11 Juni 2009

Mengajar


Mengajar...
Ya, Itu adalah profesi pertamaku sejak aku lulus SMK 3 (tiga) tahun lalu. Bahkan sebelum lulus SMK pun, aku sudah sempat mengajar privat baca iqro seorang anak kecil yang rumahnya tak jauh dari tempat tinggalku.

Awalnya malu, grogi, dan beribu perasaan lainnya yang mengawali karirku sebagai 'guru ngaji'. Sempat tidak percaya diri juga sebab latar belakangku bukanlah lulusan tsanawiyah, Aliyah, apalagi pesantren. Aku hanya membuat sebuah komitmen pada diriku sendiri bahwa aku harus menjadi seorang wanita muslimah yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya. Sejak saat itu aku mulai mengenakan jilbab.

Berbekal kemampuanku membaca Al Qur'an, disamping dulu aku juga pernah ikut TPA pada masa kanak-kanak, dan masih liqo' (ngaji) sampai sekarang, Alhamdulillah sudah tiga tahun lebih aku menjalani sebagian waktu dalam kehidupanku sebagai seorang guru ngaji.

Membosankan? Mungkin titik itu pernah aku alami, tapi itu tak berlangsung lama. Sebab melihat kemajuan murid-muridku dalam membaca iqro dan Al Qur'an dari hari ke hari, membuat bosanku hilang, dan kelelahanku pun terbayar sudah dengan kebanggaanku terhadap diriku sendiri karena sudah bisa bermanfaat bagi orang lain, seklaipun mereka hanya anak-anak kecil, yang suatu saat akan tumbuh besar dan dewasa dan akan menemukan sendiri kehidupan barunya di luar sana.

Aku senang bisa menemani pertumbuhan mereka dalam hidup, meskipun bertemu mereka paling hanya 2 atau tiga kali saja dalam sepekan.

Dulu, pernah aku mengajar 4 orang sekaligus. Lalu setelah itu keluar karena aku sudah mendapat pekerjaan yang layak, kemudian sebelum itu, aku juga pernah mengajar seorang anak SD kelas 2. Aku mengajar dia sejak dia belum sekolah dan sampai dia kini kelas 2 SD. Tapi sekarang aku sudah berhenti mengajar dia karena kesibukanku dalam pekerjaan dan juga kuliah.

Yang kini masih aku jalani adalah mengajar seorang anak laki-laki yang masih duduk di bangku SD kelas 4 dan kelas 3 di sekolah yang berbeda, rumah yang berbeda, dan jadwal mengajar yang berbeda pula. Dari masing anak-anak itu, memiliki karakter sikap yang berbeda-beda. Ada yang suka ngambek kalau lagi ga mood ngaji, ada yang maunya selalu bercanda jika sedang mengaji, ada yang nurut, ada yang ngeyel jika diberitahu, ada yang kurang ajar, dan masih banyak ada-ada lainnya yang jika aku sebutkan, tak cukup waktu ini untuk menulisnya.

Tapi yang pasti, setelah aku menjalani sebagian waktuku sebagai seorang guru privat, aku mulai menyadari bahwa tidak semua anak itu mau diperlakukan sama. Tidak semua anak itu sikapnya selalu baik terhadap gurunya. Dan lucunya, perbedaan karakter sikap mereka itu membuat aku jadi lebih belajar dalam bersikap dan menghadapi sikap mereka masing-masing.

Kalau yang sikapnya seperti ini, aku bisa menghadapi dia dengan seperti ini. Oh...kalau sikap anak ini seperti itu, aku bisa menyikapinya dengan cara yang lain pula pastinya.

Belajar...belajar...dan belajar...
Itulah yang kini masih terus aku lakukan pada setiap detik dalam kehidupanku. Mengajar, bukanlah sebuah pekerjaan lagi bagiku, tapi mengajar adalah ajang dalam proses pendewasaan diriku. Dimana, dengan mengajar aku jadi bisa lebih banyak tahu bagaimana karakteristik dari masing-masing anak muridku. Dan dengan mengajar, aku bisa belajar untuk bisa mencintai anak-anak, dan bisa belajar untuk selalu sabar dalam menghadapi anak-anak yang sikapnya selalu berubah-ubah setiap menitnya.

Dan dengan mengajar, aku bisa belajar untuk kelak, aku akan menjadi seorang ibu bagi anak-anakku. Mengajari mereka banyak hal, dengan hati yang tulus dan ikhlas.

Soooo,
Kesimpulannya adalah, dari masing-masing kita sebenarnya adalah seorang guru bagi orang lain jika kita mampu memberikan contoh yang baik pada mereka. Kakak kepada adiknya, orang tua kepada anaknya, atasan terhadap bawahannya, senior kepada juniornya, dan masih banyak lagi.

Jadilah guru bagi seisi alam ini, sehingga ilmu yang kita berikan bisa bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan, dan kita akan selalu diingat sampai kapanpun, sampai kita menutup mata.

Itulah perjalanan hidupku sebagai seorang guru, bagaimana dengan anda? Sudahkah anda menjadi guru bagi diri anda sendiri? Renungkanalah...

Tidak ada komentar: