1 Juni 2009

Kedewasaan yang Tergadaikan...


Manusia hidup sudah dengan jatah usia, kadar kemampuan, dan kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Manusia dengan kadar intelektualitas dan kedewasaannya, terkadang masih belum bisa menunjukkan siapa dirinya. Kebanyakan para manusia yang mengatakan dirinya sudah dewasa, justru dirinya belumlah pantas dikatakan dewasa. Mengapa? Karena kebanyakan dari mereka belum paham apa yang dimaksud dengan kedewasaan.

Salah satu contohnya, sudah banyak kita temui para karyawan yang mengambil kuliah malam untuk meningkatkan pendidikan mereka tanpa mengganggu pekerjaan mereka. Karena saya adalah salah satu dari mereka. Tapi saya heran, bahkan sangat-sangat heran. Ketika dosen memberikan sebuah tugas pada kami, dan kebanyakan dari kami ada yang tidak bisa mengerjakannya, mereka dengan cepat menyontek / menyalin jawaban teman mereka yang sudah mengerjakan. Demi sebuah nilai, mereka rela menggadaikan kedewasaan mereka. Persis seperti anak SD. Apakah hal itu masih bisa dikatakan sebagai orang yang dewasa?

Saya kadang merasa bingung, sebenarnya apa yang dicari oleh mereka semua dengan mengambil kuliah malam? Apakah hanya mencari nilai bagus semata? Mencari ilmu yang bermanfaatkah? Atau mencari keduanya? Atau mungkin mereka hanya ingin mencari nilai bagus semata tanpa mau berusaha dengan keringatnya sendiri? Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai yang bagus secara instan. Ya, lebih tepatnya lagi, menggadaikan 'kedewasaan' mereka dengan sebuah nilai.

Padahal kalau saja mereka mau jujur bahwa mereka memang belum mengerti tugas yang diberikan, dosen pun akan mengerti dan tidak akan menghukum mereka yang belum mengerjakan. Bukankah kejujuran itu salah satu ciri orang yang dewasa? Lalu mengapa mereka dengan mudah menyingkirkan kejujuran itu sebagai alat untuk menggadaikan kedewasaan mereka? Apakah hina bagi orang-orang yang belum bisa mengerjakan tugas lantaran dia belum mengerti? Saya rasa tidak. Saya pribadi lebih senang dengan mereka yang mau menyampaikan ketidakbisaan mereka pada dosen, lalu meminta dosen untuk menjelaskan ulang kembali apa yang belum ia mengerti, barulah ia coba kerjakan tugas itu kembali. Itulah manusia dewasa. Bisa mempertahankan kedewasaan tanpa malu mengungkapkan kekurangan mereka dengan kejujuran.

Ilmu dapat, nilai dapat, dan kedewasaan pun dapat. Semua itu hanya menjadi salah satu pilihan bagi seorang anak manusia. Satu catatan dari saya, bahwa ketidakbisaaan bukanlah sebuah kehinaan bagi seseorang. Namun jika ketidakbisaan itu dibalut dengan ketidakjujuran, hinalah seseorang itu karena menggadaikan kedewasaannya. Dan sebaliknya, jika ketidakbisaan itu dibalut dengan kejujuran, maka tidak hanya kedewasaan yang ia pertahankan, namun ilmu dan nilai pun juga bisa ia dapat.

Itulah, kegagalan dan ketidakbisaan kita dalam mengerjakan sesuatu adalah kesuksesan kita yang tertunda, jika kita bisa belajar dari kegagalan dan ketidakbisaan itu lalu mengambil hikmah sesudahnya.

yang masih harus banyak belajar...
-sarah- NZ

Tidak ada komentar: