, saya ga pernah bolos. Itu seinget saya ya, ga tau deh kalo yang ga inget. Kan saya bilang saya pelupa :D

4. Temen berantem
temen berantem dulu pernah ada. Namanya Yuli. Dia orang Padang asli. Tapi ya namanya anak bocah, berantemnya juga gitu, masih sama-sama egois. Tapi abis itu ya baikan lagi. Duh, bicara temen berantem, saya jadi inget temen saya yang punya pohon jambu di belakang rumahnya. Di setiap kesempatan saya selalu diajaknya manjat pohon jambu itu meskipun selalu diserang semut rangrang. Tapi sayang, bulan puasa kemarin dia meninggal. Dari info yang saya dapat, katanya dia meninggal karena melahirkan.

5. Jajanan Makanan/Minuman Favorit
saya dan temen-temen biasanya beli batagor kalo ga bakwan goreng yang di atasnya dikasih saos. Hmm....nikmat. Kalo minuman biasanya es teh manis yang harganya dulu cuma gopek. Tehnya itu asli, bukan instan kayak sekarang loh. Jadi lebih sehat.

6. Jajanan Mainan Favorit
Paling maen karet yang dirangkai berbentuk tali panjang kalo ga bekel. Sekali lagi saya LUPA dulu maen apaan ajah :D (tolong jangan tanyakan mengapa, karena ku tak tahuuu...)

7. Sepatu Favorit
Dulu pernah beli sepatu merk BATA. Kuat dan tahan lama loh. Yaaa sepatu merk apa aja deh menjadi favorit saya. Yang penting bisa dipake dan ga malu-maluin (maksudnya bukan kantong kresek, meskipun bisa dipake tapi kan malu-maluin :D)

8. Tas Favorit
Pernah punya. Tas slempang bermerk Nike. Dulu tas itu hadiah dari bos ibu saya. Pada masa itu, tas yang saya punya tersebut merupakan tas yang cukup ’bermerk’ karena terkenal kuat dan tahan lama. Sampe sekarang tas itu masih sering saya pakai ke mana-mana.

alhamdulillah ya jadi sesuatu, untung ’ratu sesuatu’ ga ikut-ikutan ngerjain PR, hehehe

Karena katanya PR ini harus terus dijalankan biar ga macet, jadi PR ini saya teruskan ke :

1. Mbak Fanny
2. Mbak Ucil
3. Mbak Nadia
4. Mbak Reni
5. Teh Orin

Yang bener ya ngerjain PR nya, biar ga disetrap, hehehe